23 - Memulai dari Awal

12.3K 869 109
                                    

Julian POV

Hati gue akhir-akhir ini kesemsem terus dari pagi, siang, sore, sampai malam. Seneng banget! Mungkin, karena gue habis mampir ke rumahnya Luna dan ketemu sama calon mertua kali ya. Yang kalau dihitung-hitung sekitar 4 bulan lalu dan gue masih kesemsem, goks.

Tinggal nunggu Luna putus aja sama si Aufar, terus langsung deh pdkt-in lagi. Ngomong-ngomong beberapa bulan lagi kan Aufar wisuda, berarti kesempatan gue semakin besar dong?

Berkah anak sholeh memang beda.

"Kenapa lo cuk, senyum-senyum terus kayak orang idiot tau gak?"

"Nggak,"

"Gila kali Ton si Julian."

"Dia mah emang udah gak waras dari lahir, Le."

"Toni, Alen, gue denger ya lo kucrut berdua ngomong apa. Nih kuping gue masih nempel di tempatnya."

"Yaudah anggap aja lo gak denger, sini kuping lo gue copotin." Gak lama, kedua temen seperjuangan gue yang udah mirip three musketers ini beraksi narik-narik telinga gue kiri dan kanan.

Dasar kurang ajar.

"Sstt, kita narik perhatian banget tau gak." Ucap gue dongkol dan mulai bergerak untuk makan bakso yang udah gue pesen sebelumnya.

Sayangnya udah agak dingin, sedingin hatiku yang merasa kosong tanpa Luna. Edan, cuih gue kenapa sih ini.

Habis ini gue masih ada satu kelas lagi, sedangkan Toni sama Alen udahan. Berhubung udah waktunya kelas gue mulai, gue pamitan kepada kedua idiot-tapi-match-di hati-di hadapan gue ini.

***

Gak kerasa, hari kelulusan udah lewat satu bulan yang lalu, dan liburan semester siap menghitung hari. Perasaan gue bilang kalau gue akan segera menemukan kebahagiaan. Emm.

Tiba-tiba muncul notif baru di path,
Laluna Miranda is listening to Lost Stars by Keira Knightley

Laluna : I thought I heard you call my name

Itu captionnya, dan bibir gue secara otomatis melengkung ke atas. Ini pertanda kan? Dan disaat orang-orang memilih icon gasped atau frowned, gue lebih memilih laughed.

Gue tertawa nista. Bodo amat.

...

To : Laluna Miranda

Na, libur akhir tahun nanti bisa ketemuan gak?

...

Send. Kenapa lewat sms? Soalnya gue sama Luna udah saling unfriend di line, dan menurut gue kalau mau ketemuan sama temen—atau mantan dalam kasus gue—lebih formal lewat sms kan? Anggap aja iya.

Gue udah nunggu-nunggu satu semester dari liburan sampai liburan lagi yang akhirnya terkabul juga. Luna sama Aufar pegat, percaya kan sama gue.

Dan tandanya gue harus memulai semua lagi dari awal dengan cara gue sendiri, berbatas jarak dan waktu. Duh, banyak amat si cobaannya.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang