4 - Berhenti Jatuh Cinta, Bisa?

14.6K 978 12
                                    

Julian POV

Salah satu janji gue ke Luna yaitu ngejauhin batang nikotin ini. Tapi untuk sekarang gue mau ngelanggar, gak pa-pa kan?

Iya, tadi siang gue ribut sama junior. Penggemar sih boleh, tapi ya sadar diri aja Luna udah sama gue, dia buta atau apa gak ngerti lagi.

"Gue kan udah bilang, jangan pegang-pegang benda ini lagi Ju!" Sebelum gue menghembuskan asap, telapak tangannya Luna berhasil narik rokok itu dan dia pegang erat-erat sampai kubu-kubu jarinya memutih.

Gue? Jangan tanya, panik lah.

"Kenapa harus dipegang sih? Ini api, panas! Nanti luka gimana?" Gue kayak ibu-ibu yang marahin meja gara-gara anaknya kepentok terus nangis, karena detik itu juga gue injek-injek rokok itu dan meniup pelan telapak tangan Luna.

"Ini nggak seberapa sama lo yang hutang penjelasan ke gue." Katanya, sambil duduk di salah satu bangku. Rasa panas sama penjelasan itu nggak sebanding Na, kapan-kapan coba buat analogi yang lain.

"Lo itu terlalu posesif dan cemburuan, tau? Masa gara-gara satu kalimat gitu lo bisa main tangan sama dia?"

"Ya gue sebel aja sama dia Na."

"Sebel kenapa?"

"Dia minta followback instagram lo, terus suka ngeask 'kenapa Julian mau sama Luna?' atau 'kak Luna apa yang disuka dari Julian?' kita bukan artis, kepo banget sama urusan orang. Terus dia juga add path lo."

Luna ketawa, "Gue kayaknya nggak temenan sama dia deh di path." gue mendengus sambil tiduran di pangkuannya Luna. "Emang nggak, udah gue remove dari kapan tau."

"Masa sih? Kok lo tau passcode gue?"

"Yaiyalah gampang, kalo nggak 1-1-1-1 paling 5-5-5-5. Paling susahnya 4 digit angka belakang nomer hp lo."

"Nanti gue ganti lagi ah, jadi panjang."

"Udah pernah, semua nomer hp lo dimasukin."

"Hah serius? Masa sih?" Luna kaget dan berhenti mengusap rambut gue, udah enak banget buat tidur padahal.

"Apa sih yang lo harepin? Terakhir kali aja lo lupa password instagram lo sendiri, masa calon ibu dari anak-anak gue onengnya kelewatan?"

Ctak

"Aduh!" Gue sadar jidat dan keningnya—sama aja deh—Luna itu bisa jadi landasan helikopter, tapi kenapa dia segala mengajak gue untuk memperlebar jidat? Duh duh.

"Lo tuh ya, omongan itu doa."

"Mending kita sekarang ke UKS."

"Ngapain?"

Gue bangkit dari posisi tiduran, "Lo tadi jatoh kan dari tangga?" dan mengangkat kedua alis gue jail.

"Lo tau tapi lo nggak nolongin gue?"

"Kan ceritanya gue lagi bete."

"Wtf!"

***

"Juju."

"Apa Lalun beb?"

Dia mendelik, "Jangan pake beb, gue baperan."

Gue terkekeh, tanpa berhenti ngolesin salep ke beberapa bagian kaki Luna yang memar. "Oiya, kenapa Lalun?"

"Pulang sekolah minta maaf ya ke junior yang lo tinju tadi."

"He-em."

"Yang bener? Gue ikut deh. Jadi gue bisa nahan lo kalo-kalo lo ngegas kayak tadi." Gue diam sejenak, tunggu deh, masa iya gue ngajak Luna ketemu sama fansnya yang udah gue kasih pelajaran tadi? Yang ada nanti doi terbang sampai langit ke 7 saking senengnya!

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang