Chapter 10: Begin Again

6.2K 380 13
                                    

Entah apa yang harus Irina lakukan sekarang, seharusnya ia bersenang-senang dengan Kelvin, namun nyatanya saat ini ia harus menunggu keadaan Kelvin di depan ruang UGD rumah sakit terdekat. Wajahnya pucat dan terlihat betapa khawatirnya Irina saat ini, begitu pula dengan pria yang menolong Kelvin. Bahkan ia harus mati-matian untuk tidak menenangkan Irina, namun nyatanya dia tidak bisa. Perlahan dia berjalan mendekati Irina yang tengah memeluk dirinya sambil bersandar di dekat pintu.

"Kelvin pasti baik-baik aja, Rin," ujarnya dengan memegang kedua sisi tubuh Irina. wanita itu langsung memandangnya, mungkin bukan saatnya untuk marah-marah ataupun mengusirnya, jadi Irina memilih menundukan kepalanya menahan semua kekhawatiran yang ia rasakan. "Everything will be okay."

Perlahan ia menarik tubuh Irina ke dalam dekapannya, tanpa menolak Irina langsung menyambutnya seperti sudah biasa. Rasa senang pun tak dapat digambarkan olehnya, mungkin ini pertanda baik untuk semua yang akan ia lalui dari awal. Meskipun saat ini Kelvin sedang berada dalam penanganan medis dan cukup mengkhawatirkan tapi setidaknya jika seperti ini bisa menghadapi dengan tenang.

"Aku takut kehilangan dia," desis Irina yang dapat didengar olehnya.

"Kelvin tidak akan meninggalkan kamu, dia akan berada diantara kita Rin. Sebagai penghubung antara kita," ujarnya.

Irina terdiam, mendengar ucapan itu. Ia teringat semalam saat Kelvin menanyakan sesuatu sebelum mereka lepas landas dari Jakarta. Dengan tatapan penuh tanya bahkan terlihat sekali betapa berharapnya Kelvin ingin bertemu Papinya, mungkin saat inilah Irina harus membiarkan Kelvin bahagia, sesuai permintaannya.

"Iya mungkin ini saatnya aku memperbolehkan kamu buat ketemu Kelvin."

Kalimat itu langsung membuat Al memeluk tubuh Irina lebih erat, seperti kebiasaan Al jika ia meluapkan kebahagian dan Irina bisa merasakan pelukan yang terasa nyaman itu membuatnya terdiam serta perasaan rindu yang dihantarkan Al. Ya, pria yang menolong Kelvin adalah ayahnya sendiri, entah dari mana Al datang bagai pahlawan dengan baju rapi hanya melepaskan jas langsung berlari menolong Kelvin dan sekarang masih dengan basah yang menetes hingga membuat office boy harus berada di sekeliling Al menghilangkan becek dari celana yang belum sempat diganti.

👨

Al menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya berasal dari dalam kamar rawat Kelvin, bahkan terdengar suara tawa antara Irina dan Kelvin yang begitu nyaring. Semakin dekat dengan pintu, ia mengintip diantara celah sebelum memasuki ruangan tersebut.

Sudah tiga hari semenjak Kelvin dirawat, Al selalu berada di rumah sakit bahkan ia meninggalkan semua pekerjaannya demi Kelvin meskipun sang Papa telah mengamuk karena semua pekerjaan kantor jadi melipah ke dirinya dan Mama yang sudah tidak sabar ingin menjenguk Kelvin secepatnya, jadilah Al harus menjelaskan semua perlahan agar kedua orang tuanya mengerti keadaannya sekarang. Syukurlah Zhifa bisa menenangkan kedua orang tua mereka yang super heboh itu.

Kembali pada saat ini, Kelvin masih belum mengirim tanda-tanda akan berteman baik pada Al bahkan saat sadar Kelvin mengusirnya dan mengatai kalau ia adalah penjahat. Menyedihkan bukan? anaknya sendiri berkata seperti itu. Tanpa menunggi lama Al langsung berjalan mendekati ruang inap Kelvin.

"Kalau gitu Om peluk Mami, kan mami lagi sedih karena Kelvin sakit" ujar kelvin dengan polosnya, Al terdiam perasaanya kembali berkecambuk ingin marah namun apa daya saat ini dia tidak memiliki hak apapun atas Irina.

Namun sebelum itu terjadi, Al mengetuk pintu dan membuat tiga pasang mata itu menatapnya secara bersamaan seakan dirinya biang kerok yang akhirnya muncul. Al menatap orang disamping Irina yang kini tersenyum ramah bahkan dimata Al seperti meledek dirinya.

Forever Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang