Veranda P.O.V
Ku lihat lagi cermin besar di hadapanku. Aku tersenyum mengagumi gaun putih yang aku kenakan. Sederhana, tapi tidak kehilangan kesan elegan untuk pesta besar hari ini. Ukurannya sangat pas di pinggangku, membuat aku terlihat seperti ratu di pesta ini. Padahal bukan. Aku hanya salah seorang putri.
Hari ini adalah hari pernikahan bundaku. Mungkin ini akan jadi pernikahan keduanya setelah menikah dengan ayahku dulu. Yap. Sebentar lagi aku akan memiliki ayah tiri. Mungkin sebagian orang tidak menyukai hal itu, tapi aku rasa ayah tiriku adalah sosok ayah yang baik. Sudah hampir 5 tahun bunda menjadi single parent, setelah ayah meninggal karena kanker hati. Selama 5 tahun itu pula, bunda menjadi tulang punggung keluarga. Dia memang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, dia selalu tersenyum setiap kali aku menyapanya di pagi hari, dia bahkan mendidik kami dengan baik.
Ah! Aku tau bunda merasa kesepian selama 5 tahun ini. Meskipun dia memiliki 2 anak, tapi dia tetap membutuhkan seseorang untuk dijadikan tempat bersandar, yang mampu menjaganya dan bisa menemaninya sampai tua nanti. Dan bertemulah dia dengan om Ferry, seorang rekan bisnisnya. Selama ini bunda memiliki sebuah butik besar di Bandung dengan beberapa cabang di kota-kota lain. Sedangkan om Ferry adalah pemilik sebuah merk sepatu yang cukup ternama. Singkat cerita mereka bertemu dalam suatu acara fashion akhir tahun lalu. Kemudian om Ferry menawarkan produk sepatunya untuk dijual di butik-butik milik bunda. Semenjak itulah mereka menjadi semakin dekat.
"Udah siap, Kak?" tanya Aaron yang masuk ke kamarku dengan jas hitamnya, membuat dia nampak gagah hari ini. Dia adalah adikku-saudara kembarku-yang lahir tepat 5 menit setelahku. Kita berdua tidak begitu memiliki wajah yang sama persis, bahkan beberapa orang berkata tidak mungkin bahwa kami berdua kembar. Aku dan Aaron sama sekali tidak mempedulikan hal itu, jadi biarlah orang berkata apa.
Aku tersenyum dan menggangguk. "Bunda udah siap? Aku mau ngeliat bunda dulu sebentar."
Aaron menggangguk dan menggandeng tanganku. Orang-orang yang tidak mengetahui bahwa kami berdua kembar, pasti menyangka kami sepasang kekasih. Awak jangkung Aaron membuat aku-yang sudah cukup tinggipun-terlihat pas untuk mendapinginya.
Kita berdua memasuki kamar rias pengantin. Bunda duduk di depan jendela sambil dirias oleh 2 orang yang pasti sudah ahlinya, tante Gia dan tante Jay, mereka berdua adik kandung bunda. Perlu kalian tau juga, mereka kembar. Mungkin aku dan Aaron mendapat gen kembar dari keluarga bunda.
"Bunda!" aku memeluk bunda dari belakang, dia nampak sangat cantik hari ini. Gaun hasil desainku siang-malam kini bunda pakai dan sangat cocok di tubuhnya. Aku bahkan tidak menyangka bahwa ini adalah pernikahan keduanya. Dia masih nampak terlalu muda untuk seorang ibu dari 2 orang anak.
Bunda tersenyum melihat tingkahku. Dia nampak sangat bahagia sekali hari ini.
"Bunda kamu udah siap buat resepsi hari ini. Kalian berdua dampingi bunda kalian ke bawah, ya! Katanya mempelai lelakinya udah dateng."
Aku dan Aaron mengiyakan ucapan tante Jay, lalu membantu bunda berdiri. Ah! Aku sudah tidak sabar melihat respon orang lain ketika melihat kecantikan bundanya hari ini. mungkin orang lain akan berfikir bahwa aku adalah adiknya-bukan putrinya.
***
Aku tersenyum melihat bunda dan om Ferry nampak bahagia diatas pelaminan. Sudah lama sekali aku tidak melihat senyum sebahagia itu di wajah bunda. Dia pasti merasa sangat bahagia karena masa kesendiriannya sudah berakhir.
Aaron asik beraksi diatas panggung bersama teman bandnya. Ketampanannya naik berkali-kali lipat saat dia sedang memegang gitar. Dia memang menyukai musik dari kecil, persis seperti ayah. Sedangkan aku mendapat bakat menggambar dari bunda yang seorang desainer. Kita berdua berbeda, tapi kita sangat jarang sekali bertengkar-bahkan hampir tidak pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Me
FanfictionCerita tentang kehidupan anak-anak SMA yang sedang mengalami tahap menuju dewasa.