Play: Justin Bieber – She Don't Like The Lights.
Pattie Mallatte langsung menghambur pintu rumah tempat Leona dirawat setelah Brooklyn mengabarinya kalau Leona tertembak. Wanita paruh baya itu berjalan cepat menyebabkan dentingan wedges elegantnya memantul dilorong rumah sakit yang senyap.
Ruangan putih pucat yang diketahui sebagai kamar perawatan Leona terlihat ramai. Pattie masih terdiam diujung koridor menatap wajah – wajah lesu yang terduduk dikursi biru gelap yang berbaris disepanjang lorong. Pattie dapat mendengar dengan jelas, desis – desis dari Bieber Crew yang sedang berbicara dengan Victoria Beckham, suara blizt dibelakangnya. Juga tangan Kristen yang menggenggamnya dengan erat.
Pattie bisa menangkap kecemasan luar biasa diwajah Justin dan yang lainnya. Justin sedang menyandarkan kepalanya kedinding rumah sakit yang –lagi – lagi- berwarna biru pudar sambil memejamkan matanya. Letty sedang menggenggam tangan Justin yang terkulai sambil membisikan sesuatu pada telinga pria itu. Brooklyn terlihat sedang melamun, matanya kosong, tapi siapapun tahu kalau dia sedang memikirkan Leona. Brian, Shawn, Dolyn, dan Annelise sedang memandang sebuah laptop sambil berdebat kecil.
Kacau. Semuanya kacau.
Pattie menarik tangan Kristen untuk melangkah mendekat. Semuanya langsung mengangkat kepala ketika melihat kedatangan Pattie, Kristen, Bieber Crew, Victoria Beckham, dan paparazzi.
"Mom?" Brooklyn berdesis heran melihat kedatangan Ibunya disini. Victoria tanpa babibu langsung menghambur memeluk anaknya yang terlihat kalut luar biasa, tentu saja, Victoria mengerti benar bagaimana Brooklyn jatuh cinta pada Leona saat melihat Leona sedang berenang bersama Justin disalah satu pantai di Miami. Maka dia bisa mengerti bagaimana sedihnya Brooklyn saat ini.
"She'll be alright." Desis Victoria sambil mengusap kepala anaknya sayang.
"Justin." Pattie Mallatte berujar membuat seluruh perhatian blizt terantuk lagi padanya. Pattie melangkah mendekat pada anaknya itu, membuat seluruh paparazzi langsung maju dengan riuh mengikuti langkah Pattie, tapi gerakan mereka langsung terhalang oleh Alfredo dan Kenny.
"Aku ingin berdiskusi dengan kalian." Tujuh pasang mata langsung memandang wajah Pattie yang menampakan ekspresi dingin, tenang, dan tegas disaat yang bersamaan.
***
Setelah berhasil menyingkirkan paparazzi, akhrinya, berdirilah disini DOM, Pattie Mallatte, Bieber Crew, Usher, dan Victoria Beckham dalam lorong rumah sakit yang sekarang diliputi ketegangan.
"Jadi bagaimana kejadiannya?" Pattie membuka suara.
"Awalnya kami baik – baik saja, kami –aku, Letty, Brooklyn, dan Leona- sedang memakan pancake dan minum kopi sampai tiba – tiba ada suara ketukan pintu. Dan Leona membukanya, tapi dia tidak kunjung kembali. Dan Brooklyn menemukannya sudah tertembak." Justin menjelaskan dengan nada getir, mengingat kejadian beberapa belas jam yang lalu.
"Bagaimana bisa kalian tidak mendengar suara letusan atau apalah itu?" Kini Scooter yang berujar.
"Peredam suara." Dolyn menyela dengan cepat. "Pistol yang digunakan penembak itu adalah tipe Ingram MAC-10 yang memiliki peredam suara canggih tanpa menurunkan kecepatan tembak."
"Maksudmu," Alfredo berucap sambil menunjukan ekspresi berpikir. "Dia menembak Leona tanpa mengeluarkan suara dan sangat cepat?"
"Tidak sepenuhnya tanpa suara, hanya desingan yang hanya bisa didengar dari jarak beberapa meter. Kecepatan peluru pistol ini 366 meter per detik, dan jarak jangkauan bisa 100 meter, maksimal."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fast And Furious of Justin Bieber
FanfictionJustin Bieber. Siapakah orang dungu yang tak kenal dengan pria tampan nan macho ini? Bukankah Justin Bieber mempunyai miliaran fans yang tersebar dimana saja? Dengan wajahnya yang tampan, kharismanya yang luar biasa, serta suaranya yang bagai desau...