18.1 - Masquerade

10.5K 770 82
                                    

Luna POV

Man, kenapa semua pandangan tertujunya ke gue sih? Gue salah kostum? Tapi, nggak tuh. Harusnya Jundi gue bawa masuk aja sekalian!

"Luna!" Here it is, malaikat penyelamat dateng!

"Nata!" Gue menghambur ke pelukan dia.

"Akhirnya dateng juga lo! Gue cemas banget tau gak?"

"Itu sih, lo nya aja yang lebay! By the way, kenapa pada ngeliatin gue gitu sih? Aneh ya?"

"Ya lo datengnya telat sendiri dodol!" Udah dandan cantik-cantik begini, gue masih aja dijitak sama Renata.

Gak cukup sekali apa dijitak sama kuas blush on?

"Sakit ih!"

"Whoopsy, lo ada yang jemput tuh. Bye!" Renata jalan ke tempat dia semula, kebetulan gue bertemu pandang sama Zio. Dan bibir gue berkedut untuk ngasih cengiran lebar ke dia.

Tuhkan, Renata gaun-nya merah marun serasi sama kemeja Zio yang marun juga.

"Luna," karena penasaran gue-pun berbalik. Sekedar mau tau.

"Hey," kita pelukan singkat. Pelukan antar teman doang kok!

"Lo cantik."

"Makasih,"

"Emm, gue mau minta maaf."

"Untuk?" Seriusan gue bingung.

"Karena gue gak nungguin lo sampai akhir. Gue pengecut, maaf."

Gue tersenyum tipis. "Yailah, nyantai aja kali Dit! Kayak ke siapa aja deh lo. Justru gue yang harusnya minta maaf karena–hampir–ngejadiin lo korban PHP atas kedatangan gue hahaha!" Kenapa jadi agak canggung gini sih.

"So, erm—jadi pasangan gue untuk hari ini?" Tanya Adit sambil ngulurin tangannya ke gue.

"To be honest, gue dateng cuma mau seneng-seneng aja. Tapi karena lo temen deket gue, gue temenin sampe nemu pasangan deh."

"Iya-in aja asal sama Luna." Adit tersenyum, dan kita bergandengan tangan menuju perkumpulan temen-temen gue yang lain.

Harusnya gue blushing, waktu Adit bilang gitu

.

Atau seenggaknya deh-deg-an

.

Tapi rasa itu sama sekali nggak ada

.

Gue udah move on kah?

.

Atau memang gue gak pernah merasa cinta lama bersemi kembali?

.

Gue jadi bingung sama perasaan gue sendiri

.

"Wess! Ada malaikat turun dari langit!"

"Bastian, gue tau lo bule ganteng. Tapi gombalan lo gak mempan sama gue!" Dan gue yakin, gak lama Zaudan bakalan ikut nimbrung ke obrolan gue sama Bastian.

"Serius Na, gak bohong! Bangga gue punya temen kayak lo!" Dengan sok asiknya Bastian ngerangkul gue.

Ya ampun ini cowok gak peka banget sih, jelas-jelas dia punya pasangan prom dan masih aja seenak dengkulnya ngerangkul gue.

"Eh, Zaudan mana? Kok gak keliatan?"

"Dia sakit Na, sedih ih gue gak ada temen buat nge-bully lo."

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang