Riana tertunduk malu dengan perkataan Deffian. Andrew benar-benar tidak suka dengan sikap Deffian yang mencoba mengganggu Riana.
Amanda memecah suasana, "Oia kak, pembagian kamar tidur gimana?"
"Oh, itu sudah diatur. Karena kita nambah dua orang, jadi Manda tidur dengan Sila, Riana sama Keke, dan gue, Andrew sama Erik." jawah Deffian. Semua mengangguk setuju.
************************************
Sesampainya di kamar, "Jadi benar?? Dia Andrew dari masa lalu lo?" tanya Keke.
Riana menundukan kepalanya lalu mengangguk, "Ia, jadi ketakutan gue kejadian."
"Ya tuhan kenapa bisa ketemu lagi sama dia?!! Dan sekarang dia bos lo?!!!"
"Mana aku tau Keke."
"Riana, gue cuma takut dia berbuat nekat lagi ke lo." ucap Keke sambil mondar-mandir di depan Riana.
"Keke kamu duduk dong, aku pusing liat kamu mondar-mandir gini. Aku bisa jaga diriku Ke, aku gak akan biarin dia ngeremehin aku lagi ok." Riana mencoba meyakinkan Keke sahabatnya itu. Ya, karena hanya Keke yang mengetahui kisahnya dengan Andrew dulu.
"Ok gue percaya. Pokoknya kalau ada apa-apa lo harus cerita sama gue."
*************************************
Malam sudah menjelang. Semua teman-teman kantor Riana menyebar disegala penjuru villa. Ada yang sedang mengoblol di dalam ruangan, ada yang di taman, dan ada yang ditaman belakang dekat kolam berenang. Villa yang ditempati mereka, merupakan villa yang sangat luas.
Riana sedang berdiri di halaman depan. Angin malam yang kencang menerpa tubuh Riana, sontak ia mengetatkan pelukannya pada dirinya sendiri. Sampai sebuah suara mengagetkan dia.
"Sendirian aja, Ri?"
Riana sontak menghadap orang yang ada disebelahnya sekarang, "Eh, Deffian...ia aku tadi tertidur di kamar pas bangun Keke udah gak ada. Makannya sekarang aku mau cari Keke."
"Ouw gitu. Emm, kamu cukup akrab ya sama Andrew?" tanya Deffian.
"Eh..itu..anu, aku cuma berteman aja kok. Gak papah kan kalau aku berteman dengan siapa aja?" jawab Riana sambil tersenyum tersipu malu.
"Haha,, ya tidak salah kok. Aku cuma mau ngingetin, kamu harus lebih berhati-hati sama Andrew, ok." ucap Deffian seraya tersenyum hangat. Riana langsung memalingkan mukanya tak tahan di tatap lama-lama oleh Deffian.
"Ok, ayo kita cari Keke." ucap Deffian sambil menggenggam tangan Riana dan menggandengya berjalan. Deffian menuntun Riana, Riana memandang punggung Deffian di depannya.
'untung sekarang malem, kalo siang muka gue pasti keliatan kaya tomat' ucap Riana dalam hatinya.
"Rianaaaa..." teriak Keke dan Sila bersamaan.
Riana melihat ternyata Keke, Sila, Amanda dan Erik sedang berkumpul di taman belakang. 'dimana si Andrew?' pikir Riana. Riana berjalan mendekati mereka. Mereka semua terus menatap ke arah Riana dengan penasaran.
"Kok lo bisa bareng kak Deffian?" tanya Amanda tersenyum simpul.
Riana seakan tersadar bahwa Deffian ada di sebelahnya, dan masih menggenggam tangannya. Segera Riana menarik tangannya dari Deffian. Deffian hanya tersenyum melihat kegugupan Riana.
"Emm..itu...ta-tadi ketemu Deffian di depan." jawab Riana gugup.
Lalu mereka tertawa bersama.
"Kenapa gak ada yang bangunin gue?" tanya Andrew mendadak sambil mengucek matanya karena baru bangun tidur.
"Lo itu tidur kaya kebo." ucap Deffian dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
General FictionRiana tidak pernah merasa memiliki wajah yang cantik. Namun banyak yang bilang dia cantik. Riana dikenal sebagai gadis yang riang, baik hati, dan tidak sombong, tetapi kalau dia sudah marah tidak ada yang berani menghadapinya. Sampai ia bertemu deng...