Justin masih terduduk dengan posisi selonjor diatas kasur king itu dengan tangan yang menggenggam secarik kertas kuning pucat. Kertas ancaman dari Jamie Bower. Lelaki itu menarik nafasnya. Lalu dia melirik laptop Apple silver disebelahnya yang menampakan data – data Jamie Bower.
Jamie Bower Carper.
Aneh bagaimana semua orang di Atlanta menggunakan nama tengah mereka sebagai nama belakang mereka. Seperti Isabelle. Isabelle Allen Lightwood menjadi Isabelle Allen. Dan sekarang, Jamie Bower Carper menjadi Jamie Bower. Sementara berkas kepolisian mencantumkan Jamie Carper bukan Jamie Bower.
Didalam berkas kepolisian yang sekarang sudah tersalin ke Adobe Readernya, tertulis kalau Jamie berhasil lolos dari penjara isolasi yang kejam. Jamie lolos setelah dua bulan dia dijebloskan kepenjara, begitu cepat. Dan itu berarti, Justin punya lawan yang lumayan kuat, atau lebih kuat darinya. Jamie juga sempat mencoba merampok bank di Atlanta. Tapi dia gagal.
Dan sekarang, Jamie Bower mencoba membalaskan dendamnya setelah dia bersama Letty.
Malam di Atlanta begitu malam dan begitu gelap. Tidak ada awan, dan tidak ada bintang. Yang ada hanya angin yang berhembus menerpa dedaunan yang berjatuhan dari pohon jati. Dan di malam suram itu, Justin Bieber memasuki sebuah kawasan penjara yang di khususkan untuk orang tidak waras, atau pisiko.
Dia datang untuk menemui seseorang.
Justin didampingi dua polisi dengan badan seperti beruang, berjalan menyusuri lorong gelap dengan penerangan minim menuju sebuah sel yang berada diujung lorong. Didalam sel itu, ada seorang pria dengan rambut pirang dan mata tajam bagai elangyang terduduk disudut sel.
Justin menatap miris pada lelaki itu. Tapi itu adalah ganjaran, hukuman atas apa yang telah dilakukan Jamie pada Mina.
Nyawa dibayar dengan nyawa. Darah dibayar dengan darah.
Justin maju selangkah, dan gerakannya membuat tatapan Jamie makin menohok kearahnya. "What the fuck are you doing here, asshole?" Tanya lelaki itu dengan amarah begitu jelas dari suaranya.
"Aku, kesini hanya untuk menertawakanmu." Justin menyeringai lalu dia berjongkok hingga kini dia berhadapan dengan Jamie yang terkurung dalam sel sempit dan pengap. "Poor you, Jamie Caper."
"Shut up." Dia menggeram. "Aku bersumpah ketika aku keluar dari sini aku akan menghancurkanmu, Bieber. Hingga kepingan terkecil."
"Ow, I'm shaking in my shoes." Seringainya semakin melebar, lalu Justin mengeluarkan tawa sarkatik. "Kau tidak bisa menghancurkanku."
"I can do everything I want."
"You can't." Justin tersenyum miring."Kenapa? Karena kau akan membusuk disini. Selamanya."
Jamie meraung marah dan dia mungkin akan mencakar wajah Justin jika tangannya tidak diborgol. Hal itu membuat Justin mengeluarkan tawa mengejeknya. Lalu dia berdiri dan berbicara dengan salah satu polisi dibelakangnya.
"Pastikan dia menderita, disetiap tarikan nafasnya."
***
"So what should I do?!" Letty membanting kertas – kertas berisi data – data Jamie Bower hingga kertas – kertas itu berserakan diatas meja. Gadis itu menghembuskan nafasnya keras, lalu melarikan jarinya memijit pelipis yang mulai berdenyut. Semua masalah ini membuatnya pening, dan mungkin tanpa Brian, dia bisa jadi stres dan mulai gila karena trauma.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fast And Furious of Justin Bieber
FanfictionJustin Bieber. Siapakah orang dungu yang tak kenal dengan pria tampan nan macho ini? Bukankah Justin Bieber mempunyai miliaran fans yang tersebar dimana saja? Dengan wajahnya yang tampan, kharismanya yang luar biasa, serta suaranya yang bagai desau...