Dua Keluarga,Surga

8K 332 35
                                    


Writer POV

Jika sebelumnya, suasana raya di rumah Rio bercampur perseteruan, suasana kini berbeda ketika dirumah Rara. Keluarga besar Rara menyambut keluarga Rio dengan penuh suasana kekeluargaan. Maklum, tempat tinggal Rara yang di kampung di pedesaan, dan asli orang desa menjadikan nuansa kekeluargaan masih sangat terasa. Bahkan Mama Rio hingga membawa dua karung besar sayur fresh dari ladang anaknya untuk keluarga Rara. Suasana saling cuka cita benar-benar terasa.

Begitulah, kebahagiaan tak melulu datang dari kemewahan. Justru kebahagiaan kadang datang dari kesederhanaan yang didampingi dengan rasa penuh kesyukuran.

Setelah berziarah ke makam almarhum Bapaknya, yang masih membuat Rara sesenggukan, keluarga Rio dan Rara mengunjungi tetangga sekitar dan kemudian balik lagi untuk bercengkerama dengan keluarga besar.

"Masih rame diluar Bil?." Tanya Rio pada Rara yang datang dengan semangkok rujak untuk suaminya. Buatan Ibu dan Mama Rio.

"Iya Mas. Itu pasukan Ibu-Ibunya Ibu sedang kumpul. Ditambah sama Mama. Cocok banget."

"Asal gak ngomongin tetangga aja." Rio mengambil rujak yang disodorkan oleh istrinya.

"Kalau Ibu sih Insya Allah gak suka ngomongin tetangga. Dikit-dikit sih biasanya. Kebawa pas nongkrong-nongkrong."

"Mas Rohim jadi menetap disini Bila?." Rio menyuapi istrinya.

Rara, melongo sejenak. Sebelum menerima suapan dari suaminya.

Mas Rio.... Batin Rara. Dan kemudian wajah Rara memerah, menahan malu.

Rio tersenyum melihat istrinya yang malu-malu.

"Jadi Mas. Mau nemani Ibu. Untungnya juga kantornya Mas Rohim buka di kota sini. Jadi dekat sama rumah. Lumayanlah, Ibu gak kesepian."

"Kalau seandainya Mas Rohim gak pindah kesini nih, gimana donk?."

"Yahhh, terpaksa lamarannya Mas Rio gak akan Rara pertimbangkan."

"Kok gtu?." Rio masih menyuapi istrinya.

"Udah ah. Itu buat Mas Ri aja. Pedas." Rara mengambil minum sejenak.

"Iya. Kan Mas Rio mintanya yang mau menetap disana. Mas Rio juga anak tunggal. Otomatis tanggung jawab merawat orang tuanya Mas Ri ya ada di Mas Ri. Kalau emang Mas Rohim gak pindah kesini, ya Bila gak mau. Daripada kedepannya bingung. Ibu gak pasti. Nunggu Zahra juga empat tahun lagi." Rara mengedikkan bahunya. "Bisa jadi kalau maksain kayak gitu, malah bikin pernikahan ndak enak kan?."

Ta'aruf memang masa-masa awal mengenal antara calon suami dan calon istri. Termasuk gambaran keduanya tentang visi pernikahan kedepan. Agar jelas kemana arah pernikahannya nantinya. Termasuk juga kejelasan akan tinggal dimana dan bagaimana gambaran kehidupan keduanya kedepan. Karena jelasnya gambaran pernikahan kedepan menunjukkan bagaimana komitmen calon istri dan calon suami tentang pernikahan tersebut. Dan seberapa kuat komitmen mereka masing-masing. Kuatnya gambaran visi dan misi pernikahan juga bisa jadi bahan pertimbangan untuk mempertimbangkan seseorang.

"Tapi, endingnya Mas Rohim pindah kesini."

"Iya." Rara memberikan minum untuk suaminya, dan mengambil piring kotor Rio. "Jodoh Mas. Amiin." Rara segera mengacir keluar, malu berhadapan dengan suaminya lama-lama. Dan lebih malu dengan apa yang dia sampaikan barusan.

Diluar, rupanya tim Ibu-Ibu sudah bubar. Sudah siang. Waktunya bersitirahat.

"Alhamdulillah, Allah mengizinkan kita untuk berjodoh Bila," Rio memandang Rara sejenak.

MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang