Rendy lagi?

18K 330 7
                                    


Happy Reading guyss...

****

AUTHOR POV

Sudah 1 minggu Ariani demam dan belum sembuh juga. Faris sudah memaksa Ariani untuk ke rumah sakit namun Ariani selalu menolak.

"Sayang, ke dokter yuk. Kamu makin hari makin kurus sama pucet loh. Trus juga demam kamu makin parah." Ucap Faris sambil menuntun Ariani ke kamar.

"Gausah Kak. Aku gapapa." Ucap Ariani dengan nada lemas. Saat didepan pintu kaki Ariani langsung lemas dan pingsan. Untungnya tangan Faris berada di punggung Ariani.

"Ya ampun Ariani. Kamu kenapa? Bangun Ar. Buka mata kamu Ar." Ucap Faris sambil menepuk nepuk pipi Ariani dengan pelan.

Dengan cepat Faris menggendong Ariani dan memasukan Ariani kedalam mobil. Faris segera mengemudikan mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.

"Ar,sabar Ar. Buka mata kamu sayang" Ucap Faris sambil menggenggam tangan Ariani.

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Faris menggendong Ariani lagi dan memanggil suster untuk membantunya.

-----

Akhirnya dokter yang memeriksa Ariani keluar dari ruangan tersebut. "Dengan keluarga Nona Ariani?"

"Iya dok, saya suaminya. Gimana keadaan istri saya dok?"

"Nona Ariani baik baik saja Pak, hanya saja Nona Ariani kecapean juga banyak pikiran. Dan juga perubahan cuaca yang mengakibatkan demamnya belum turun. Saya sarankan Nona Ariani dirawat beberapa hari di rumah sakit ini supaya kami bisa memantau keadaan Nona Ariani selanjutnya."

"Oh begitu baiklah dokter. Terimakasih."

"Kembali Pak. Saya permisi." Faris pun mengangguk dan memasuki ruang rawat Ariani. Diliatnya Ariani dengan wajah yang tidak terlalu pucat itu. Faris duduk disamping ranjang Ariani.

"Hai." Sapa Faris.

"Hai juga." Ucap Ariani

"Gimana keadaan kamu. Apa masih sakit?"

"Udah ga terlalu kok cuma masih pusing dikit aja." Faris pun mengangguk. Tiba tiba ponselnya berbunyi. Dilihatnya Fanny yang menelpon dia pun mengangkat telpon tersebut.

"Iya kenapa Fan?"

"Ihh lu sama Ariani dimana sih? Gue kerumah lu cuma ada Nadia sama bi Inah doang"

"Gue lagi dirumah sakit. Ariani demam makannya gue bawa kerumah sakit."

"Ohh gitu. Rumah sakit mana? Gue mau kesana."

"Rumah sakit Permata Abadi. Kesini aja. Sekalian bawa Nadia ya. Kasian dia dirumah sendirian."

"Iya iya. Lagian gimana sih jadi Bapak, anak ditinggal dirumah sendirian. Untung gue dateng coba kalo engga pasti Nadia masih dirumah. Makannya kali lagi ada keadaan emergency banget telpon Tifanny Ulina Nadeak. Pasti gue langsung dateng. Lagian juga..." Faris langsung mematikan sambungan sepihak. Karna malas mendengar omelan Fanny. Dia melihat kearah Ariani.

"Kenapa Kak?"

"Biasa Fanny ngomel ngomel gara gara aku lupa bawa Nadia kesini."

"Ohh.. trus dia mau kesini?"

"Iya."

"Ar, kamu jangan bikin aku khawatir lagi ya. Aku tadi takut banget kamu pingsan tiba tiba. Aku cemas."

"Iya Kak. Aku juga ga tau kenapa tiba tiba lemes banget seminggu ini." Faris dan Ariani bertatapan lama. Kemudian Faris mendekatkan kepalanya dekat dengan Ariani. Menepis jarak diantara mereka.

Perjodohan Indah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang