6 - Prince & Princess

13.8K 901 11
                                    

Luna POV

11:14

Gue gak berpikir bakalan dateng secepat ini, tapi yah, demi itu gue harus menyerobot antrian untuk konsultasi ke BK tentang PTN.

Hari ini jatahnya kelas gue, konsultasi dibuka mulai jam 8, dan jam 11 gue udah nyampe rumah kak Manda yang notabene ada di Jakarta. Real driver sekali gue, Bogor-Jakarta gak sampai 2 jam.

Kenapa kak Manda gak sewa babysitter? Karena setiap sabtu-minggu babysitter dan asisten rumah tangga mereka libur. Dan pas banget minggu ini kak Manda mau nemenin kak Farhan ke Garut.

Ting tong

"Tunggu sebentar!" Gue terkekeh pelan, bayang-bayang Julian pakai celemek dan gendong Rasya. Pfft, such a cute husband!

"Luna?" Nggak pakai celemek sih, tapi ngegendong Rasya yang rewel boleh lah ya gak jauh sama bayangan gue.

"Ssstt, sini sama gue aja. Rasya sayang jangan nangis ya..." Gue mengambil alih Rasya dari gendongan Julian.

Dasar cowok memang gak ada passion ngurus beginian aja nggak bisa. Kuncinya kan cuma pakai hati doang.

Dan mana bisa makhluk abstral kayak Julian ngurus bayi.

"Ate Lunaa!" Dera dateng berlari sambil memeluk kedua lutut gue. Ate itu artinya tante, biasalah anak kecil. Suka-suka hidup mereka aja mumpung masih kecil.

"Hai sayangg," Dera ngasih gue kecupan singkat di pipi.

"Udah, ayo masuk." Gue tarik kata-kata gue tadi, Julian lebih mirip ibu-ibu kost yang maksa buat bayar bulanan. Cucok.

***

Rasya udah tidur di ranjang bayinya beberapa menit yang lalu. Sekarang gue bisa fokus untuk mengurus kedua makhluk childish di depan gue yang ribut memperebutkan sebuah remot!

"Ate, Om Ian nakall!"

"Lah, siapa yang nakal? Anak kecil gak boleh nonton beginian!"

"Delra kan maunya nonton Dolra!"

"Jangan! Nanti Dera gak pinter-pinter gimana?" Upsy, Julian, lo mencemari pikiran anak kecil.

"Julian, Dera kan masih kecil. Gak usah diajarin yang nggak-nggak deh!" Ucap gue sambil sibuk baca majalah.

"Gue justru mengembalikan Dera ke jalan yang lurus." Gue nggak habis pikir, adanya juga elo Ju yang perlu dikembalikan ke jalan yang benar.

Gue memijit pangkal hidung gue pelan. "Duh, yaudah sini Dera sama Ate aja. Es krim mau?"

"Mauu!" Dera langsung lari ke arah dapur. Dan duduk manis di meja makan.

"Na, gue jug—"

"Sst."

"Tapi Na,"

"Sssttt."

"Na deng—"

"Sssuuuttt."

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang