Pertemuan

38.2K 954 4
                                    

Happy Reading!

****

FARIS POV

Malam ini adalah pertemuan antara keluargaku dan keluarga Dharmawan. Kalau aku denger sih katanya akan membicarakan tentang perjodohanku dengan Ariani. Perempuan yang pastinya akan menghancurkan hidupku. Kata papah dan mamah kita akan bertemu dengan keluarga Dharmawan di Restoran milik bundanya Ariani.

Aku hanya menggunakan kemeja dengan lengannya ku tekuk sesikut, dan celana jeans hitam yang menempel pas di kakiku dan tak lupa jam tangan mahal yang kubeli di Paris menempel indah ditangan kiriku. Aku segera turun ke bawah dan bertemu dengan mamah,papah,dan kakakku yang tak kalah tampan dariku yaitu Rizky Pratama.

"Faris kamu bawa mobil sendiri ya sayang biar nanti kamu bisa anterin Ariani pulang." Kata mamah dengan lembut. Dan aku? Hanya bisa mengangguk pasrah karna pasti kalau aku menolak pasti tidak akan menang juga kan? Dan keluargaku langsung menuju ke Restoran keluarga Dharmawan tersebut.

Ditengah perjalanan aku menerima panggilan masuk dan kuangkat tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Ya?" Kataku memulai percakapan

"Sayanggg... aku kangen sama kamu. Kangen banget sayangg. Kita ketemuan yuk. Aku lagi bete nihh dirumah mulu. Bosen"ujar wanita yang kuketahui adalah Yulia.

Yulia adalah mantan pacarku yang aku putuskan saat aku tahu bahwa aku akan dijodohkan, dan dia ga terima dengan keputusanku.

Aku memutar bola mataku malas. "Mau apa lagi lo telpon gue HAH!!? Ga ngerti apa kalo kita tuh udah putus!" Ucapku yang mulai emosi karna dia telah menggangguku menyetir.

"Sayang kamu kok ngomongnya kasar gitu sih sama aku? Aku kan kangen sama kamu" ucapnya dengan nada yang menggelikan.

"Gue ga peduli."

"Sayang kamu denger ya aku bakalan neror kamu sama wanita yang bakalan nikah sama kamu. Liat aja apa yang akan aku lakuin ke dia" ancamnya.

"Gua ga peduli!" Kemudian ku matikan telpon tersebut dengan sepihak.

Tanpa sadar aku sudah sampai di Restoran tersebut dan mulai berjalan menyusul papah,mamah,dan kakakku. Dan yang kita lakukan adalah menunggu keluarga Dharmawan datang.

Pikiranku kembali pada perkataan Yulia, apa maksudnya dia bakalan neror aku dan Ariani? Dan apa yang akan dia lakuin ke aku dan Ariani?? Huhh dasar cewe gila. Batinku

****

ARIANI POV

Aku masih berdiri didepan cermin, memutar tubuhku beberapa kali. Malam ini adalah pertemuanku dengan keluarga Pratama, dan itu berarti aku harus melihat calon suamiku Faris Pratama.

Didepan cermin aku melihat badanku terbalut dress selutut dengan lengan 3/4, rambut ikalku yang kubiarkan tergerai,dan heels biru laut kesukaanku. Dan setelah merasa sempurna dengan penampilanku, aku pun berjalan ke nakas disamping tempat tidurku mengambil jam berwarna biru laut yang kudapat saat ada bazar di Singapura. Tak lupa tas kecilku yang berisi beberapa barang seperti tissu,hp,dompet,dll.

Kemudian aku turun kebawah menemui Ayah,Bunda,Bang Arya,Kak Nisa dan kami pun berjalan ke luar pagar sementara Ayah menyiapkan mobil.

"Lo cantik juga de malem ini." Celetuk abangku.

"Yaiyalah gue mah cantik emang kaya si tomboy tuh." Kataku dan melirik Kak Nisa. Kenapa kusebut tomboy? Karna sekarang dia hanya menggunakan tanktop ditutupi kemeja kotak kotak, celana jeans yang mulai memudar,sepatu Converse hitam,rambut dikucir kuda, gelang gelang yang menempel ditangan kanannya dan ditangan kirinya ada jam yang dia beli saat di Singapura.

Merasa tersindir Kak Nisa langsung mencubit pipiku gemas dan berhasil membuatku meringis kesakitan"Aaw kakk sakit tauu, bundaaa kakak nakal nihh." Ucapku manja

"Makannya jangan ngatain gue tomboy lagi. Ini gaya gueee. Inget tuhh" ucapnya sambil melepas cubitannya dan menjulurkan lidah kearahku. "Aduh anak perawan bunda jangan pada berantem dong sayang." Ucap bundaku.

Setelah pertengkaran itu kami semua memasuki mobil dan segera menuju Restoran keluarga kami.

Sesampainya di Restoran kami berjalan menuju keluarga Pratama. Disana sudah ada om Pratama, tante Alice,Kak Rizky, dan Kak Faris. Keluarga Pratama menyapa kami dengan hangat kecuali dengan Kak Faris.

Dia hanya memasang wajah datar saja saat melihatku. Setelah memesan makanan hanya ada obrolan basa basi saja membicarakan masalah kuliahku, pekerjaan Kak Faris dll. Sesampainya makanan kami,kami langsung memakannya.

Kali ini ada canda tawa terdengar dari semuanya kecuali aku dan Kak Faris. Kami hanya diam saja mengaduk makanan kami. Dan pada saat aku dan Kak Faris mulai memakan makanan kami, tante Alice mengumumkan bahwa pernikahan aku dan Kak Faris akan dilaksanakan satu minggu lagi. Dan itu sukses membuatku dan Kak Faris tersedak dan saling menatap satu sama lain.

"Apa mah?! Satu minggu lagi? Apa itu ga terlalu cepat?" Ucap Kak Faris

"Engga lah sayang, lagian juga mamah ga sabar mau punya cucu" ucap tante Alice santai.

Apaaa? Cucuu? Menikah dengan Kak Faris aja itu udah berat banget ngejalaninnya gimana mau punya cucu?

"Semuanya, saya mau izin bawa Ariani keluar sebentar." Ucap Kak Faris.

"Tentu aja boleh sayang. Bawa aja Arianinya." Ucap bunda dengan semangat. Wahh bunda kenapa diiziniin. Kalau tiba tiba anakmu pulang tanpa nyawa gimana??

Tiba tiba dia menarik tangan ku mebawaku keluar restoran,dan memaksaku masuk kedalam mobilnya. "Masuk cepett!"

"Kita mau kemana?" Tanyaku dengan nada gugup.

"Masuk aja dulu nanti juga tau." Dari pada tambah panjang mending masuk aja deh.

Tak ada percakapan dalam perjalan ini. Hingga tak terasa mobil Kak Faris berhenti di sebuah taman. "Turun. Cepett!!"

Yaelahh ga bisa sabar dikit apa ya ini orang?? Batinku.

Setelah mencari tempat duduk yang pas, akhirnya kami duduk di kursi kayu dan mulai bicara

"Kenapa lu terima gitu aja pernikahan ini?" Tanya Kak Faris

"Karna gue ga mau bikin orang tua gue sedih kalo gue nolak perjodohan ini. Gua cuma mau bikin orang tua gue seneng walau nanti gue harus jadi janda diusia muda" Ucapku

"Jadi lu ga ada niat sama sekali buat nolak pernikahan ini? Udah gini aja? Pasrah aja sama keadaan?" Tanyanya dengan nada bingung.

"Ya mau gimana lagi. Coba deh lu bayangin kak, kita cuma ngelakuin ini aja masa berat. Gimana orang tua kita yang selalu ngorbanin semuanya bahkan nyawanya cuma biar kita hidup enak tanpa kesusahan. Perjuangan kita segini doang ga bakalan bisa ganti apa yang udah orang tua kita perjuangin buat kita. Yakan Kak?" Tanya ku dan ternyata dari tadi Kak Faris hanya menatapku saja.

"Dewasa banget ya omongan lu. Kalo lu setuju yaudah gue juga setuju deh. Emm udah malem pulang yuk, gue anter."

"Yukk" ucapku dengan semangat

Didalam mobil tidak ada percakapan yang terjadi diantara kita. Hanya bunyi mesin mobil yang terdengar. Sesampainya di rumah aku langsung turun dari mobil tapi Kak Faris menahanku dengan memegang tanganku. Ada getaran aneh saat dia menyentuhku.

"Emm kenapa Kak?" Tanyaku gugup

"Emmm mau minta nomor telpon lu. Nih" ucapnya sambil memberikanku handphonenya. Setelah ku tulis nomor telponku dan menyimpannya aku pun turun dari mobil dan saat aku menutup pintu Kak Faris mengucapkan kalimat yang sederhana tapi mampu membuat jantungku berdebar yaitu "selamat malam" hanya kalimat itu saja.

Apa ada yang aneh dengan jantungku?? Mengapa berdebar begitu cepat?? Atau jangan jangan...

Bersambung...

Perjodohan Indah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang