Walimah 'Ursy_1

10.8K 369 27
                                    

Writer POV

"Nanti, kelanjutan aksi kita ini bagaimana ya Mas?. Ini nih media berusaha membelokkan beritanya." Rara melihat-lihat berita di tab suaminya.

"Ya, pokoknya Ahok harus ditangkap Bila. Makanya,ada beberapa yang menyampaikan, jika setelah ini Ahok tidak di adili, maka kita umat islam siap lempar jumroh. Maksudnya, kan aksi Bela Islam 14 Oktober kemarin masih biasa saja, diibaratkan seperti permulaan haji, selanjutnya aksi 411 seperti thawaf, karena 5 juta umat islam berkumpul di satu titik, aksi 212 yang lebih besar lagi, seperti wukuf, terutama waktu kita shalat jumat. Bener-bener terlihat seperti wukuf. Nah, selain itu juga aksi Bela Islam II dan III ini jumlahnya melebihi orang yang melaksanakan ibadaha haji. Makanya jadi disamakan dengan aktivitas haji. Jadi, kelanjutan dari thawaf dan wukuf adalah lempar jumroh. Aksi lanjutan dari Bela Islam I, II, dan III, disamakan dengan aksi lempar jumroh. Kalau disamakan dengan kekerasan, itu sangat salah. Kalau aksi bela islam I, II dan III yang totalnya bisa berjuta-juta itu, bisa damai, mengapa aksi lanjutan tidak. Lagipula. Tak pernah islam mengajarkan kekerasan sedikitpun. Hanya orang-orang yang tak mengerti islam saja yang berusaha untuk senantiasa membelokkan islam. Tapi, yang namanya kebenaran akan senantiasa menunjukkan dirinya." Jelas Rio panjang lebar.

"Harusnya mereka yang muslim dan nyinyir, malu ya Mas. Al-Qur'annya dihina, mereka diam saja, bahkan malah menjadi golongan nyinyiriyah."

"Iya. Prediksi Allah di Al-Maidah lanjutan ayat 52,53 dan 54 sangat terlihat dengan kondisi sekarang. Semoga kita benar-benar menjadi pembela sejati Al-Qur'an dan Islam ya."

Rara mengangguk-angguk. Tersenyum sendiri, menikah seperti bertambahnya temannya. Teman untuk berbagi dan berdiskusi, karena mereka sepemikiran sevisi, diskusi menjadi lebih asyik.

"Kenapa Bila senyum-senyum sendiri?."

"Eh.." Rara gelagapan. "Gak kok Mas, gak apa." Rara jadi malu sendiri.

"Dasar, Baper-an." Goda Rio. kalau ada aktivitas tambahan yang paling disenangi Rio, adalah menggoda istrinya. Kalau sudah malu-malu, istrinya itu sangat menggemaskan. Jadi, ingin memakannya. Ups,.

"Mas Rio ih. Nanti kalau Bila Baper-an, mas Rio yang bingung lo ya. "

"Bingung kenapa?, Baper, tinggalin aja."

"Ck." Sebel Rara.

Kalau sudah istrinya merajuk, saatnya Rio yang harus mendekati istrinya.

"Ada apa Sayang?. Heemm."

Blush. rona malu itu masih terlihat jelas di kedua pipi istrinya. Istrinya jadi menunduk malu.

"Haura Salsabila..."

Tuh kan., yang paling bisa buat perasaan Rara jungkir balik itu ya suaminya itu.

"Apa Mas." Rara berusaha mengalihkan perhatiannya dari suaminya yang kini menatapnya tajam.

"Tolong ambilkan paper Mas yang kemarin ya.."

Gubrak. Suaminya sedang menggodanya. Merusak momen.

Rio tertawa melihat wajah gemas istrinya. Rara bersegera untuk mencarikan tugas suaminya. Setelah Rara yang dibantu Rio, kini Rara yang membantu mengerjakan thesis Rio. tentunya setelah revisi Rara selesi.

"Mas, gak ada. Mas taruh mana?." Tanya Rara dari ruang belajar Rio.

"Kayaknya diatas meja deh Bil."

"Beneran Mas?." Suaminya ini kadang pelupa soalnya. Jadi, Rara yang harus senantiasa mengingatkan suaminya dimana barangnya diletakkan.

Akhirnya selama setengah jam mereka mencari paper-paper penting milik Rio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang