"Dia ratu Zafasuraku, jadi jauhkan tangan kalian dari tubuhnya."
Nasya yang mendengar kata-kata itu mungkin bisa mengeluarkan matanya kalau saja syaraf mata gadis itu tidak berfungsi dengan baik lagi. Nyatanya reaksi itu tidak hanya ditujukan oleh Nasya, hampir semua penghuni Zafasura, memberikan reaksi yang sama.
Mereka memang tau, tak ada peraturan terikat tentang pilihan raja dalam memilih ratunya. Hanya saja mereka tak menyangka, pangeran Stefan mereka yang terkenal dingin pada semua wanita, tentunya Nasya yang mengalami pengecualian. Dapat menjatuhkan pilihannya pada seorang gadis asing, dengan penampilan aneh, yang dituduh melakukan konspirasi terhadap raja.
"Stefan.. apa kau sudah gila?" Nasya memekik keras. Ia menatap Stefan tajam. meminta penjelasan lebih lanjut dari pria dihadapannya ini.
"Apa ada yang melarangku memilih dia sebagai ratuku?" tanya Stefan dengan suara lantang.
Tangannya kini menggenggam erat tangan kecil Yuki, namun matanya dengan jelas menatap Nasya. Seolah menatang gadis itu, untuk berkata lebih.
"Bukankah kau memilihku, Stefan?" Nasya bertanya dengan suara pelan.
"Kau sudah menolakku Nasya, bahkan kau melakukannya dua kali." lirih Stefan pelan, matanya menampakan suatu kekecewaan.
Nasya menggeleng, ia bukannya tak ingin menjadi ratu Zafasura. Hanya saja, yang mengatakan ini adalah Stefan. Stefan yang ia kenal tak pernah serius dalam mengambil keputusan. Stefan yang tak pernah mengatakan suatu kepastian dalam perkataannya.
"Aku, tak mungkin melakukan hal bodoh dalam keputusan sepenting ini, Nasya." Stefan semakin memelankan suaranya. Memberikan kesan dingin dan tajam dalam dirinya.
Nasya menyerah, ia kalah. Bahkan ia kalah sebelum berperang.
Stefan berbalik, mendapati Yuki disampingnya menunduk. Entalah apa gadis itu mendengar atau bahkan mengerti pembicaraan tadi. Hanya saja gadis itu kini terlihat sangat ketakutan. Mungkin efek para prajurit yang menggotongnya masih membekas dihati gadis itu.
"Kau baik-baik saja?" tanya Stefan lembut, tangannya meraih dagu yuki. memaksa gadis itu agar menatapnya. Yuki menurut, walau jelas kini matanya tak berani beradu bersama mata Stefan.
"Stefan, apa aku ratu Zafasura?" tanya Yuki ragu, ia bahkan kesulitan menelan ludahnya.
Dari sekian banyak pembicaraan stefan dan Nasya tadi, kalimat pertama Stefanlah yang terniang ditelinga gadis itu.
Stefan tersenyum, menampakan sebuah kelembutan disana.
"Kau ingat, sejak awal aku membawamu kesini, tanpa ada niat untuk menyulitkanmu. Aku harap kau bersedia mengikuti hal ini. Ini semua aku lakukan untuk menyelamatkanmu, dari hukuman gantung yang mungkin saja ada."
"Tapi.. aku tak mungkin melakukan kejahatan, apalagi terhadapmu Stefan."
Stefan kembali tersenyum singkat, tangannya kini semakin ia eratkan pada tangan Yuki.
"Aku tau, kau bisa menjelaskannya nanti. setelah kita melakukan ini, apa kau bersedia?"
Yuki terdiam seketika. Jujur, terlalu beresiko ia melakukan hal ini.
Sejak awal ia kesini hanya untuk menolong Stefan dari penyakit aneh yang juga melibatkan dirinya. Ia bahkan tak mengenal atau mengetahui Stefan adalah calon raja Zafasura, jika saja lelaki itu tak membawanya kesini. Dan sekarang, dengan tiba-tiba, ia diminta menjadi ratu Zafasura. dimana dalam mimpipun ia bahkan tak pernah mengharapkan hal itu terjadi.
"Bukankah kau bilang. dalam buku dongengmu, seorang raja yang baik harus memiliki ratu yang baik disampingnya. Aku harap kau bersedia untuk menjadi ratu yang baik itu." kata Stefan sekali lagi, mencoba menyakinkan gadis dihadapannya yang jelas masih terlihat ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss or Death
Hayran Kurgu"A dan Mora. Kau adalah A, orang yang membutuhkan, dan Yuki adalah Mora orang yang dibutuhkan. Karena kau di hidupkan dengan darah Yuki, kau akan selalu bergantung padanya. Dalam dirimu ada darahnya, dan itu akan berlaku untuk selamanya" membutuhkan...