Behind The Scene

554 44 14
                                    

"Eh Lalunnn! Selamat ya akhirnya lo bakal menikah! Doain gue cepet nyusul!"

Luna tersenyum, menatap sahabat lamanya di ujung layar. "Alhamdulillah Nat, cepet banget gue juga kaget. Tiba-tiba udah mau nikah aja, sama Juju lagi."

"Lo aja kaget, apalagi gue! Padahal gue duluan yang tunangan ck, curi start tuh Juju."

.

.

.

"Mau warna apa tema dekornya mbak, mas?"

Kedua alis Julian menukik, tanda sedang berpikir serius. "Putih aja kali ya, biar sakral." Ucapnya, menoleh pada gadis di sampingnya untuk meminta persetujuan.

Luna menggeleng gemas, "Enggak-nggak, bosen banget. Pink aja lucu, nanti kita seragamannga pink-abu." kemudian balas menatap sang lawan bicara.

"Masa aku cowok gini pakai pink sih Na? Ya Allah gak macho banget!" Duh, mana bisa seorang Julian yang bela-belain numbuhin jambang buat pamer kalau sekarang udah macho pakainya warna pink! Enggak banget!

"Yaudah abu-abu aja?"

"Jangan abu, kesannya nggak jelas gitu. Kayak maju enggak mundur enggak."

"Apaan sih Ju ih!" Belum sempat sebuah cubitan melayang, Julian sudah memotong terlebih dahulu. "Merah aja aku suka,"

"Nggak mau, ngejreng banget!"

"Ngejreng apanya? Berani tau."

"Ih enggak, hijau aja kalem."

"Kayak orang lumutan, aku jadi keinget dulu remedial mulu biologi."

"Terus hubungannya apa?"

"Maaf mas, mbak—"

"Ya kan jadi keinget terus Lalun..." Luna menatap kasihan, banyak mau banget sih calonnya ini. Kasihan juga sama diri sendiri yang terlanjur cinta sama Juju. "Astaghfirullah, kenapa sih aku suka sama kamu?!"

"Kok jadi nyambung kesitu?" Julian menyisir rambutnya ke belakang, diikuti senyuman termanis. "Ya aku kan baik, sayang kamu tanpa tapi dan tanpa nanti."

"Kalo baik ngalah dong sama aku, hijau, oke?"

"Kesepakatan bersama dong, kan kamu nikahnya sama aku. Yang ngelamar aku. Merah aja bagus."

"Aku nggak mau merah, Julian." Luna masih berpegang pada pendiriannya.

"Mbak mas, ini jadinya—"

"Tapi motor kamu aja warnanya merah Lalun, Ya rabbi kamu kenapa sih? PMS? Kok manja banget."

"Nggak mau merah Ju, ish." Bibir sang gadis mulai mengerucut sebal—jelas ini bukan siklus PMSnya ini murni 200% sikap menyebalkan Julian—, kemudian ia membuang pandangan untuk menghindari kontak mata. "Kamu bilang kalo aku pakai merah kayak cabe-cabean." Ucapnya dengan suara pelan.

"..."

"...kok diem?"

"Permisi—"

"Waktu itu kan aku cuma bercanda. Jangan manyun gitu, nanti aku khilaf sebelum waktunya. Biru tua sama putih aja, oke? Nanti seragamannya biru navy sama silver kayak prom kamu dulu."

Luna tersenyum, tanda setuju. "Oke!"

"Yaudah, biru tua sama putih aja mbak dekornya. Disesuaikan sama tema yang udah dipilih aja ya."

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang