"sekarang katakan pada para penasihat, bahwa aku akan melakukan prosesi ketiga malam ini juga."
Pelayan itu mengangguk kecil, lalu berlalu.
Stefan yang tadi sempat memasang wajah tenangnya, kini kembali terlihat panik dan khawatir, ia kembali mengambil tempat disamping Yuki yang terbaring diranjang.
Tubuh wanitanya itu terlihat berbeda. entalah, seperti muncul beberapa bekas memar biru yang terlihat janggal. Ia meraih tangan Yuki, menggenggemanya sambil sesekali menciumnya dalam.
"Kau harus bertahan Yuki, aku tak akan membuatmu merasakan sakit ini lebih lama sayang."
"Stefan, apa benar kau akan melakukan prosesi ketiga malam ini?"
Stefan berbalik, mendapati Raja Kevin berdiri tak jauh dibelakangnya. Stefan menatap Raja Kevin singkat, lalu mengangguk mantap.
"Aku harus melakukan itu malam ini ayah. Yuki semakin parah, dan aku tak akan membuatnya merasakan sakit ini lebih lama lagi."
"Tapi bukankah Nina melarangmu untuk melakukannya sebelum mantra pengunci itu didapatkan, ini dapat membahayakan kalian."
"Tak apa jika hanya membahayakan aku, asalkan Yuki tak mengalaminya."
Stefan meraih wajah Yuki, mengecup bibir gadis itu didepan Raja Kevin. Raja Kevin sendiri tersenyum simpul. Stefan putranya, memang raja Zafasura yang sempurna.
***
Nina tersenyum puas mendapati buku itu ditangannya, ia menatap Rizky sejenak, lelaki itu juga melakukan hal yang sama disampingnya.
"Rizky bacakan mantra pengunci itu pada kami semua." ucap Nina sembari memberikan buku itu pada Rizky. Lelaki itu mengangguk kecil, lalu mengambil buku itu. Ia membuka beberapa halaman, dan menemukan apa yang ia cari disana.
"Mantra Amora tak selamanya abadi, ia bisa dilepas dan bisa disatukan untuk selama-lamanya. Pengorbanan dibutuhkan untuk kedua hal itu. Mantra pengunci dan pelepas membuatmu dapat memilih salah satu diantaranya."
"Dan Ratu meyriska memilih untuk melepaskan mantra Amora yang mengikatnya dengan ayahku." tambah Max singkat.
"Mantra pelepas dilakukan dengan pengorbanan darah. Salah seorang diantra A dan Mora harus mengorbankan nyawahnya. Ini dilakukan untuk melepas ikatan darah yang menyatukan keduanya. Seseorang berhenti bernafas, dan berhenti mengalirkan darah diseluruh tubuhnya dengan kematian. Kematian adalah kunci semua mantra pelepas."
Semuanya terdiam sesaat, tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Betapa mengerikannya mantra Amora bagi penggunanya. Sebuah awal penyelamatan dapat berakhir dengan kematian yang sia-sia.
Sama seperti Ratu Meyriska. Tapi bedanya, Pengorbanan Ratu Zafasura anggun itu tak sia-sia. Ia sempurna dalam pengorbanannya.
"Mantra pengunci, dilakukan dengan semua penyatuan. Penyatuan berdasarkan cinta.Mantra Amora adalah mantra pengikat cinta. Mantra ini sebenarnya dibuat untuk menolong sepasang kekasih yang kesulitan. Mantra ini dapat mengikat selamanya. Sebuah penyatuan abadi harus dilakukan. Bukan hanya darah yang bersatu. Tetapi nafas, kehidupan dan kesempurnaan tubuh harus bersatu."
Rizky mengakhiri penjelasannya.
"Ehm.. mantra pengunci sepertinya membutuhkan penafsiran khusus." ucap Nina serius.
"Kau benar, penyatuan tubuh secara sempurna.. apa mungkin..." Max menahan ucapannya. Ia terlihat ragu, tapi ia dapat melihat Nina menunggu jawabannya.
"Maksudku, penyatuan tubuh, seperti sepasang suami istri. Mantra Amora adalah mantra pengikat cinta, bukankah cinta sejati seharusnya seperti itu."
"Apa ini berarti sama saja dengan mereka melakukan prosesi ketiga Zafasura?" Nasya bertanya penuh selidik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss or Death
Fanfiction"A dan Mora. Kau adalah A, orang yang membutuhkan, dan Yuki adalah Mora orang yang dibutuhkan. Karena kau di hidupkan dengan darah Yuki, kau akan selalu bergantung padanya. Dalam dirimu ada darahnya, dan itu akan berlaku untuk selamanya" membutuhkan...