Riana berpikir sejenak tentang penawaran Andrew. Ia tidak ingin semua orang tahu tentang masa lalunya, tapi dia juga tidak mau bersahabat dengan Andrew. Riana sadar betul apa yang diinginkan oleh Andrew sebenarnya.
"Jadi bagaimana Taby sayang? Aku gak mau menawarkan kesepakatan ini sekali lagi." kata Andrew melirik Riana. "Atau kamu memang mau........."
"Ok, ok ok Andrew kita bersahabat sekarang!" bentak Riana.
Andrew tersenyum lebar, ia mengambil tangan kanan Riana dan mencium punggung tangannya. Riana merasa sedikit terganggu dengan gerak gerik Andrew, "Lepas Ndrew, lo gak perlu pegangin tangan gue terus!! Gue juga gak bakalan loncat dari mobil lo." Andrew hanya tertawa dan terus memegang tangan Riana sampai tiba di kantornya.
********************************************
"Pagi...."
"Pagi Sila. Hemm, kayaknya ada yang beda ya sama kamu. Apa ya?" Riana menyelidik.
"Hemm, apaan sih Ri." jawab Sila sambil tersenyum malu.
"Hah, kamu lagi jatuh cinta ya?" tebak Riana dengan semangat.
"Iiih, apaan sih Ri." sangkal Sila, mukanya kian memerah.
"Siapa cowo itu, heh?" goda Riana.
"Hahahahahaha,,, apa aku gak bisa nutupinnya ya?"
"Gak akan bisa nutupin hal itu dari aku." hardik Riana.
"Haha... namanya Hendry, dia temen SMA aku. Dan kita kemarin bertemu gak sengaja gitu."
"Kamu naksir dia?" tanya Riana penasaran
Sila hanya menganggukkan kepalanya perlahan, mukanya semakin memerah.
"Hahahahahahah....itulah jatuh cinta."
"Kamu pernah jatuh cinta, Ri?" tanya Sila. Seketika tawa di muka Riana menghilang. 'apa aku penah jatuh cinta?' tanya Riana kepada dirinya sendiri.
"Hemm, pernah gak ya?? Pernah deh kayaknya." jawab Riana sambil menggoda Sila.
"Rianaaa....." teriak Sila, Riana pun tertawa dibuatnya.
************************************
Siang ini Amanda mengajak Riana dan Sila makan di ruang kerjanya. Mereka delivery makanan, dan mereka memakan makannya sambil tertawa membahas mengenai Sila yang sedang jatuh cinta
"Oia, aku gak sabar buat pergi ke puncak." ujar Sila.
"Gue juga. Pasti seru banget ya. Kalau lo gimana Ri, jadi ikut kan?!" ucap Amanda.
"Jadi ikut. Katanya Erik sama Keke mau nyusulin ke puncak, hehe."
"Aduh asik, ada si tampan Erik." ujar Sila berbunga-bunga.
"Heh inget Hendry. Jangan jelalatan jadi cewe." ledek Riana. Sila dan Amanda tertawa bersama.
"Oia nanti pak Deffian ikut?" tanya Sila.
"Ikut dong, dia udah pulang kok hari ini. Cuma dia gak masuk kerja, katanya capek." ujar manda.
Tiba-tiba pintu terbuka.
"Hello ladies." Ucap Andrew sambil merentangkan kedua tangannya, dan terus berjalan ke dalam. Ia menggunakan setelan jas hitam, dengan menggunakan kemeja berwarna putih dengan dasi berwarna abu-abu tua. Melekat pas dengan badannya yang tinggi tegap.
"Hah, si tukang rusuh datang." cibir Amanda.
Andrew tidak menanggapi cibiran Amanda. Ia terus berjalan ke arah Riana. Setelah sampai si samping Riana, lalu Andrew menundukkan kepalanya, dan mengecup puncak kepala Riana. Sontak Amanda, Sila dan Riana terdiam. Riana langsung mendongakkan kepalanya, ia melihat Andrew sedang mengedipkan sebelah matanya kepada Riana. Riana memincingkan matanya tajam ke arah Andrew seolah-olah mengatakan 'jaga tingkahmu, brengsek!!!'. Andrew malah tersenyum lebar melihat ekspresi Riana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
General FictionRiana tidak pernah merasa memiliki wajah yang cantik. Namun banyak yang bilang dia cantik. Riana dikenal sebagai gadis yang riang, baik hati, dan tidak sombong, tetapi kalau dia sudah marah tidak ada yang berani menghadapinya. Sampai ia bertemu deng...