Yuki terbangun saat cahaya matahari pagi yang menyelinap melalu celah jendela memantulkan cahaya tepat pada matanya. ia bergerak perlahan, mencoba bangun dari ranjang. Namun pergerakannya terhenti ketika menyadari sebuah tangan kini melekat erat pada perutnya. Stefan masih tertidur lelap disamping Yuki.
gadis itu perlahan tersenyum kecil, saat menyadari bahwa sejak semalam Stefan terus tertidur sambil memeluknya erat. Entah kenapa perasaan aman dan nyaman selalu bertambah setiap kali Stefan melakukan hal kecil sekalipun untuknya.
Dengan perlahan, Yuki berusaha melepaskan tautan tangan Stefan, menghindari perbuatannya dapat membuat Stefan terusik dari tidurnya.
Ia berhasil, tangan lelaki itu terlepas. Namun tanpa diduga, tangan itu kembali menarik tubuh Yuki sehingga kembali terjatuh pada ranjang. Seolah tak peduli dengan keterkejutan Yuki, stefan segera mendekap gadis itu kedalam pelukannya. Ia tak membiarkan sedikit celahpun agar Yuki dapat terlepas dari dirinya.
“Apa yang membuatmu sepagi ini sudah terbangun dari sisiku?”
“Ada sesuatu yang begitu penting yang harus aku kerjakan.”
“Apa itu, sehingga kau rela membiarkanku sendirian.”
Yuki terdiam, raut wajahnya jelas tak dapat menyembunyikan rona merah pertanda malu pada dirinya.
Sedikit rasa canggung menyelinap dalam dirinya. Entalah. pembicaraan intim dan sikap lembut pria itu sedikit membuatnya gugup. Bukan karena ia tak menginginkan hal itu, hanya saja semua itu tergolong baru dan ia butuh penyesuaian lebih terhadap perasaannya.
Setidaknya pada kerja jantungnya yang selalu memompa lebih cepat jika berada disamping Stefan.
“Bu..bukankah aku harus melakukan tugasku sekarang?”
“Tugas?”
“Ya, tugas semalam. Aku.. aku harus mendapatkan informasi dari Max.”
Yuki dapat mendengar jelas dengusan kesal yang keluar dari mulut Stefan. Dan entah bagaimana gadis itu merasa ia telah mengatakan sesuatu yang salah pada suaminya itu.
“Apa kau tak mengerti yang kukatakan semalam?”
“Aku mengerti..”
“Lalu..?”
Yuki membuat tubuhnya duduk pada ranjang, hal itu diikuti Stefan. Lelaki itu sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari Yuki. ia mengunci gadis itu dalam matanya, membuat Yuki terlihat sedikit salah tingkah.
“Berhenti bertindak aneh Stefan.”
Stefan menahan kesalnya. Apa gadis dihapannya ini terlalu polos atau terlalu bodoh. Jelas sikap Stefan dan antipatinya terhadap Max adalah wujud rasa cemburunya yang besar, lagipula semalam ia sudah dengan jelas mengatakan bahwa ia mencinta Yuki dan tak mau kehilangan gadis itu.
lalu sekarang apa, Yuki sendiri malah ingin menyerahkan dirinya pada Max, yang notabene sedang berusaha merebut segala hal yang dimiliki Stefan. Dan jelas Stefan tak mau Yuki masuk kedalam daftar itu. walaupun jelas ia tak akan membiarkan hal itu terjadi.
“Bukankah semalam kau sudah mengijinkan aku melakukan hal ini?”
“Ya, tapi tidak untuk sepagi ini. Jangan membuat aku mati cemburu karena melihatmu menghabiskan waktu seharian penuh dengan sepupu menyebalkan itu.”
“Aku tak menghabiskan waktu dengannya, aku hanya mengorek informasi seperti rencana kita Stefan.”
“Arrgghhh… menyebalkan.”
Stefan kini tampak frustasi, tangannya mengepal erat sambil sesekali menjambak kasar rambutnya sendiri. Yuki melunak. Ia sadar ini tak akan berakhir sampai Stefan mendapatkan apa yang dia mau. Perlahan tangan Yuki mengarah pada wajah Stefan.Mengusap pipi Stefan lembut, Stefan terdiam, pandanganya kembali terkunci pada sosok cantik Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss or Death
Fiksi Penggemar"A dan Mora. Kau adalah A, orang yang membutuhkan, dan Yuki adalah Mora orang yang dibutuhkan. Karena kau di hidupkan dengan darah Yuki, kau akan selalu bergantung padanya. Dalam dirimu ada darahnya, dan itu akan berlaku untuk selamanya" membutuhkan...