14.

4.2K 299 18
                                    

Yuki menatap dirinya yang tampak cantik pada pantulan cermin. Sesekali ia tersenyum kecil dengan sembruat merah yang tercetak jelas pada kedua pipinya. Kejadian kemarin seakan terlalu mustahil untuk menjadi sebuah kenyataan.

Bagaimana pertengkarannya dengan Stefan dimulai, dan ciuman lembut lelaki itu yang mengakhiri semuanya.

Yuki menunduk, menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Sejak tadi ia selalu mengingat ciuman itu. mengingat saat Stefan merangkulnya erat, dan menyatukan kedua bibir mereka. Bahkan hingga kini Yuki masih merasakan jelas bagaimana bibir suaminya itu bermain dibibirnya.

Oh Tuhan... cukup! apa ciuman Stefan berhasil membuat Yuki menjadi seorang gadis mesum?

"Apa yang kau lakukan?"

Yuki tersentak kaget. Ia berbalik mendapati Stefan sedang menatapnya bingung. Dengan cepat Yuki menormalkan posisi duduknya. Ia jelas tak mau Stefan mengetahui jalan pikirannya sejak tadi.

"A.. aku hanya menunggumu."

Stefan terdiam sesaat, matanya menatap Yuki dalam mencoba mencari penjelasan lebih dari gadis itu. tapi sepertinya Yuki tak berniat memberikan hal itu kepada Stefan, sehingga Stefan hanya menganggu kecil.

"A... aku tunggu diluar."

Stefan tersenyum kecil saat menyadari kegugupan istrinya itu. ia bahka dapat melihat jelas wajah istrinya yang tengah memerah.

"Tak perlu, bukankah kau istriku?"

pertanyaan Stefan tadi berhasil mebuat Yuki membulatkan matanya. Ia memang istri Stefan. Tapi melihat tubuh suaminya yang bertelanjang dada saat ini, dengan rambut yang basah. hanya akan membuat ia kesulitan bernafas.

Jika Stefan semakin mendekatinya saat ini, mungkin saja ia dapat mendengar detak jantung Yuki sekarang ini.

"Keringkan rambutku, Yuki."

Perlahan Stefan mulai melangkahkan kakinya mendekati Yuki yang kini terduduk kaku pada tempat tidur. Tangan gadis itu meremas kuat gaunnya, ia terlihat jelas sedang terjebak dalam kegugupannya.

Stefan kini tepat berada dihadapannya Yuki, sedetik kemudian ia sudah menunduk,memposisikan dirinya tepat berjongkok dihadapan istrinya.
Dari bawah sini ia dapat melihat jelas wajah gadis itu.

"Kau tak mau?"

"Bu... bukan begitu."

"Lalu?"

"Aku.. aku hanya..."

Yuki tersentak kaget saat merasakan tangan Stefan yang memegang jemarinya erat. Ia menatap Stefan, menemukan mata lelaki itu yang tengah menatapnya.

Yuki tau, saat ini hatinya sangat hangat. tatapan Stefan dan sentuhan lelaki memang selalu memberi efek demikian.

"Aku hanya akan mengucapnya sekali."

"Kenapa?"

"Karena aku bukan raja yang pandai merangkai kata."

"Dan tak pandai menghadapi wanita."

Yuki menambahkan membuat Stefan mengangguk kecil.

"Dengar.."

tanpa ragu sebelah tangan Stefan kini menyentuh pipi Yuki lembut, sebelah tangannya masih menggengam tangan gadis itu erat.

"Kau istriku, sekarang dan selamanya hanya kau yang berhak menyentuhku."

Yuki terdiam, ia tak tau harus berbuat apa sekarang. Ia terlalu terkejut untuk mencerna perkataan Stefan tadi. Lelaki itu jelas melontarkan pernyataan bahwa dirinya hanya milik gadis itu. lalu kenapa Yuki harus ragu? Apa mungkin karena kata cinta belum terucap sedikitpun dari mulut lelaki dihadapannya ini?

Kiss or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang