Part 8

53.4K 1.6K 17
                                    

Pagi ini Riana berangkat lebih pagi. Setelah sampai kantor dan memarkirkan mobilnya, ia bergegas menuju ruangannya. Sesampainya ia di meja kerjanya Riana menghembuskan nafas lega, rencananya ia mau menghindari Andrew hari ini. Setelah acara kemarin secara resmi Andrew dan Amanda bergabung dan bekerja di kantor yang sama dengan Riana.

Riana merasa kesal dengan ulah Andrew kemarin yang memberikan tanda kemerahan di lehernya. Sekarang warna itu masih terlihat semakin jelas. Riana mencoba menutupinya dengan mengenakan pakaian yang menutupi lehernya.

'Ya Tuhan, semoga hari ini berjalan dengan lancar tanpa gangguan.' doa Riana dalam hatinya.

Setelah kurang lebih lima belas menit sendiri di ruangan, sedikit demi sedikit teman-teman Riana sampai, termasuk Sila.

"Hallo cantik, tumben udah nyampe duluan." tanya Sila.

"Haha.... lagi pengen aja Sil."

"Hemm. Oia kemaren kamu dateng gak sih keacara?"

"Dateng tau, dan aku nyari kamu tapi gak ketemu, kamu dimana deh?" tanya Riana sambil cemberut.

"Hahahahaha,, aku berdiri di depan. Yang namanya Andrew itu sumpah ganteng banget. Emang bener kata Manda, Andrew lebih ok dari pada Pak Deffian." ucap Riana sumringah.

"Hemm." hanya itu yang diucapkan Riana seraya merapihkan mejanya.

"Kok  cuma gitu aja deh reaksinya. Gimana kalau menurut kamu?"

"Ya, dia ganteng." jawab Riana singkat dan malas.

*********************************

Amanda dan Andrew hari ini berangkat ke kantor bersama-sama. Amanda tersenyum kepada setiap karyawan yang menyapanya. Sedangkan Andrew senyum-senyum sendiri dengan pikirannya sendiri.

"Lo kenapa Andrew senyum-senyum sendiri? Dan kenapa lo semangat banget ke kantor hari ini? Bukannya lo sendiri yang nolak untuk kerja?"

Andrew menengok ke arah saudaranya itu, "Hemm, gimana ya?? Kan daddy yang minta gue kerja, jadi gue kerja sekarang. Kenapa emang ada yang salah?" sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gue gak percaya kalau alasannya cuma karena daddy. Pasti ada yang lain." Amanda memincingkan matanya ke arah Andrew.

"Hahahahahahahahaha, sepertinya lo ngerti gue ya sayang." Andrew mengedipkan sebelah matanya.

"Ya ya ya ya...." ucap Manda dengan malas sambil memutar bola matanya.

"Emm, Manda itu Riana kerja dibagian mana?" tanya Andrew

Amanda yang kaget dengan pertanyaannya seketika menghentikan langkahnya, "Jangan dia Andrew!!! Jangan jadiin Riana korban lo. Dia temen gue!"

"Wo wo wo wo, santai darling. Gue kan cuma nanya aja."

"Pokoknya lo gak boleh ganggu dia! Awas kalau lo macem-macem." ancam Amanda yang disambut tawa oleh Andrew.

**********************************

Tidak sulit bagi Andrew untuk mengetahui dibagian mana Riana berada. Ya, dengan mudah ia bisa mendapatkan semua data tentang Riana. Andrew sudah berada di dalam ruangan kerjanya.

Sambil duduk di kursinya yang nyaman ia bergumam, "Sepertinya akan seru sekali." sambil ia senyum-senyum sendiri.

Deffian sedang berada di luar kota. Sehingga pekerjaan Deffian dihandle oleh Andrew dan Amanda.

*******************************

"Riana, tolong serahkan dokumen ini kepada Bu Amanda ya di ruangannya." ujar Pak Dandi.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang