Assalmualaikumwrwb, Hai saya update lagi
Ramadlan ke-8
Tetap semangat.
Baca notes ya :)
.
.
Setelah mereka menyeleseikan urusan dikampusnya, kebetulan Rara dan Rio menghadap pembimbing mereka, pak Ano, yang tentunya juga turut berbahagia dan tak menyangka bahwa anak bimbingannya ada yang menikah. Setelah selesei, Rara pergi ke kontrakannya, sedang Rio katanya sedang menangani urusan selanjutnya. Begitu saja katanya pada Rara. Sebenarnya Rara penasaran, apa urusan Rio, tapi naluri untuk keponya masih dia tahan untuk nanti saja. Lagipula, teman-teman sekontrakannya sudah menunggunya.
.
.
.
.
.
"Ih, Mbak Rara ini ya tiba-tiba ngasih tahu kalau nikah, aqad langsung lagi. Kaget dong kita."
"Kaget bahagia kan?" goda Rara pada Ami.
"Gimana Mba ceritanya, kok bisa mengenal Mas calon dosen itu?" tanya Ami penasaran.
Nah, Rara sendiri juga penasaran. Suaminya calon dosen?. Lha ini yang dia belum tahu. Sepertinya dia harus banyak mencari info siapa sebenarnya suaminya itu.
Bukan berarti Rara menerima Rio karena fisik dan kegantengannya, tanpa mempertimbangkan yang lain. Atau karena dia tau bahwa Rio memiliki rumah dan kebun usaha sendiri. Rara menerima Rio karena dia bisa melihat ketaqwaanya dan memang tanggung jawab sebagai suami yang Rio emban.
Rara hanya mengangguk, tersenyum pada adek-adek kontrakannya.
Setelahnya Rara bercerita, lebih kepada hutang Rara kepada adek-adek kontrakannya, karena mereka memang saudara, jadi harus terbuka, terbuka pada tempatnya.
"Intinya, kalau sedang ta'aruf dengan seseorang status kita masih orang asing dengan orang tersebut. Jadi, yang namanya orang asing, ya bukan mahram, jadi masih belum bisa apa-apa. Dan tak semua ta'aruf itu berhasil kok. Alhamdulilla aja Mbak bisa sekali langsung jadi. Ta'aruf itu usaha kita untuk mencari tahu pasangan kita siapa. Makanya, kalau sudah siap untuk membina rumah tangga ya ta'aruf aja. Kalau belum siap mengemban amanah istri, amanah nanti menjadi ibu, ya dipersiapkan. Bukan dengan kita berharap tapi ya mempersiapkan dengan amal sehari-hari kita. Kalau tak siap, malah kearah ta'aruf-ta'arufan atau pacaran, dosa banget kan.."
"Tapi Mbak, bagaimana kita jaga perasan pas ta'aruf?. Secara nih ya. Kan biasanya akhirnya merasa waaah aku sudah memiliki calon. Dari yang ktia biasanya tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis, trus kita jadi punya calon. Kan biasanya ada rasa yang waaaw gitu." Tanya Anggi penasaran, yang diamini oleh yang lain.
"Em.. gimana ya.. intinya kita melaksanakannya sama kayak kita melaksanakan aktivias kehidupan kita yang lain. Pengin dapat ridlonya Allah kan?, itu yang harus senantiasa diingat. Baper, pasti iya. Tapi jangan sampai membuat kita gagal focus dan akhirnya malah merasa euphoria. Kemana-mana jadi ingat dia. Ini belum halal lho ya. Masih On the way alias proses. Justru saat itu, syetan malah mendekat lo. Ya, melalui bisikannya itu. Entah nanti tiba-tiba ingat, pengin senyum-senyum sendiri. Sama kayak orang kasmaran. Makanya kedekatan dengan Allah harus terus dijaga. Interaksi sebutuhnya saja. Kalau tak ada kepentingan ya tidak usah interaksi. Dan jangan mengada-ada interaksi. Mb sama suami aja, ga pernah interaksi. Kecuali pas setelah khitbah, itupun paling hanya tanya alamat rumah, kapan bisa kerumah. Udah gitu aja.."
Rara menarik nafas sejenak, Adek-adeknya
"Dan satu lagi. Yang harus diingat ta'ariuf itu proses mencari jodoh sesuai jalan Allah. Makanya harus cari petunjuk Allah, ya melalui istikhoroh itu. Dan pilihlah seseorang yang dekat dengan Allah, insya Allah bisa menjadi imam yang baik nanti. Caranya juga harus ikut petunjuk Allah. Jangan baper deh, gawat banget nanti. Atau ta'aruf tapi tak siap nikah. Ta'aruf, nikahnya 5 tahun kemudian. Nah, itu mah dalih aja. Allah itu pasti berikan kita yang terbaik, kadang kita udah sreg, ternyata malah merasa ragu dari hasil istikhoroh itu, ingat aja sebagaimana firman Allah Al-Baqarah 216 , kadang kita ingin yang terbaik, tapi Allah yang tahu yang paling baik untuk kita. Jadi, kadang kita merasa itu tak sesuai dengan kita, tapi Allah give the best deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah
SpiritualSebuah cerita. Bermula dari makhluq yang bernama manusia. Laki- laki dan perempuan. Yang memiliki naluri untuk mencintai. Yang membutuhkan lawan Jenisnya. Yang ingin mencintai dan dicintai. Namun, terhambat oleh kondisi lingkungan yang membuat merek...