Riana merasakan suara bebeorang yang sedang berbisik-bisik. Riana menggerakan badannya, membuka matanya lalu mengejap-ngejapkan matanya. Riana melihat pemandangan didepannya, ia melihat kedua buah hatinya sedang bermain-main dipangkuan ayahnya. Lio dan Adel yang melihat pergerakan badan ibunya langsung menoleh dan memberikan senyuman menggemaskan mereka....
"Mommy...." Adel langsung turun dari pangkuan ayahnya. Sedangkan Lio yang belum bisa berjalan hanya menggerak-gerakkan tangannya ke arah Riana.
"Good morning, sweetheart." Riana langsung menerima Adel dalam pelukannya, lalu mencium pipi montok Adel dan bibir mungilnya. Riana kemudian mendekat ke arah Lio, lalu mencium pipi dan bibir mungil Lio, morning kiss.
"Mommy gak kacih dad molning kiss juga?" tanya Adel polos di samping ibunya itu. Riana menjadi salah tingkah dengan ucapan putri kecilnya itu. Riana lalu menoleh kearah Andrew yang sedang menahan tawanya sambil menyodorkan pipinya dengan genit agar Riana memberikan ciumannya. Dengan terpaksa Riana memberikan ciumannya tepat di pipi Andrew.
"Mom, aku udah boleh pulang." ucap Lio antusias.
"Oia? Kalau gitu kita siap-siap ya sayang untuk balik ke apartemen." Riana bangun dari duduknya, berjalan kearah lemari untuk merapihkan pakaian. Namun langkahnya terhenti…
"Kita pulang ke rumah, Riana." ucap Andrew tenang.
Riana membalikan badannya, ia memandang Andrew dengan menaikan sebelah alisnya, "Ma-maksud kamu apa? Pulang ke rumah siapa?"
"Sayang kamu duduk di sofa dulu sama Adel ya. Daddy mau bicara dulu sama mommy." Andrew menaruh putranya di sofa tepat disebelah Adel. Lio menganggukan kepalanya tanda setuju.
Andrew mendekat kearah Riana, "Ya pulang ke rumah aku, kerumah kita."
"Pulang ke rumah kamu?? Engga, engga, aku dan anak-anak pulang ke apartemen. Ka-kalau kamu mau ketemu si kembar, ka-kamu tinggal ma-main aja keapartemen." ucap Riana gelagapan karena Andrew semakin berjalan kearah Riana.
Riana sudah terpojok didinding, kedua tangan kekar Andrew sudah mengurung Riana, "Kamu dan anak-anak akan pulang ke rumah, sweetheart. Aku dan semua orang rumah sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut Lio dan Adel, kamu gak mau liat mommy kecewa kan?" Andrew terus mendekatkan wajahnya. Riana bisa merasakan hembusan nafas beraroma mint milik Andrew menerpa wajahnya, jantung Riana berdegup dengan sangat kencang, sampai......
"Mommy cama daddy ngapain?" tanya Adel yang sudah berdiri di samping mereka berdua, sebelah tangannya memeluk boneka teddy bear dan sebelah lagi sedang memegang botol susunya. Sontak Riana mendorong badan Andrew menjauh, wajah Riana merona karena malu, sedangkan Andrew terkekeh pelan.
"Emmm, mommy sama daddy lagi ngomongin....." ucap Riana terputus dengan ucapan Andrew.
"Mommy sama daddy lagi ngomongin kita yang akan tinggal di rumah daddy." Andrew berjongkok di hadapan putri kecilnya.
Adel meloncat-loncat senang, "Di lumah daddy??" tanya Adel antusias. Dijawab anggukan oleh Andrew. Adel langsung berlari ke arah Lio, yang masih terduduk di sofa.
****************************
"OMMA..OPAAA..." teriak Adel dan Lio berbarengan sesampainya mereka di kediaman Rakassa. Adel berlari kecil menuju omanya yang sudah merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Adel. Lio meronta-ronta dalam gendonyan Andrew, karena belum bisa berjalan, sehingga membuat tuan Rakassa mengambil Lio dari gendongan Andrew.
"Riana..." sapa Amanda lalu memeluk Riana. "Aku seneng banget kamu mau tinggal disini."
Riana tersenyum kikuk, "Aku juga seneng kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
General FictionRiana tidak pernah merasa memiliki wajah yang cantik. Namun banyak yang bilang dia cantik. Riana dikenal sebagai gadis yang riang, baik hati, dan tidak sombong, tetapi kalau dia sudah marah tidak ada yang berani menghadapinya. Sampai ia bertemu deng...