Hari sudah mulai petang, di luar hujan masih turun dengan derasnya. Belum lagi banyak petir dan kilat. Hujan turun sekitar pukul lima sore tadi. Membuat orang-orang malas keluar rumah untuk sekedar hang out. Mungkin Rossa ngga jadi dateng, dia kan cat woman. Takut sama air hujan, pikir Karenina. Rossa sendiri yang bilang akan datang untuk meminjam gaun Karenina, karena dia juga tampil menyanyi di acara perpisahan anak kelas XII. Padahal Rossa juga akan tampil nge-dance bersama grupnya, yang mana menyewa Karenina sebagai koreografernya. Dari situ Karenina dan Rossa mulai berteman. Meskipun mereka berbeda usia.
Karenina sendiri lebih memilih minum teh untuk menghangatkan tubuhnya dan membaca majalah. Meskipun sudah ada aplikasi magazine di smartphone, dia masih suka membeli majalah fashion tiap bulannya. Karenina bekerja sebagai teller di salah satu bank swasta di Jakarta. Menjadi koreografer itu karena dia masih suka menari di usianya yang ke dua puluh satu tahun.
Setelah tiga puluh menit kemudian, hujan reda. Teh di dalam gelas pun sudah kosong. Karenina beranjak untuk mencuci gelasnya, namun ada ketukan di pintu dan suara salam dari Rossa.
"Assalamualaikum, kak Nina!"
"Walaikum salam. Kirain ngga jadi dateng." Jawab Nina setelah membuka pintu.
"Jadi dong! Kan gaunnya mau di pake lusa." Rossa nyengir.
"Sendirian?" Karenina biasanya melihat motor matic Rossa parkir di depan rumah kontrakannya tapi kali ini hanya ada Rossa. Karenina melihat ada cowok duduk di atas motor. Karenina tidak bisa melihat wajahnya karena gelap, namun dari arah cowok itu pasti bisa melihat Karenina maupun Rossa karena penerangan di teras rumah. Karenina menebak itu siluet anak muda, mungkin seusia Rossa. Pasti dia yang nganter Rossa. Pemborosan banget deh Rossa, biasanya naik motor sendiri. Ini malah dateng sama tukang ojeg. Mana tukang ojegnya disuruh nunggin lagi. Pasti ongkosnya minta nambah dah nanti.
"Ya." Rossa menjawab datar namun ikut menoleh ke belakang. Mungkin Rossa kedinginan, jadi jawabnya tanpa ekspresi gitu.
"Masuk." Karenina buru-buru menyuruh Rossa untuk masuk karena angin dingin juga menerpanya sekarang. Rossa menuruti Karenina untuk masuk namun Karenina masih menatap ke arah cowok itu, penasaran.
"Eh siapa tuh, Ros?" Tanya Karenina namun kini mereka sudah duduk berhadapan di ruang tamu.
"Eh tuh temen, kak." Jawab Rossa kelihatan banget tidak fokus. Oh jadi bukan tukang ojek? Mungkin temennya memang tukang ojek. Karenina berpikir kenapa dia tidak memiliki teman tukang ojeg atau sopir taksi? Kalau sudah langganan akan lebih aman.
"Ah masa sih?" Karenina tersenyum menggoda.
"Pacar kali ah!" Ledek Karenina lagi.
"Udah putus kok." Jawab Rossa lirih dengan tatapan mata 'Please jangan bahas itu lagi!'.
"Oh, ok." Mantan bisa disuruh nganter ke sini, terus dianggap teman? Wow anak muda jaman sekarang luar biasa pemaaf! Karenina tersenyum lagi dengan pemikirannya.
"Jadi aku punya dua dress, kamu pilih sendiri aja yang mana. Yuk ke kamarku. Cobain dua-duanya aja!" Rossa mengikuti Karenina ke kamar. Karenina mengambil dua gaun yang dimaksud dan memberikannya pada Rossa. Satu gaun peplum warna peach dan satunya lagi gaun brokat flare warna kuning pucat.
"Aduh lucu-lucu banget deh kak! Bingung pakai yang mana." Kata Rossa.
"Ah kamu serba bingung! Mau beli bingung, akhirnya malah minjem di aku. Sekarang tinggal pakai aja, bingung lagi. Berjam-jam jalan di mall kok ngga bingung pulangnya?" Karenina pura-pura merengut.
"Hehe. Sebenernya pulang dari mall itu yang bikin bingung. Bingung di ongkosnya. Hahaha. Terus nih ya, gaunnya bakal dipakai semalem doang. Mamaku ngga ngebolehin aku punya mini dress kayak gini sih." Karenina mencibir mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Boyfriend
ChickLitKarenina Suwandi baru merasakan cinta di usia dua puluh tiga tahun. Ia jatuh cinta kepada cowok SMA yang berusia lima tahun lebih muda darinya, Oliver Sinatria. Untuk menaklukkan Oliver yang tampan, cool, dan sedikit bad boy, Nina tak hanya menganda...