Author POV
Jantung Luna tidak bisa berhenti berdetak secara marathon sejak tadi. Pertandingan terakhirnya untuk team softball kebanggaan selama hampir tiga tahun, dan kini Luna harus memastikan kemenangan terakhirnya.
Sedih, tapi bangga juga.
"Oke semuanya, hands in." Intan sebagai kapten mulai mengintruksi. Melakukan tradisi singkat sebelum pertandingan, berharap dewi fortuna bermurah hati kepada mereka.
"1,"
"2,"
"WE ARE WHO WE ARE!!" Teriak semua anggota dalam tim, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan terakhir membawa nama baik sekolah.
Sebenarnya angkatan Luna dilarang untuk mengikuti pertandingan berhubung status mereka yang telah memasuki semester 5, namun apalah daya jika sekolahnya yang dulu menjadi juara bertahan, tidak lolos semi final berturut-turut?
Dalam hati, Luna terus memanjatkan doa. Sedikit egois memang, berharap menjadi pemenang, namun tidak ada kata mundur lagi di kamusnya.
"LUNAA SEMANGAT HONEY!" Teriakan penyemangat berhasil menumbuhkan secerah harapan baru bagi Luna.
.
Itu,
.
Itu Julian Giordy, malaikat penyemangtnya. Tanpa sadar bibir Luna melengkungkan senyuman dalam.
"Lo, bolos?" Julian bersyukur, wajah berseri Luna cukup menjadi bukti bahwa ia tidak melakukan hal yang sia-sia dengan—sedikit—memaksa adik kelasnya untuk datang menonton.
"Nggak kok, liat sekarang jam berapa?"
15.10
Semua angkatan hadir untuk pertama kalinya pertandingan softball-baseball mendapat sorakan meriah dari penonton.
Bruk
Luna tak bisa menahan rasa bahagianya dan langsung menghambur ke pelukan Julian. "Makasih, gue...gue seneng banget lo disini."
"Iya, semangat ya sayang. Gue sayang lo." Pelukan Julian mengerat, memberikan ketenangan tersendiri bagi Luna.
Yang mana semakin lama menumbuhkan candu tersendiri.
***
Menit berganti jam.
Hingga akhirnya memasuki babak terakhir, inning 7. Sejauh ini kedudukan 1 ball 0 strike, dan Luna harus memukul satu strike lagi untuk mencetak poin.
Satu.
Satu strike atau latihannya selama 3 tahun akan sia-sia.
Runner ke 6 berlari menuju first base, dan mendapatkan freewalk.
Suasana cukup menegangkan, peluh sudah mulai membanjir baik anggota maupun penonton. Pokoknya Luna tidak boleh kalah.
"LUNAA AYO NA! Udah 2 down satu lagi!" Suara lantang Renata menyemangati dari third base.
"Laluna Miranda! Fokus! Semua di tangan lo!" Intan memberikan wanti-wanti dari first base. Semua tergantung pada pemukul untuk saat ini.
Luna melangkah masuk ke batter box, pitcher dari pihak musuh sudah bersiap untuk melempar bola pertama.
"Ayo Luna! Renata!" Suara Bastian semakin meningkatkan euforia panas di sekitarnya, Luna sudah berjanji kepada kedua teman seperjuangannya untuk membawa piala pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit
HumorPacaran sama kecengan sekolah cakep, siapa yang gak ngiri sih ngeliat kemesraan Luna sama Julian tiap hari duh. Cem-macem relationship goals di tumblr. Apalagi kalau yang digebetnya kakak kelas macam Luna. Sangar-sangar gemay gitu. "Pingin punya pac...