Ternyata ada yang membaca cerita ini. Sabar ya Kawand, saya updatenya agak lambat. Karena sambil menyambi dan yang lainnya. Terus semangat menjaga diri.
Engkau mutiara, Buatlah dirimu berharga :)
Thankyuuu bagi yang sudah mau untuk menjadikan cerita saya ini sebagai Reading listnya...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------Rara POV
....Dia malu, tapi dia suaminya. Mau tak mau dia harus menemuinya. Tapi mengapa dia tak bisa melihat wajah suaminya yang kini tengah bercakap dengan saudaranya?. Ah, itu dia mendekat. Apa yang harus dia lakukan?.
"Mengapa malu?,". Tanya seseorang sembari memeluk tubuhnya dari belakang.
Rara bingung harus menjawab bagaimana,.
Rara berbalik menghadap suaminya, tapi mengapa masih tak jelas wajah siapa itu..
"Tak perlu malu. Aku suamimu..."
Astaghfirullahal 'adziim. Ah, hanya mimpi. Tapi mengapa begitu indah sekali. Astaghfirullahal 'adziim. Rara menghempaskan kembali tubuhnya. Diliriknya jam dinding, sudah menunjukkan pukul 01.30 pagi. Ah, mungkin inilah caranya Allah membangunkannya. Semalam dia tertidur dalam kondisi kecapekan, belum shalat Isya. Dia baru saja datang dari mengantar pesanan Pakaian, langsung menubruk kasur dan tertidur. Segera Rara beranjak dari kasurnya, untuk memulai rutinitas paginya.Rumah masih sepi ketika Rara memulai harinya pukul 01.30. dibangunkannya penghuni rumahnya satu persatu, agar mereka jg bisa untuk sholat malam. Yah, meskipun kilah adek-adek kost-nya masih terlalu pagi jadi mereka tak mau bangun. Rara hanya geleng-geleng kepala.
Mimpi itu masih membayangi benak Rara. Mimpi yang masih sangat jelas. Ada suasana nyaman tersendiri dalam hatinya. Ah, kapan kira-kira dia akan bertemu dengan jodohnya dan mengakhiri lajangnya?. Maka, di malam yang syahdu itu, Haura Salsabila, Rara memohon dengan penuh kerendahan kepada pemilik hati untuk memberikannya seseorang yang akan menemaninya di dunia ini dalam ikatan suci dan kelak akan menjadi Imamnya dalam mencari Surga.
Sore sudah menjelang, langit berubah menjadi ke-orange-an. Langit yang sangat disukai oleh Rara. Langit yang akan memadukan berbagai warna menjadi kesatuan warna-warna yang memukau mata. Yang akan semakin menambah keimanan pada Rabb-nya bagi orang yang mau untuk menggunakan akalnya
Dilihatnya mahasiswa – mahasiswi baru saja pulang dari Kampus. Mereka berboncengan mesra, ataupun ada yang berdekatan berjalan bersama. Naudzubillah... memang jalan untuk memenuhi cinta kepada lawan jenis bermacam-macam. Ada jalan pelangi dan ada jalan Mie Instan. Lho, kok bisa?. Pelangi, kalau kita ingin melihat pelangi kita harus sabar, harus menunggu hujan deras dan sinar matahari hadir bersamaan, baru muncullah pelangi, namun begitu sudah menjadi pelangi yang bisa kita lihat betapa indahnya mampu membuai mata yang melihatnya. Sedangkan Mie Instan, cepat buatnya, enak hasilnya, tapi pasca makannya aka nada banyak resiko yang didapatkan, terutama kanker. Begitu juga dengan memenuhi naluri untuk mencintai lawan jenis, proses yang instan tak sesuai jalur pemilik kehidupan akan menjadikan proses itu terasa hambar dan tak seindah semestinya.
Ah, jadi mengapa mikirin jodoh lagi...., alamaaak ini namanya aku kebelet nikah. Batin Rara.
Aku baru saja turun dari motornya, ketika dia sebuah panggilan telpon masuk ke Hpku
"Assalamualaikum, Ra,dimana?"
"Eh, Mb Ani. Baru dari luar Mb..."
"Ada amanah untukmu Dek, ini untuk acara Majlisnya Ibu-Ibu sekota karesidenan. Bisa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah
ДуховныеSebuah cerita. Bermula dari makhluq yang bernama manusia. Laki- laki dan perempuan. Yang memiliki naluri untuk mencintai. Yang membutuhkan lawan Jenisnya. Yang ingin mencintai dan dicintai. Namun, terhambat oleh kondisi lingkungan yang membuat merek...