4.

4.3K 325 3
                                    

Nasya menatap Stefan tak percaya. Apa yang Stefan katakan tadi? ciuman? apa ia meminta ciuman Nasya?

Tanpa pikir panjang, Nasya segera mendekatkan wajahnya pada Stefan. Saat bibir mereka hampir bertemu, dengan gerakan cepat Stefan mendorong tubuh Nasya menjauh.

"Kau jangan menciumku, aku butuh yuki. bukanmu Nasya."

Nasya yang kini terjatuh hanya bisa menatap stefan tak percaya? Apa yang stefan katakan tadi? Lelaki itu lebih membutuhkan Yuki, gadis aneh yang entah dari mana asal usulnya. Dibandingkan dirinya yang jelas-jelas lebih stefan butuhkan.

"Kau membutuhkan Yuki? tidak.. aku tak akan membiarkan itu stefan." bentak Nasya frustasi.

Matanya terlihat tak fokus, ia bahkan sama sekali tak melihat stefan yang kini semakin menderita.

Wajah stefan kini semakin memucat, ia bahkan tak bisa lagi mengeluarkan suara. Ia kini hanya menatap Nasya pasrah, berharap gadis itu mau membantunya.

Tapi Nasya tak bergeming, gadis itu tetap pada pendiriannya. Ia bahkan kini mulai berjalan mendekati stefan. Entah apa yang ingin ia lakukan. Sekarang tangannya sudah memegang tengkuk stefan, perlahan ia mulai kembali mendekatkan bibirnya pada Stefan.

BUK...

Untuk Keduakalinya Nasya terpelanting pada lantai. Tubuhnya mungkin terasa sakit tapi kini emosinya lebih mendominasi.

Yuki kini berdiri dihadapannya. Badan gadis sedikit gemetar, tapi Nasya dapat melihat jelas mata gadis itu berkata lain.

"Jauhkan dirimu dari Stefan. kau tak dengar, ia membutuhkanku bukan dirimu." terdengar ketegasan dalam kata-kata Yuki.

Seperti terhipnotis, Nasya hanya diam pada tempatnya. Melihat saat perlahan Yuki mendekati Stefan.

Sejenak Yuki menatap Stefan khawatir, lalu memeluk tubuh lelaki itu singkat.

Mata Nasya terbelalak saat melihat Yuki yang menautkan bibirnya pada bibir Stefan.Gadis itu bahkan membiarkan stefan melumat bibirnya.

Perlahan wajah pucat stefan tak terlihat lagi, ia juga tak merasakan sesak nafas yang berlebihan. Merasa kondisi Stefan yang sudah membaik Yuki melepas tautannya. Kini yuki membiarkan stefan meletakan kepalanya pada pangkuan gadis itu. ia tahu bahwa stefan sangat lemas saat ini. Tentu saja, Yuki kali ini datang terlambat.

"Kau... kau, berani-beraninya kau mencium Stefan. Kau tau dia putra mahkota Zafasura. Kau hanya gadis asing yang tak jelas asal usulnya yang baru dikenal stefan beberapa hari, berani menyentuh stefan seenaknya. Apa kau ingin mendapat hukuman gantung!"

teriak Nasya histeris, mata gadis itu sedikit memerah,nafasnya juga terdengar memburu.

"Sepertinya kau yang lebih pantas mendapatkan hukuman itu dibandingkan adikku." kata Nina pelan tapi tegas.

Nasya berbalik mendapati Nina sedang berdiri diujung pintu.

"Apa maksudmu?"

"Kau jelas tau, stefan membutuhkan Yuki. tapi kau tak segera memanggil adikku,bukankah itu disebut pembangkangan Nasya?" tantang Nina dengan tatapan tajamnya.

Kini Nasya hanya terdiam. Wajahnya terlihat pucat, ia tak tahu bagaimana caranya membalas serangan Nina tadi.

"Sudahlah, Nasya mungkin hanya ingin melindungiku. Sekarang kalian bisa keluar, aku butuh istirahat." kata Stefan lemah dengan tatapan tajamnya. Ia kembali menutup mata saat Nasya dan Nina beranjak keluar.

"Stefan, bisa kau pindahkan kepalamu, aku harus keluar sekarang" kata Yuki lembut.

"Bisahkan kau menemaniku disini sebentar, tubuhku masih sangat sakit."

Kiss or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang