“Stefan dia kembali, dia datang Stefan!"
Stefan mengepal tangannya keras, entah apa yang dirasakan oleh lelaki itu. Rizky disampingnya mungkin merasakan hal yang sama.
Karena wajah lelaki itu juga sama kerasnya dengan Stefan.
Dilain pihak, Nasya. masih mencoba mengatur nafasnya. Mencoba menetralisir rasa terkejutannya sendiri, atas informasi yang dia sampaikan.
“Bagaimana sekarang, Stefan?” tanya Rizky menatap Stefan dalam, seolah menunggu perintah apa saja yang akan keluar dari raja Zafasura itu.
“Tentu kita harus menghadapinya. ini adalah langkah awal, kita dapat mengetahui rencanya."
Rizky mengangguk, begitupun Nasya. Walaupun gadis itu tak mengerti maksud perkataan Stefan tadi. Tapi ia dapat menangkap bahwa Stefan akan menemui orang itu. dan jelas tugasnya dari raja Kevin yang meminta Stefan menuju ruang utama kerajaan dapat ia penuhi.
“Pergilah Stefan, mereka sudah menunggumu.”
Stefan mengangguk singkat. Ia berbalik menatap Rizky, memberikan keyakinan pada pengikut setianya itu. Tak lama kedua kaki itu mulai melangkahkan kaki mereka
menuju ruang utama kerajaan.***
Yuki menatap Nina yang berada didepannya dengan bingung. Tentu saja, sejak tadi kakaknya hanya menatapnya tajam, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Mengingat tatapan Nina yang tergolong mengerikan, tentu saja berhasil membuat Yuki sedikit kesal. lebih dari itu, ia bahkan mulai merasa ketakutan sekarang.
“Hentikan itu kak, kau membuatku takut."
Yuki berusaha menutupi wajahnya, tapi dengan cepat tangan Nina menahannya.
“Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?” Yuki melenguh kesal, berusaha meminta kejelasan dari sikap Nina yang tidak jelas ini.
Dilain pihak, Nina kini memegang dagunya lalu mengusapnya perlahan. Tanda jika gadis itu sedang kebingungan atau memikirkan sesuatu.
“Kenapa tak ada bentuknya sama sekali?”
“A… apa maksudmu kak?” tanya Yuki panik, sambil berusaha menutupi bagian dadanya.
Entah apa yang ada dipikiran gadis itu.
“Hei.. jelas bukan itu maksudku! Ehmm.. yuki, apa ditubuhmu terdapat tanda berbentuk aneh?” tanya Nina penuh selidik.
Yuki terdiam, berusaha mengingat semua bentuk tanda ditubuhnya. Seketika wajahnya memerah, ia teringat Stefan. jika yang Nina pertanyakan sesuatu mengenai tanda, tentu saja Yuki hanya mempunyai satu tanda. yaitu tanda diperutnya yang diberikan Stefan.
“t..tentu saja tidak ada. Sebenarnya apa yang kau cari, kak?”
“Itu, sejak tadi aku hanya ingin melihat apa bentukmu itu mirip matahari atau bulan. tapi sepertinya tak ada yang mirip denganmu, jadi kupikir kau pasti mempunyai tanda yang melambangkan salah satunya.” jawab Nina yang berhasil membuat Yuki membelalakan matanya.
Apa kakaknya ini sudah gila? lagipula bagaimana mungkin Yuki berbentuk seperti matahari atau bulan. Apa yuki berwarna kuning? atau, apa wajah Yuki berlubang-lubang? jelas kakaknya ini pasti sudah gila. pasti efek dari semua buku dan ramuan anehnya itu.
“Kau pasti merasa jika aku ini aneh, tapi coba kau lihat buku ini.” kata Nina sambil mengeluarkan buku yang ia ambil dari perpustakaan tadi.
Dengan cepat tangannya membuka pada lembar bergambar matahari dengan pantulan bulan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss or Death
Fiksi Penggemar"A dan Mora. Kau adalah A, orang yang membutuhkan, dan Yuki adalah Mora orang yang dibutuhkan. Karena kau di hidupkan dengan darah Yuki, kau akan selalu bergantung padanya. Dalam dirimu ada darahnya, dan itu akan berlaku untuk selamanya" membutuhkan...