Bab 23

10.6K 299 10
                                    

Hallo! Long time no see :D

Maaf baru update, efek mood yang lagi kayak ombak di laut jadinya pasang surut. Wwkwk

But happy reading, now!







Aku terbangun mendengar suara orang bercakap-cakap dan langsung melihat ke sampingku, tidak ada Edgar. Aku bahkan tidak tahu sejak kapan aku tertidur, mungkin karena belaian-belaian halus tangan Edgar. Akupun langsung keluar dari mobil dan mulai menyadari jika saat ini pemandangan yang terhampar didepanku adalah pemandangan yang paling menyejukkan yang pernah kulihat. Aku meregangkan tubuhku yang sedari tadi yang kaku akibat duduk tertidur. Menghirup udara pegunungan Lake District seakan aku tidak pernah menghirup udara sebelumnya.

Aku masih merentangkan kedua tanganku ketika sepasang tangan hangat menyelimuti pinggangku dan berakhir diperutku. Hembusan napasnya semakin membuat hangat seluruh tubuhku, bahkan membuatku merinding.

"Kenapa kamu gak bangunin aku sih, Gar?"

"Karena aku tahu kamu membutuhkannya, terlebih...untuk nanti malam aku akan membuatmu begadang."

Kusikut perut Edgar mendengar perkataannya yang sejujurnya tidak salah sama sekali. Aku hanya merasa malu dan sedikit risih.

"Baiklah, semoga kamu tidak tertidur ditengah-tengah kegiatan kita nanti."

Balasku yang walaupun merasa malu tetapi tidak mau kalah memprovokasi Edgar.

"Naver!"

Aku tersenyum simpul mendengar jawaban percaya diri Edgar. Akupun sejujurnya tidak meragukannya sama sekali, hanya saja situasi saat ini membuatku ingin menggodanya. Tidak salah ternyata kami memilih menghabiskan honeymoon di Lake District. Alamnya membuat kami lebih terbuka dan bebas satu sama lain. Mungkin itulah mengapa banyak pasangan yang sering berpergian untuk melakukan honeymoon, entah itu honeymoon pertama ataupun entah yang keberapa.

"Kamu masih mau kita seperti ini atau melihat room stay kita selama di sini? Aku sudah selesai mengurusnya tadi."

Aku melirik Edgar yang menaruh wajahnya dibahuku, "kuharap pilihan Anda tidak mengecewakan, Mr. Edgar Alfarizi Winoko."

"Naver, Mrs. Naila Khameilah."

***

Aku dan Edgar berjalan bergandengan menelusuri lorong di salah satu hotel bergaya khas Inggris zaman dahulu. Dari luar hotel ini terlihat seperti rumah besar yang tidak terawat dengan cat berwarna biru sedikit keabu-abuan dan ditumbuhi bunga menjalar di dinding-dindingnya. Tetapi begitu memasuki bagian dalam hotel, terlihat sekali kemewahan yang di desain dengan begitu elegan. Jika dari luar terlihat seperti bangunan rumah besar tidak terurus, maka bagian dalamnya sebaliknya. Tampak seperti tatanan rumah besar yang mewah, aku sampai dibuat terkagum-kagum di sepanjang kami berjalan menuju kamar yang dipesan Edgar.

Ah, kalau boleh rasanya aku ingin tinggal disini saja, batinku.

"Tidak, sayang. Tidak untuk yang disini, terlalu jauh dari ibu kota." ucap Edgar membuatku menatapnya heran.

"Aku tahu jika kamu sedang berpikir untuk tinggal disini, dan jawaban aku adalah tidak."

Aku terbelalak, kaget, "kamu bisa tahu?"

"Semuanya terlihat jelas diwajahmu, sama seperti waktu kita di Regen's."

Aku memberikan senyum kucingku kepada Edgar, berharap dia tidak serius memikirkannya. Lagipula aku tahu diri, akan sulit bagi kami untuk mewujudkannya. Kami terus berjalan hingga menaiki tangga dan berakhir di lantai dua hotel ini. Edgar memeriksa kunci yang diberikan resepsionis dibawah tadi ketika registrasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Destiny is You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang