Part 2

66.3K 2.2K 10
                                    

Laki-laki di hadapannya hanya terus menatap Riana tajam. Merasa tidak ada jawaban dari orang didepannya Riana mengibas-ngibaskan tangannya yang bebas di hadapan laki-laki tersebut.

"Hey?!!" tanya Riana sekali lagi.

Seperti tersadar dari pikirannya sendiri, Erik melepas pegangan tangannya yang mantap ke tangan Riana, "Lo lupa sama gue.....Byta?"

Riana membelalakan matanya dan menutup mulutnya mendengar namanya disebut 'Byta', ya hanya ada dua orang yang memanggilnya seperti itu.

"Kalau ngeliat ekspresi muka lo kaya gitu gue jadi yakin lo pasti inget gue!" itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan dari Erik sambil ia terkekeh melihat ekspresi lawan bicaranya itu.

"Ya Tuhan Erik?!! Lo......." ucap Riana sedikit berteriak melihat ke atas dan kebawah tubuh Erik yang lebih tinggi darinya itu.

Sementara itu Sila hanya bisa melongo melihat sikap Riana dan beralih melihat ketampanan Erik.

"Hahahahahahaha apa kabar Byta?" ucap Erik seraya menjulurkan tangannya untuk bersalaman pada Riana.

"Baik, hahahahaha. Lo sendiri gimana Rik? Ilang tanpa kabar, heh?" Riana menyambut uluran tangan Erik. Tangan erik dengan mantap menggenggap tangan Riana yang lebih kecil dan lembut.

"Baik, sekarang jauh lebih baik lagi." jawab Erik dengan sumringah.

Sila melirik jam tangannya dan berjalan mendekati Riana, memberi tahu bahwa mereka harus segera kembali ke kantor. Alhasil Riana dan Erik pun saling bertukar nomor telfon untuk berbincang dilain waktu.

********************************

"Erik?? Siapa itu Erik, hey?" Goda Sila sesampainya mereka di kantor.

Dengan senyum mengembang "Dia itu temen gw waktu masih kecil Sil, dulu itu dia cengeng banget."

*flashback*

"Eliiik ayo dong cepetan goes sepedanya." teriak seorang anak perempuan berkuncir dua berumur 5 tahun.

"Sebentar Byta, aku udah gak kuat lagi." udap seorang anak laki-laki 7 tahun sambil menyeka keringat di dahinya.

Dengan kesal Riana kecil menghampiri Erik, "Huh payah! Kamu itu kan anak laki masa kalah sama aku dan Keke yang pelempuan sih. Kalau Elik masih lama jalannya aku gak mau temanin  lagi."

Mata Erik kecil sudah berkaca-kaca mendengar ucapan Riana, "Jangan tinggalin aku sendili By...hiks...hiks....aku mau punya temen." sambil menahan isakannya agar tidak menjadi tangisan kencang.

*flashback end*

Riana senyum-senyum sendiri mengenang masa kecilnya bersama Erik. "Nah ya pasti lagi mikirin Erik." ucap Sila yang membuyarkan Riana dari lamunannya.

"Hahahahahahahaha........ kamu harus liat Erik waktu masih kecil Sil, cengeng, dan selalu ngikutin aku dan Keke kemana-mana."

"Eh, tapi dia ganteng juga loh Ri. Udah sana kamu kejar aja biar gak sendirian mulu." goda Sila.

Sambil mengendus "Ah, kamu mah semua cowo juga dibilang ganteng Mr. Deffian, Pak Sony, dan sekarang Erik."

"Ha ha ha ha, ada satu lagi adiknya Pak Deffian juga katanya ganteng loh."

"Oh adiknya cowo ya, aku kira perempuan."

"Pak Deffian memang memiliki adik kembar Ri, cewe cowo gitu katanya."

"Wah wah wah kamu update banget, kayaknya udah siap banget ya nyambut adik CEO kita."

"Apapun yang menyangkut lelaki tampan serahkan pada Sila." ucap Sila sambil membusungkan dada dan menepuk-nepuk dadanya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya berdecak pinggang.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang