*******************************
kriiing........kriiiing....kriiiing
"Oh God...... kenapa sih jamnya udah bunyi, aku kan baru aja tidur!!" keluh Riana yang harus bangun pagi untuk pergi ke kantor. Riana memiliki kebiasaan tidur lewat dari jam 12 malam (insomnia). Karena kebiasaannya itulah setiap pagi pasti ia akan marah-marah sendiri.
Riana hidup sendiri. Orang tuanya telah meninggal 5 tahun yang lalu. Riana merupakan gadis yang mandiri, ia terlihat kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan. Namun jauh di dalam dirinya, ia merupakan wanita yang rapuh. Terlebih mengenai masa lalunya, dulu.
Sila, dia merupakan sahabat yang Riana miliki selama tiga tahun. Mereka merupakan teman satu kantor. Mereka berdua selalu berdua kemana-mana. Diaman ada Sila pasti ada Riana. Selain mereka satu kantor, meja mereka pun saling bersebelahan.
Riana segera turun dari kasurnya yang nyaman, bergegas mandi, lalu memanggang roti dan membuat hot chocolate. Setelah beres memakan roti dan hot chocolatenya Riana lalu membereskan meja makannya, ya Riana memang terkenal rajin, bersih, dan sangat wangi. Vanilla, ya itu merupakan wangi parfum favoritnya. Setelah semua beres, ia lalu bergegas memacu mobilnya menuju kantor.
"Selamat pagi Sila." sapa Riana ramah.
Sila tersenyum mendengar sapaan Riana "Pagi juga cantik." balas Sila.
"Ri, kamu tau gak katanya, CEO kita akan datang loh dari Belanda." kata Sila yang terlihat sumringah.
"Loh emang Pak Deffian kapan pergi ke Belandanya? Kok aku gak pernah denger beritanya? tanya Riana bingung.
"Iiiiis, bukan Ri ini katanya adiknya Pak Deffian, itu juga baru kabar aja sih belum tau juga bener apa engga."
Deffian Rakassa, merupakan CEO dari perusahaan yang menaungi Riana. Deffian merupakan orang Indonesia yang memiliki darah Belanda juga. Tubuh Deffian yang tinggi tegap, dengan ketampanan yang luar biasa, bisa dikatakan akan mudah mendapatkan kekasih. Namun, sampai sekarang di umur yang ke 29 Deffian masing single. Walaupun Deffian terlihat dingin namun dia perhatian terhadap bawahannya di kantor.
***************************************
"Ri, ayo kita makan. Aku udah laper banget." rengek Sila, yang melihat Riana masih berkutat dengan komputernya.
"Aku belum selesai ini Sil, tanggung. Kamu makan sama Sasa dulu ya aku nitip aja, samain aja sama yang kaya kamu makan ya." jelas Riana.
"Ah, kamu gak asik. Yaudah kalau gitu aku makan dulu nanti aku bawain buat kamu. Bye cantik." kata Sila yang dibalas senyuman oleh Riana.
Ruangan kerja sudah terlihat sepi karena memang sudah 30 menit masuk jam istirahat. Sedang seriusnya Riana mengerjakan tugas kantornya tiba-tiba ada suara berat yang menyapanya. "Kenapa masih kerja? Kamu gak makan?"
Deg!!
Riana yang kaget langsung mendongak dan kaget dengan apa yang dia liat. "Oh Astaga!!'
"Kenapa? Saya mengagetkan kamu?" tanyanya datar.
"Engga Mas, eh Mr, eh Pak Deffian.... saya gak kaget hanya terkejut." jawab Riana gugup sambil memegangi kertas yang dia sedang baca tadi.
Deffian yang melihat tingkah Riana jadi menaikan sebelah alisnya dan sedikit tersenyum, "Memang apa bedanya? Kenapa kamu tidak istirahat?" tanya Deffian yang secara tidak sengaja tadi melewati meja Riana, dan melihat Riana masih duduk di mejanya dijam istirahat kantor.
"Itu Pak.. eh Mr, itu anunya belum selesai jadi saya selesain dulu." jawab Rania gugup. Riana memiliki kebiasaan yang bisa dibilang lucu, karena kalau dia sedang gugup, dia bisa melontarkan kata-kata apapun, yang masuk akal atau pun tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
General FictionRiana tidak pernah merasa memiliki wajah yang cantik. Namun banyak yang bilang dia cantik. Riana dikenal sebagai gadis yang riang, baik hati, dan tidak sombong, tetapi kalau dia sudah marah tidak ada yang berani menghadapinya. Sampai ia bertemu deng...