Tindakan Andrew benar-benar membuat Riana menjadi malu, namun ada perasaan senang.
"Hemmm...kamu ada hubungan ya sama Andrew?" tanya Sila dengan curiga.
"Eh, i-itu gak ada kok. Kita cuma sahabatan." jawab Riana kikuk.
"Kayaknya gak cuma sahabatan deh." tuduh Sila sambil memincingkan matanya.
"Ah kamu ngomong apa sih Sil. Aku sama Andrew cuma sahabatan, ok." ucap Riana tegas.
"Ya ya ya." ucap Sila sambil menyeringai.
*******************************
Sudah dua bulan, kondisi Riana sekarang sudah pulih sepenuhnya. Sekarang ia sudah bebas beraktivitas seperti biasa. Gips yang semula membalut kaki Riana sekarang sudah dilepas.
Hubungan Riana dengan Andrew semakin dekat, walau Riana masih suka kewalahan menghadapi sikap Andrew yang tidak terduga. Andrew bisa dengan tiba-tiba memeluk bahkan mencium Riana didepan teman-temannya.
Sesil?? Ia mendapatkan cacian yang dahsyat dari Amanda kurang lebih satu bulan yang lalu setelah kejadian yang menimpa Riana. Tapi memang tidak tahu malu, ia berkata bahwa itu semua hanya kecelakaan dan ia tidak sengaja. Dan Sesil masih saja suka mendatangi Deffian.
Hubungan Amanda dan Erik semakin dekat. Amanda sering bertanya banyak mengenai Erik. Yang Riana tahu, Erik dan Amanda cukup sering pergi berdua. Beberapa kali Riana melihat Erik menjemput Amanda sepulang kerja.
********************************
Hari ini hari minggu. Riana memutuskan untuk pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket. Riana menggunakan t-shirt longkar berwarna coklat, dengan celana jeans sedengkul menggunakan sepatu kets andalannya.
Setelah memarkirkan mobilnya Riana langsung menuju supermarket. Riana terus mendorong trolinya memasuki setiap bagian supermarket. Riana memang sangat suka untuk berbelanja bulanan seperti ini.
BRUUUK
Riana melihat seorang ibu-ibu paruh baya yang masih cantik yang mengalami kesusahan. Ibu itu kejatuhan beberapa kerdus susu.
"Sini bu saya bantu." ucap Riana sambil mengambil kerdus-kerdus susu di lantai.
Ibu itu menengok ke arah Riana, "Eh, tidak apa-apa nak. Ibu tidak mau merepotkan kamu."
"Ah, gak apa-apa kok bu, saya gak repot kok." ucap Riana tulus.
Setelah Riana selesai membantu ibu itu, ia hendak pergi, "Ok, udah selesai bu. Kalau gitu saya pergi dulu ya." ucap Riana sopan.
"Sebentar nak kita beluk berkenalan, nama saya Jihan." ucap wanita paruh baya itu seraya mengulurkan tangannya.
Riana menyambut uluran tangan wanita itu, "Nama saya Riana."
**********************************
Riana sudah kembali ke rumahnya dari acara berbelanjanya. Tadi ia sudah bertukar nomor handphone dengan Ibu Jihan. Ibu Jihan berjanji ke Riana untuk mengundangnya ke rumah, sebagai tanda terima kasinya kepada Riana.
**********************************
Tiba-tiba handphone Riana berdering, dan menampilkan nama Ibu Jihan.
"Hallo Bu Jihan."
"Hallo Riana. Apa kabarmu nak?" tanya Bu Jihan dengan ramah.
"Kabar saya baik-baik saja, bu. Bagaimana dengan Ibu Jihan?"
"Hey, jangan panggil saya ibu, panggil tante aja ya Ri. Biar tambah akrab. Kabar tante baik-baik aja kok. Oia, tante mau ngundang kamu ke rumah tante besok, gimana?" tanya Ibu Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
General FictionRiana tidak pernah merasa memiliki wajah yang cantik. Namun banyak yang bilang dia cantik. Riana dikenal sebagai gadis yang riang, baik hati, dan tidak sombong, tetapi kalau dia sudah marah tidak ada yang berani menghadapinya. Sampai ia bertemu deng...