Part 15

50.1K 1.5K 16
                                    

"Mommy, kita mau pelgi?" tanya Adel yang melihat ibunya sedang membereskan barang-barang di rumah mereka.

"Kita akan pindah sayang. Emm, kita akan pindah ke Jakarta." jawab Riana sambil terus membereskan barang-barangnya.

"Jakalta? Jakalta itu tempatnya tante Cila ya mom?" tanya Lio kali ini, sambil meminun susu dari botol favoritnya.

"Yup, kita akan pindah ke kotanya tante Sila."

"Asiiik, nanti kita main-main ya mom disana." kata Adel girang turun dari bangkunya dan melompat-lompat. Riana yang memperhatikan anaknya jadi tersenyum geli.

*******************************

"Kamu udah siap Byta untuk kembali ke Jakarta?" tanya Keke. Riana dan Keke sedang bertemu untuk membicarakan kepindahan Riana ke Jakarta.

Riana menghembuskan nafas panjangnya, "Aku percaya kalau takdir pasti akan mempertemukan aku dengan Andrew, Ke. Aku juga toh gak bisa menghindar terus kan?"

"Kamu pasti kuat dan bisa, Byta. Kamu harus berjuang untuk Adelio dan Adelia. Kamu juga harus ingat kalau kamu masih punya aku. Aku akan siap bantu kamu, ok." ujar Keke tulus kepada sahabatnya itu.

"Iya, Keke sayang. Lagian aku juga udah pengen banget ketemu Amanda dan Erik. Aku ngerasa bersalah banget gak bisa dateng ke pernikahan mereka." sesal Riana.

"Seperti aku bilang ke kamu tempo dulu, mereka masih mencari kamu Ri. Aku sebenernya ngerasa bersalah waktu mereka tanya ke aku, dan aku menjawab gak tau mengenai keberadaan kamu."

"Aku minta maaf ya Ke, aku jadi bawa-bawa kamu ke masalah hidupku yang carut marut."

"Hey, gak apa-apa Byta, santai aja ok. Sekarang kamu harus bisa hidup dengan bahagia, jangan sedih terus."

******************************

"Sayang, kamu mau bareng aku gak ke kantornya." tanya seorang pria kepada istrinya.

"Iya dong honey. Aku kan mau terus deket sama suamiku tercinta." ucap wanita itu tepat disebelah suaminya.

"Ciihh, sok mesra deh lo berdua." ejek sebuah suara.

"Apaan sih lo Andew sirik aja bisanya, makannya nikah sana." ejek Amanda.

"Ngeledek lo ya??!!" tanya Andrew kesal dengan ledekan adiknya itu.

"Makannya Ndrew, jangan main cewe mulu." sekarang Erik menyindir Andrew.

"Siapa yang main cewe, hah? Itu merekanya aja yang pada ngerubungin gue. Ya, karena gue keren pastinya." kata Andrew dengan percaya diri. Dengan malas secara bersamaan Amanda dan Erik menggelengkan kepalanya.

"Emmm, Andrew, gimana dengan Riana? Apa lo masih mau nungguin dia?" tanya Amanda dengan hati-hati.

Amanda tau persis bagaimana kacaunya Andrew semenjak Riana pergi selama empat tahun tanpa kabar. Deffian pun lebih memilih untuk pergi ke Belanda dua tahun ini. Kedua kakaknya itu frustasi dengan kepergian Riana, terutama Andrew.

Pada awal kepergian Riana, hampir setiap hari Andrew menyambangi rumah Riana, berharap Riana kembali. Namun tidak ada tanda-tanda ia kembali. Andrew terus mencari Riana dengan bantuan teman-temannya, namun hasilnya pun nihil. Sampai tidak terasa sudah empat tahun Riana menghilang.

Amanda juga merasa sedih bila mengingat Riana. Tidak jarang Amanda menitikkan air matanya ketika ia meliah foto dirinya dengan Riana sewaktu mereka pergi ke puncak. Erik suaminya juga suka terlihat muram bila bercerita tentang Riana. Bahkan mommy Amanda juga sering menanyakan Riana.

"Lo tau persis apa aja yang udah gue lakukan sampai dengan sekarang Manda untuk menemukan Riana. Sampai kapan pun gue gak akan ngelupain dia. Mau siapa yang ada disampingku sekarang ini, Riana tidak akan pernah bisa tergantikan." jawab Andrew sambil meninggalkan Amanda dan Erik yang terus menatap kepergian Andrew.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang