12.

3.8K 309 4
                                    

“Kau adalah Nasyaku sekarang.”

Yuki menatap Stefan tak percaya? Apa yang baru saja lelaki itu katakan? ia Yuki bukan Nasya. mereka jelas adalah dua gadis yang berbeda Dan mungkin jika Nasya mendengar hal ini, gadis itu juga pasti akan berlaku sama dengan Yuki. Marah, emosi.. dan kecewa.

“Kau Nasyaku sekarang, hanya kau yang aku butuhkan sekarang Yuki.”

Stefan kembali mengulang kalimatnya, Kali ini suaranya lebih pelan. Dilain sisi Yuki terdiam, matanya terlihat memerah.

“Kau menganggapku Nasya? apa nama itu kau gunakan pada semua gadis, Stefan?”

Seperti tersambar petir, Stefan tersadar akan ucapannya. Apa yang baru saja ia lakukan? Ini semua karena perasaan bodohnya terhadap Yuki.

perasaan aneh ketika bersama gadis itu, yang membuat ia sulit berpikir dan tak mau kehilangan gadis itu. dan sekarang, karena perasaan bodoh itu pula ia harus mengeluarkan pernyataan yang bahkan tidak ia pikirkan sama sekali.

Nasya dan Yuki. ia tak pernah ingin menyamakan kedua gadis itu. Nasya, gadis sederhana yang selalu ada dikehidupannya. Stefan jelas tak bisa lepas dari gadis itu. nasya salah satu orang yang berpengaruh dalam hidupnya. Nasya adalah gadis pertama yang membuat ia nyaman.

Namun Yuki. gadis itu terlalu berbeda. dengan mata teduhnya, bahkan dapat membuat Stefan berpaling dari Nasya. Dan Stefan pun mengakui hal itu, Ia memang lebih membutuhkan senyum Yuki sekarang. Ia lebih menginginkan bersama gadis itu sekarang. Ia hanya memikirkan, dan menginginkan Yuki sekarang.

“Kau tau.. aku tak bermaksud seperti itu, Yuki.” suara Stefan kembali meninggi mencoba membuat Yuki percaya akan ucapannya. Tapi sepertinya, gadis itu sudah mempercayai presepsinya sendiri.

“Tentu, karena bukan kau yang mengatakannya. tapi hatimu yang mengatakan hal itu.” suara Yuki melemah.

Stefan tau jika Yuki berkedip sekali saja, air mata gadis itu pasti akan jatuh.

Stefan yang melihat itu tak dapat berbuat apapun. Ia ingin menatap gadis itu,memberikan kekuatan dan keyakinan, bahwa ia memang betul menginginkan gadis itu.

tapi apa... bahkan Yuki menolak melihat wajahnya.

Stefan juga ingin memeluk gadis itu, menyalurkan semua perasaannya dan mengatakan bahwa ia ingin selalu membuat gadis itu dalam dekapannya.

Tapi apa... tubuh Yuki yang menolak kehadiran Stefan bahkan terlihat jelas sekarang.

“Aku… aku memang hanya gadis aneh yang tak sengaja menyelamatkanmu, namun malah membuatmu terjebak dalam mantra aneh. A... aku memang gadis bodoh yang tak tau apa-apa tentang dirimu Stefan.”

Yuki menarik nafas singkat. ia sudah terlalu berat untuk berbicara, tapi ia tau ia harus menyelesaikan kalimatnya.

“Tapi.. aku tau siapa diriku Stefan. Sampai.. kapanpun, aku tak akan menjadi Nasya-mu maupun atau menjadi gadismu yang lain.”

***

Entah sudah keberapa kalinya Rizky menahan kesalnya pada Nina, tapi seolah buta gadis itu sama sekali tak memperdulikannya. Gadis itu terus saja melakukan kesalahan yang sama, yang jelas membuat Rizky tak tahan untuk mencekik leher gadis itu.

“Apa kau terlalu bodoh untuk menjadi seorang manusia?” kata Rizky kesal, sambil merebut paksa pedang pada tangan Nina. beberapa detik kemudian, ia sudah dengan lincahnya mengerak-gerakan benda tajam itu pada tangannya.

“Setidaknya aku tak menjadi manusia sombong sepertimu. Hentikan itu, dan lanjutkan tugasmu.” jawab Nina sambil bercakak pinggang, nafasnya terengah. mungkin karena efek bermain pedang sejak tadi.

Kiss or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang