Keinginan Nadia

19.6K 391 6
                                    

Happy Reading guyss..

****

NADIA POV

Hari ini aku sangat senang sekali, karna aku bisa makan satu meja dengan Ayah. Biasanya Ayah jarang sekali sarapan dirumah.

"Ayah, apa Ayah tidak berkerja hari ini?"

"Kerja."

"Mengapa Ayah belum rapih?"

"Saya ke kantor jam 9."

Aku hanya ber-oh ria. Aku dari tadi belum memakan makanan di hadapanku. Aku sibuk melihat Ayah sarapan.

"Kenapa kau tidak makan?" Tanya Ayah.

"Aku tidak lapar Ayah."

"Cepat makan. Saya tidak mau kamu sakit dan merepotkan saya." Aku menatap makanan di hadapanku. Aku tersenyum.

"Aku tidak mau makan Ayah." Ucapku dan langsung mendapat tatapan tajam dari Ayah.

"Cepat makan makanan mu."

"Apakah Ayah sangat ingin aku makan makanan ini?" Ayah menaikan satu alisnya.

"Cepat makan anak kecil."

"Kalau Ayah mau aku makan makanan ini ada syaratnya." Ayah membuang nafas kasar.

"Apa?" Tanya ayah malas.

"Ayah harus anterin aku kesekolah sekarang."

"Saya tidak bisa. Lagipula ada Adit yang mengantar kamu."

"Yasudah, kalau Ayah ga mau anterin aku. Aku ga mau makan. Biarin aja aku sakit."

"Mau mengancam saya huh?" Tanya Ayah.

Sebenarnya aku sedikit takut melihat tatapan tajam Ayah. Tapi ini adalah sebagian usahaku supaya Ayah mau anterin aku kesekolah.

"Aku ga ngancem kok. Yaudah kalo Ayah ga mau anter aku, aku juga ga akan makan."

"Hufft.. baiklah. Makan yang cepat. Saya antarkan kamu."

"Yeyyy. Makasih Ayah."

"Hm." Akupun makan dengan lahap.

Selesai makan aku dan Ayah (lebih tepatnya Ayah jalan terlebih dahulu) menuju mobil Ayah.

Ayah sudah ada dikursi pengemudi dan tinggal aku yang naik mobil ini. Aku sedikit kesulitan untuk bisa naik ke atas mobil ini.

Walaupun umurku 6 tahun tapi badanku seperti anak umur 5 tahun pada umumnya. Biasanya om Adit selalu membantuku naik ke dalam mobil.

"Ayah, bisa Ayah bantu aku untuk naik?" Tanyaku. Ayah mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Lagi lagi Ayah membuang nafas kasar. Ayah pun turun dari mobil dan membantuku naik. Senang rasanya Ayah menggendongku walau sebentar.

Saat aku sudah nyaman duduk Ayah menutup pintu mobil dan memutari mobil kemudian duduk dibangku pengemudi.

Mobil pun berjalan dengan kecepatan sedang. Ayah tidak berbicara padaku. Aku akan mencoba berbicara pada ayah.

"Ayah, tau ga? Kemaren kan aku jatuh dari ayunan." Ayah melihat kakiku yang ada plesternya kemudian kembali fokus kejalanan.

"Tapi kemaren ada tante cantik yang nolongin aku. Trus obatin aku. Dan ternyata tante cantik itu guru aku Ayah."

"Ayah mau ga aku kenalin sama guru cantik itu?"

"Ayah, kemaren aja om Adit mau ngajak guru aku itu makan bareng loh."

"Ayah?"

"Hm." Dari sekian ucapanku. Ayah hanya menjawab itu.

Perjodohan Indah [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang