“Maukah kau pergi bersamaku. maukah.. maukah kau mengenalku?”
Yuki kini menatap Stefan lekat. Mencoba mencerna kata-kata lelaki itu lebih lanjut. Apa maksud perkataan stefan? Apa dia mengajak yuki karena ia membutuhkan ciuman gadis itu? jika begitu kenapa hati yuki terasa sakit? ia merasa seperti dimanfaatkan.
“Aku, bukan bermaksud memanfaatkamu. Aku hanya ingin kau mengenalku tanpa menyembunyikan apapun.”
Yuki tersenyum singkat. Stefan ternyata tak seburuk penampilannya. Lelaki itu mungkin berbicara dengan nada dingin dan terkesan angkuh, tapi yuki dapat melihat ketulusan stefan. Dan entah mengapa hal itu yang membuat ia memberanikan diri untuk mengangguk.
Stefan tersenyum singkat. Ia bernafas lega. Setidaknya yuki mau mengikutinya, dengan begitu stefan masih bisa hidup.
Lagipula, diam-diam, stefan sedikit menyukai yuki. gadis itu baik, sama seperti Nasya. Hanya saja stefan melihat sesuatu yang berbeda. sesuatu yang hanya dimiliki Yuki, bukan Nasya atau gadis manapun.
“Aku pergi. Jika kak Nina ikut bersama kita.”
Stefan mempertimbangkan syarat yang Yuki ajukan. Sepertinya tak masalah jika Nina ikut. Lagipula Nina yang membuat dirinya dan Yuki terjebak dalam masalah. Tentu stefan tak akan melepas Nina begitu saja. Bagaimanapun juga Nina harus mencari jalan keluar dari semua ini.
“Tidak masalah.”
Yuki menangguk. Dalam hati, ia sedikit merasa tegang. Entah dari mana timbul perasaan jika Stefan akan mengubah kehidupannya.
***
“Jadi, seperti apa kehidupan kalian?”
tanya stefan sambil berjalan.
Disampingnya ada Yuki dan Nina yang ikut bersamanya.“Kami adalah peramal. Setiap ada festival yang diadakan di Zafasura, kami akan pergi untuk membuat ramalan disana.”
“Apa banyak yang tertarik?”
“Tentu saja, selama ini ramalan Yuki selalu tepat. Karena itu banyak yang mengunjungi tempat kami.” jawab Nina kesal. pernyaan stefan membuatnya sedikit tersinggung.
Nina memang kurang ahli dalam meramal, ia lebih suka bermain dengan ramuan-ramuan berbau aneh. Tapi yuki. walaupun adiknya itu tipe gadis yang tak banyak bicara. Namun ramalan Yuki selalu menarik perhatian banyak orang.
“begitu. Kalau begitu apa kau bisa meramalku sekarang, yuki?” kata Stefan sambil menatap Yuki lekat. Ia bahkan sudah menampakan telapak tangannya pada Yuki. seolah dirinya sudah siap diramal gadis itu.
Disisilain Yuki terlihat sedikit kebingungan. Ia memang dapat meramal stefan sekarang. Namun tatapan stefan membuatnya sedikit gugup.
“Ramalkan percintaan ku. Ramalkan siapa yang akan mendampingiku.” kata Stefan sekali lagi.
Kali ini ia nekad menarik tangan yuki dan meletakan pada telapak tangannya. Matanya masih menatap Yuki, menunggu gadis itu memulai aksinya.
Dengan ragu Yuki mulai melakukannya. Ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Matanya tertutup rapat mencoba mencari konsentrasi. Diam-diam stefan memperhatikan Yuki. wajah gadis itu bahkan terlihat lebih cantik saat ia menutup mata.
“Mungkin ini aneh. Tapi kau tau, aku melihat bulan dan matahari. Seperti yang kita tau, bulan mendapat pantulan cahaya dari matahari. Tanpa matahari bulan tak bersinar. Bulan jelas membutuhkan matahari.”
Stefan mengerutkan keningnya bingung. Ia sama sekali tak dapat menafsirkan ramalan Yuki tadi. Apa ramalan itu seperti ini? menggunakan kata-kata berat yang penuh teka-teki sehingga membuat yang diramal penasaran dan sang peramal terlihat misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss or Death
Fiksi Penggemar"A dan Mora. Kau adalah A, orang yang membutuhkan, dan Yuki adalah Mora orang yang dibutuhkan. Karena kau di hidupkan dengan darah Yuki, kau akan selalu bergantung padanya. Dalam dirimu ada darahnya, dan itu akan berlaku untuk selamanya" membutuhkan...