Talking To The Moon

19.9K 366 5
                                    

Happy Reading guyss...

****

FARIS POV

Nadia berlari masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu kamarnya. Akupun bangkit dari tempat duduk ku. Ada rasa bersalah saat dia menangis.

Aku masuk kedalam kamar Nadia. Dia sedang menangis dibawah selimutnya. Aku duduk dipinggir ranjangnya dan membuka selimutnya.

"Maafkan Ayah. Ayah tau Ayah salah. Ayah janji ga akan bikin kamu nangis lagi." Ucapku tersenyum

"Benar itu hikss.. Ayah?" Ucapnya sambil sesekali sesenggukan.

"Tentu sayang. Ayah akan mencoba menjadi Ayah yang baik untukmu." Ucapku kemudian memeluk Nadia.

"Nadia sayang Ayah."

"Ayah juga."

"Ayah tidak akan benci aku lagi kan?"

"Tentu."

"Berarti besok Ayah akan mengantarkan aku ke sekolah?"

"Iya pasti."

"Yeyyy. Pasti sangat menyenangkan."

"Ya. Dan besok pas pulang sekolah Ayah akan mengajak kamu dan tante Ariani makan siang di restoran yang enak. Bagaimana?"

"Aku mau Ayah."

"Baiklah, sekarang kamu tidur ya." Nadia menganggukan kepalanya. Saat aku ingin keluar kamar dia memanggilku.

"Ayah, boleh aku minta Ayah mencium keningku setiap aku ingin tidur?" Tanyanya ragu ragu. Aku berjalan ke arahnya dan mencium keningnya.

"Tentu princess."

----

ARIANI POV

Malam telah menjelang tiba tiba aku merasa kangen sama Ayah dan Bunda. Akupun duduk di balkon kamarku dan menatap bulan diatas sana.

Bulan diatas sana sangat terang. Ditemani bintang bintang yang banyak juga terang.

Aku memejamkan mataku merasakan keberadaan Ayah dan Bunda di sisiku. Aku membuka mataku dan melihat Bunda dan Ayah ada disampingku.

"Ayah? Bunda?" Mereka tersenyum kearahku. Mereka ada disini. Aku senang sekali bisa melihat mereka lagi.

"De, kalo kamu sayang sama Faris kamu bisa kembali sama dia. Dia sudah berubah. Dia bisa menjaga mu. Ayah percaya itu."

"Kalaupun dia akan menyakitimu lagi. Kita akan melindungi mu." Sambung Bunda.

"Bagaimana dengan Nadia Yah,Bun?"

"Anggap dia adalah anakmu yang dulu belum sempat lahir melihat indahnya dunia. Jangan di jadikan pengahalang. Nadia lah yang akan menyatukan kalian kelak." Ucap Bunda.

"Tapi aku terlalu takut untuk jatuh cinta sama dia lagi Bun, Yah."

"Jangan takut De, Bunda dan Ayah yakin kamu masih sangat mencintai dia. Bahagialah bersama dia De."

"Baiklah Bun."

"Bun, Yah kasih tau aku ya kalo dia jahat."

"Pasti sayang."

"Ayah dan Bunda pergi dulu. Jaga diri kamu baik baik." Ayah dan Bunda berjalan meninggalkan ku.

"Ayah,Bunda jangan pergi."

"AYAHH, BUNDAA" Mereka tetap berjalan kearah cahaya terang didepan sana.

"AYAH, BUNDAA" Aku tersentak bangun. Ternyata aku tertidur. Tapi kenapa itu semua seperti nyata?

Perjodohan Indah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang