Letty Fillard mengerjapkan kelopak matanya begitu sinar matahari yang ngeloyor masuk melalui celah – celah tirai Justin menghantam wajahnya lembut. Letty mengernyitkan dahinya dan perlahan membuka matanya. Pandangannya jatuh pada kasur disebelahnya yang kosong. Gadis itu terdiam. Kemana Justin? Jika biasanya dia akan mendapatkan pemandangan Justin yang sedang mendengkur halus atau sedang tersenyum karena dia bangun terlebih dahulu, kini Letty justru disambut dengan Justin yang baru saja keluar dari dapur membawa secangkir teh.
"Hey," Letty berucap kaku, dan anehnya malah membuat Justin tersenyum manis. Pria itu duduk disebelah Letty lalu menyodorkan cangkir teh itu.
"Minumlah," Letty melirik cangkir itu sebelum mengambilnya dengan gugup. "Soal tadi malam tidak usah dipikirkan." Ucap Justin menarik gadis itu kepelukannya, membuat Letty tersenyum kecil lalu mulai meminum tehnya. Hangat. Ditambah lagi, dia berada dipelukan Justin sekarang. Pagi yang benar – benar indah. "Jika kau ingin aku menceritakan tentang Mina, aku-"
"Justin." Letty beringsut memeluk pria itu, membuat Justin diam membeku. "It's okay." Justin menarik nafasnya mencium puncak kepala gadis itu lalu melepaskan pelukan mereka.
"It's not okay." Justin mengusapkan jemarinya pada pipi Letty. "Aku akan menceritakannya, lagi pula, ini sudah saatnya kita untuk saling terbuka satu sama lain." Untuk pertama kali. Untuk pertama kalinya Letty melihat kabut dimata Justin, yang membuatnya merasa bersalah telah bersikap kekanak – kanakan kemarin malam.
"She named Minaella Rowell" Letty dengan cepat melingkarkan tangannya pada perut Justin. Dan menaruh kepalanya pada dada bidang pria itu. "She was very pretty, graceful, gentle and jovial at the same time. I love her, with all my soul."
"She is my little friend. In the past, I do not have a sister. And I really wanted a sister, and as if God answered my prayers,God sends Mina to the world. And happiness can not be disclosed at that time. Me and Mina grew up together." Anehnya Letty tersenyum sekarang. Dia bisa membayangkan bagaimana sempurnanya Mina dimata Justin, bagaimana hangat senyumnya..
"Until finally I was in the contract by Scooter Braun, and I left Canada. Leave Mina." Justin mengambil nafasnya. "Four years we have not seen, and then I visited. She's lonely. Her father and her mother died in an accident. And she lived accommodated by the Allen family. Finally, because it does not have the heart, I took her to Atlanta." Letty meneguk tehnya perlahan sambil mendengarkan cerita Justin.
"We passed a pleasant moment . She 's apartment rent of her own results of her labors , and she was very proud. Beliebers love Mina like I love her. Because they know, Mina, is a good person."
"And that night, Mina home late. With the chaotic state of wet, cheeks wet with tears," Justin menjilat bibirnya.
"She told me she was pregnant."
"Astaga.." Letty berdesis tak percaya, membuat Justin mendekapnya lebih erat lalu mencium kepalanya. "Then he went away . Left me devastated." Letty merasakan Justin mendekapnya lebih erat.
"And a few days later, the police called me. Said that Mina was killed in her apertemen." Lagi – lagi Letty mengangakan multnya. Bagaimana bisa orang sesempurna Mina mendapat kematian setragis itu? "I'm angry, upset, hating myself for not being able to protect Mina. I was so mad, until finally I became depressed for five months. I went to the club, race, sex with many girls. I even hurt my fans," Justin mengubur hidungnya dihelaian rambut Letty. "I was a dick."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fast And Furious of Justin Bieber
FanfictionJustin Bieber. Siapakah orang dungu yang tak kenal dengan pria tampan nan macho ini? Bukankah Justin Bieber mempunyai miliaran fans yang tersebar dimana saja? Dengan wajahnya yang tampan, kharismanya yang luar biasa, serta suaranya yang bagai desau...