Salam Cinta untuk pembaca semuanya,
Every one of you Special, Dear |Jaga dirimu selalu untuk yang terbaikmu
Rara POV
"Iya Mas. Yang serius ya Mas.... ya, namanya orang belajar pasti mengalami kesulitan. Lha Wong kita kuliah saja juga membutuhkan proses, belajar dan ujian. Apalagi ini menyangkut jalan kehidupan. Jalani, dan laksanakan segera ilmu yang didapatkan. Paksa diri,....."
"..."
"Iya. Yups. Waalaikumusslamwrwb"
Alhamdulillah. Puji syukur yang tiada terkira. Karena kakakku, Mas Rohim kini mau untuk belajar islam. Ada hikmanya juga dari kematian Bapak. Masku yang merupakan anak yang berbakti, ingin menambah kesholihannya agar Bapak mendapatkan amal jariyah. Tentunya juga untuk ibu juga. Masku sebenarnya orang yang sangat baik, mungkin karena kerasnya kehidupan akibat terpaan system buatan manusia yang tidak jelas ini menjadikan dia harus memfokuskan dirinya untuk bekerja sendiri membiayai kuliah, dan kini juga harus menjadi wali dari keluarga kami. Sehingga alokasi dia belajar islam kurang, dan akhirnya sempat membuatku dilarangnya untuk mengkaji islam lebih dalam. Karena menurut Masku tidak ada gunanya. Kalau kuliah ya focus kuliah saja...agar memiliki masa depan cerah.
Ah, aku jadi teringat kisah itu. Bagaimana aku senantiasa berusaha untuk menyampaikan disetiap kesempatan kepada keluargaku, bahwa dengan aku belajar dan mengkaji islam benar-benar menjadikan aku sosok yang istimewa. Dan kini, settelah 5 tahu perjuanganku akhirnya menjadikan keluargaku menerima aku dan apa yang aku sampaikan pada mereka. Sudah taka da penolakan lagi dari mereka. Mereka mengizinkanku untuk belajar islam. Apalagi pasca kematian Bapak yang benar-benar menguji keluargaku. Dan kini, Alhamdulillah...Masku tercinta mau untuk belajar islam. Semoga ini menjadi langkah awalnya untuk mampu menjadi seorang muslim yang senantiasa berusaha menuju ke kesempurnaan.
Saatnya beraktivitas kembali. Hari ini aktivitasku padat sekali. Tadi pagi Aku harus mengambil stok baju ke Surabaya karena ada pesanan yang lumayan banyak. Alhamdulillah, Allah tak pernah salah meletakkan rezeki. sore ini aku harus memastikan peminjaman kelengkapan acara untuk majlis Ibu-Ibu. Seharusnya Mb Ani, tetapi beliau ada agenda dadakan. Terpaksa, aku yang punya motor ditunjuk sebagai pengganti.
"Taman-tamanan... weh, ada ya yang punya tanaman nganggur sebanyak ini ternyata",gumamku
"Mang ambilnya dimana Mb?,". Tanya Ami yang baru dating
"Oh, di Batu Dek".
Ami melihat alamat yang kupegang. " Oh, iya Mb. Daerah situ memang banyak orang-orang yang memiliki tanaman-tanaman hias. Dijual atau dipelihara sendiri. Cuacanya mendukung sih".
"Iya ya... Eh, tapi ga banyak polisi lalu lalang kan?. Kan aku gak punya SIM"
"Eh, masak Mb Rara belum punya SIM?". Tanya Si Reisa yang sejak tadi bersamaku.
" Hehe, lha aku pernah sih tes SIM. Terus ga lulus di prakteknya, salahku juga sih yang kurang menguasai medan langsung saja ambil ujian praktek. Disuruh balik lagi 3 minggunya, tapi aku bete sama Pak Polisinya. Merekanya mau aja ada yang nyogok pas anaknya ga lulus SIM. Kan suap itu. Akhirnya aku belum mencari lagi hingga sekarang, hehe.."
"Yah, emang polisi gila uang sekarang.."
"Iya. Ya udah Dek. Aku tak berangkat dulu. Udah jam 3. Nanti keburu magrib. Ini mendung juga.."
Segera kuambil peralatan tempur berkendaraku. Helm, sarung tangan, dan juga masker. " Assalmualaikum, pergi dulu..."
Ternyata rumah yang akan aku kunjugi tidak jauh. Perjalanan sekitar 15 menit dari tempatku. Cukup Tanya sekali ke warga sekitar rumah Bu Raya, orang yang akan aku temui ini, warga langsung menunjukkanku rumah beliau. Rumahnya asri, besar dengan rumputan hijau terhampar, dan didepannya juga banyak tanaman hias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah
EspiritualSebuah cerita. Bermula dari makhluq yang bernama manusia. Laki- laki dan perempuan. Yang memiliki naluri untuk mencintai. Yang membutuhkan lawan Jenisnya. Yang ingin mencintai dan dicintai. Namun, terhambat oleh kondisi lingkungan yang membuat merek...