Part 16

52.9K 1.7K 33
                                    

"Sweetheart, nanti kalian sama mbak Nana dulu ya, mommy harus kerja." ucap Riana yang sedang siap-siap untuk berangkat kerja, kepada kedua buah hatinya.

"Aku ikut, mom." Adel merajuk pada ibunya.

Riana menatap putrinya lalu berjongkok, "Nanti ya sayang, gak sekarang ok? Emmm, kalau kalian menjadi anak baik hari ini, weekend nanti kita akan main ke playground, gimana?" Riana mencoba merayu anak-anaknya.

"Iya..iya... Lio jadi anak baik." teriak Lio.

"Aku juga mom." lanjut Adel.

****************************

Riana tiba dikantor barunya. Sesampainya di kantor Riana menghadap managernya dulu sebelum bekerja.

"Selamat datang Riana. Saya harap kamu bisa bekerja dengan maksimal disini." sambut Ibu Tita selaku manager tempat Riana sekarang bekerja.

"Baik bu, saya akan bekerja dengan maksimal dan tidak akan mengecewakan ibu."

"Baik, kalau begitu kamu boleh kembali ke ruangan kamu, dan selamat bekerja."

****************************

"Oia, daddy mau memberitahu. Sebentar lagi PT. Development Solution akan mengadakan acara, kita sekeluarga diundang jadi kita akan datang." ujar tuan Rakassa, saat seluruh keluarnya sedang berkumpul, sambil menonton tayangan tv.

"Emang harus dad kita semua datang?" tanya Andrew malas.

"Harus Ndrew. Kamu harus tau Development Solution memiliki pengaruh cukup besar dengan perusahaan kita." ujar ayahnya santai.

"Udah lo ikut aja Ndrew, kali aja dapet jodoh disana." goda Amanda.

"Cckk, kenapa harus gue?? Kenapa gak Deffian aja tuh.." Andrew melirik Deffian. Deffian yang namanya dibawa-bawa melihat ke arah Andrew sambil menaikan sebelah alisnya.

"Nah, sekarang kenapa jadi gue yang dibawa-bawa?" ucap Deffian.

"Karena lo belum nikah sampe sekarang, Lo...lo gak sakit kan Deffian?" tanya Andrew sekenanya,

"Hey bung, jaga mulutmu itu. Sampai dengan sekarang gue masih normal, masih suka perempuan." jawab Deffian kesal dengan pertanyaan adiknya itu.

"Heh, Andrew kalau ngomong itu dipikir dulu!!" ucap Amanda kesal karena tuduhan Andrew kepada Deffian.

"Yah, emangnya ada yang salah?? Gue kan cuma nanya aja." ucap Andrew sambil mengangkat kedua bahunya.

"Sudah-sudah, kalian itu sudah besar. Kenapa masih sering ribut kaya anak kecil gini sih?" tanya ibu Jihan yang merasa pusing melihat ulah ketiga anaknya itu.

***************************

Kerjaan Riana sekarang ini sangatlah banyak. Hari ini dia lembur karena tugasnya menumpuk. Sekarang sudah jam sepuluh malam, karena pekerjaannya yang menumpuk Riana belum makan malam. Alhasil dia memarkirkan mobilnya disebuah cafe untuk membeli beberapa makanan.

Riana baru beberapa langkah memasuki cafe tau-tau terdengar suara yang mengagetkannya.....

"Bytaaa...." ucap seorang pria.

"E-erik." Riana diam mematung ditempatnya. Dengan langkah lebar Erik berjalan ke tempat Riana berdiri.

"Astaga Byta!!! Princess." ucap Erik sambil memeluk Riana dengan kencang. Erik benar-benar tidak percaya bahwa ia akan bertemu dengan sahabatnya itu. Riana lalu membalas pelukan Erik, sahabat yang dirindukannya. Riana tidak bisa menahan air matanya.

"E-erik...." Ujar Riana bergetar sambil terisak pelan. Erik melepaskan pelukannya, lalu melihat wajah sahabatnya itu.

"Princess, jangan nangis. Sekarang kita duduk ya." Riana menganggukan kepalanya, Erik lalu menarik tangan Riana agar mengikutinya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang