Teror

26.4K 585 1
                                    

Happy Reading guyss...

****

FARIS POV

Pagi ini aku merasa ada yang berbeda. Aku merasa lebih semangat, mungkin karna aku sudah lega setelah mengatakan bahwa aku cinta sama Ariani dan aku akan bikin dia jatuh cinta sama aku.

Seperti biasa aku mengantarkan Ariani ke kampus dan segera menuju kekantor.

Sesampainya dikantor aku memikirkan bahwa kejadian seperti kemarin ga boleh kejadian lagi.

"Pagi pak" Sapa satpam di loby.

"Pagi. Pak, saya mau minta tolong. Kalo misalnya ada Yulia kesini udah usir aja. Jangan biarin dia dateng kesini lagi. Oke pak?"

"Siap pak. Laksanakan."

"Tolong kasih tau semua keamanan disini ya pak. Makasih. Saya keruangan dulu."

"Siap pak"

"kalau dengan cara itu masih tidak mempan juga, mungkin aku harus membuat poster yang besar didepan kantor dengan tulisan " YULIA SALSA RADITYA DILARANG MASUK!!" sepertinya patut dicoba"pikirku dan mulai tertawa dalam hati dengan pikiran konyolku.

BUKK.

Aku menabrak seseorang. Aku seperti mengenalnya. Ahh dia Rendy Wijaya. Mau apa lagi dia?

"Faris Pratama, ketemu juga kita disini. Gue cuma mau kasih tau. Siap siap buat kehilangan Ariani, karna gue bakal rebut dia dari lu!" Ucapnya. Aku mencoba agar tidak emosi dengan orang seperti dia.

"Oh ya?? Uu takut." Ucapku dengan nada mengejek.

"Oh jadi lu ga takut? Kita liat nanti aja. Ariani bakalan jadi milik gue."

"Oke. Dan kalo menurut gue, lu jangan banyak gaya ya. Lu tuh berada dibawah gue. Lu gabakal bisa ngelakuin apapun ke gue ataupun Ariani. Kalo lu ngelakuin itu berarti lu udah ngejemput kematian lu sendiri." Ucapku dengan nada sinis.

"Kita liat aja nanti. Gue bakal.."

"Stt.. jangan banyak ngomong dan jangan banyak mimpi. Lu ga bakalan bisa rebut Ariani. Sekuat apapun usaha lu buat rebut Ariani, gue yakin lu tetep ga bakal bisa rebut dia. Yang sabar ya." Ucapku sambil menepuk nepuk bahunya dan berjalan keruanganku.

Didalam ruangan aku hanya bisa memutar mutar kursiku dan mengetuk ngetuk pulpen yang ada ditanganku. "Apa yang harus gue lakuin ya??" Tanyaku pada diriku sendiri.

Ahh.. aku mengingat sesuatu. Aku punya nomer Andre dan sepertinya aku bisa meminta bantuan dia. Akupun mencoba menelpon Andre.

"Halo benar ini dengan Andre?" Tanyaku memastikan. Walau aku yakin itu adalah nomer Andre.

"Iya benar ini dengan siapa?"

"Ndre, ini gue Faris, suami Ariani. Gue mau tanya lu lagi sama Ariani?"

"Engga nih. Kenapa emang? Lu cari Ariani? Mau gue panggilin?" Tawar Andre.

"Jangan jangan. Gue mau ngomong berdua sama lu. Bisa ga kira kira gue minta tolong lu?"

"Boleh boleh. Minta tolong apaan nih?"

"Lu tau Rendy Wijaya kan? Mantan Ariani?"

"Hm. Kenapa?" Tanya Andre dengan nada datar. Sepertinya dia tidak suka aku menyebut nama Rendy.

"Emm gini tadi Rendy kekantor gue. Dia ngancem gue. Dia bilang dia bakal rebut Ariani. Jadi gue mau minta tolong ke lu dan semua sahabat Ariani, tolong jagain Ariani selama gue ga ada disampingnya. Tapi Ariani jangan sampe tau masalah ini ya. Bisa kan?"

Perjodohan Indah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang