Holla~
Maaf baru bisa post bagian ini. Padahal di otak idenya udah ada dari berminggu-minggu yang lalu. Tapi karena keterbatasan waktu jadi baru bisa nulis lagi semalem bersama hujan yang akhirnya turun juga *jiah malah curhat*
Kalau gitu langsung ajah cekidot!
***
Jalanan ibukota di jam-jam pulang kantor seperti ini memanglah sangat membosankan. Puluhan kendaraan bermotor berbaris di depan berempatan sambil menunggu lampu hijau menyala. Diantara semua kendaraan itu, mobil Aaron berbaris paling depan dengan beberapa sepeda motor yang berbaris disampingnya. Sungguh kegiatan yang sangat melelahkan dan membosankan harus berada di tengah-tengah kemacetan di kota metropolitan ini. Belum lagi hawa panas dan polusi dari knalpot yang membuat suasana semakin sumpek. Tak jarang terdengar suara klakson dari pengendara yang tidak sabaran dan membuat semuanya menjadi lengkap. Padahal hari sudahlah gelap, tapi tak ada setitikpun rasa kedamaian disana.
Seharusnya Aaron sudah ada di rumah dari 5 jam yang lalu, tapi hari ini dia sibuk bersama klub musiknya menyiapkan penampilan untuk pensi akhir semester nanti. Saat jam pulang sekolah tadi, Aaron sudah pulang, tapi hanya untuk mengantarkan saudari tirinya dan segera kembali lagi latihan di sekolah. Padahal seminggu lagi dia harus menghadapi ulangan akhir semester dan setelah libur akhir tahun, dia harus siap menghadapi serentetan persiapan menuju ujian nasional. Kalau dia harus memikirkan semua hal itu, dia malah hanya akan merasa terbebani dan akhirnya mendapat hasil yang tidak memuaskan. Makanya dia memutuskan untuk lebih santai dan masih terus jalan dengan hobi bermusiknya. Setidaknya itu bisa menyeimbangi bebannya. Toh, sekarang keduanya bisa berjalan dengan lancar. Nilai akademiknya tidak pernah turun dan hobinya juga tersalurkan dengan baik.
Saat Aaron terfokus pada jalanan, tiba-tiba dia merasakan hal aneh dengan mobilnya. Untuk memastikan kecurigaannya itu, Aaron memilih menepikan mobilnya dipinggir jalan yang kebetulan tidak begitu ramai.
Aaron langsung keluar dan mengecek kondisi mobilnya. "Aish!" keluhnya ketika menyadari salah satu ban belakang mobilnya kempes-lebih tepatnya bocor. Dia langsung mencari bengkel di sekitar situ. Sekitar 100 meter dari tempatnya berdiri ada sebuah bengkel. Tanpa basa-basi lagi, Aaron langsung membawa mobilnya kesana. Terlihat 3 mobil yang terparkir disana dan sedang menunggu untuk diperbaiki, sehingga setelah memberitahukan masalah mobilnya pada salah satu montir, Aaron memilih keluar dari sana dan mencari tempat makan terdekat karena perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.
Tidak perlu memilih-milih, Aaron langsung melangkahkan kakinya ke sebuah restoran yang berada berseberangan dengan bengkel itu. Aaron memilih duduk di meja yang berada di sudut ruangan karena kurang nyaman duduk diantara para muda-mudi yang asik berpasangan atau beberapa grup yang asik bercanda ria. Bukan iri atau apa, tapi Aaron sudah suntuk sejam lebih menghadapi kemacetan, ditambah ban mobilnya bocor. Jadi keramaian bukanlah hal yang tepat untuknya saat ini.
Sambil menunggu pesanannya datang, Aaron menelepon Ve untuk memberitahu bawa dia tidak bisa ikut makan malam di rumah hari ini.
"Hal ...." Belum juga Aaron sempat menyapa, Ve sudah mengomel dan bertanya tentang keberadaan Aaron yang belum juga pulang sampai jam segini.
Aaron tersenyum tipis mendengar nada kekhawatiran dari suara Ve. Lelaki manapun pasti senang diperhatikan seperti ini bukan? "Udah marah-marahnya? Aku udah boleh jawab?" tanya Aaron yang dibalas dengusan kesal dari saudari kembarnya dan hal itu justru membuat senyum Aaron semakin mengembang.
"Tadi aku kejebak macet dan sekarang ban mobil aku bocor. Jadi ...." belum juga penjelasan Aaron selesai, suara Ve kembali terdengar dengan serentetan pertanyaan yang lagi-lagi membuat Aaron tersenyum. Harus Aaron akui, Ve tipe kakak perempuan yang sangatlah bawel. Berbeda dengan Kinal yang terkesan cuek, tapi Aaron yakin Kinal juga bisa sebawel ini. Eh, tunggu! Apa tadi? Aaron memikirkan Kinal? Boleh-boleh saja, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Me
FanfictionCerita tentang kehidupan anak-anak SMA yang sedang mengalami tahap menuju dewasa.