Al tenggelam dalam pekerjaanya, ia mencoba menyibukkan diri setelah pulang mengantar Irina dan Kelvin, tak peduli lagi waktu yang ia datangi ke kantornya. Ia langsung mengambil pekerjaan yang menumpuk di meja sekretarisnya yang telah pulang sejak sejam yang lalu, bahkan suasana kantor hanya berisi beberapa orang yang lembur.
Tak pernah terfikir olehnya jika Irina akan memiliki hubungan serius dengan Mario, terlebih pertunangan yang hanya dilakukan oleh keduanya tanpa orang ada yang mengetahui hal tersebut. Hingga hari ini, Mamanya memberitahu jika Irina memakai cincin yang pernah didesign khusus oleh designer perhiasan terkenal yang bertemakan Gold For Love yaitu berisi perhiasan yang menjadi mahar pernikahan atau pertunangan. Sebuah petanda jelas jika cincin itu dari Mario.
“Mas kopi hitam ya!” ujarnya pada intercom yang terhubung pada pantry.
Al bangkit dari kursinya, ia berjalan menuju jendela besar yang menampilkan suasana kota Jakarta saat malam hari yang lebih indah dibandingkan siang hari yang terlihat sumpek. Ia merindukan suasana Moskow yang begitu terkenang indah dalam memorinya, di mana jika malam hari ia akan habiskan dengan berjalan kaki dengan Irina, keluar masuk pertokoan tanpa membeli barang, menonton film yang hasilnya mereka berdua tertidur hingga film selesai atau mungkin malam hari mereka habiskan dengan bercerita hingga Irina terlelap dan ia kembali ke rumah. Sebuah kenangan sederhana yang terukir permanen dalam ingatannya.
Tapi kini Al tak ingin hidup bersama masa lalunya, ia ingin masa depannya. Masa depan indah bersama Irina dan Kelvin. Yang tidak akan pernah terjadi.
“Pak kopinya.” Lamunannya terhenti, suara Mas Yono seorang kepala pantry menghampirnya memberikan segelas kopi hitam dengan uap yang mengepul. “Tumben lembur, Pak?” tanya Mas Yono, mereka sudah dekat sejak Al dulu sering dibawa Billy ke kantornya, saat Mas Yono masih muda.
“Duh Mas, jangan manggil gitu. Panggil nama Al aja, sepi gini Mas.” Al menunjuk ruangannya yang sepi, memberikan suasana santai antara ia dengan Mas Yono. “Saya lagi stress Mas,” lanjutnya.
Mas Yono terkekeh, ia menggeleng pelan dengan jawaban Al. “Orang mah kalau stres butuh liburan, kok Pak Al malah kerja. Aya-aya wae,” ujar pak Yono mencoba logat sunda. “Pak Al lagi kayak anak alay kan? Gulai? Eh galau.” Tanyanya dengan raut wajah yang bingung.
“Emang kelihatan yak Mas?” tanyanya yang mengintip di balik cangkir kopinya.
“Kelihatan banget malah!” seru Mas Yono dengan mimik wajah meyakinkan.
“Tapi bukan galau Mas, lebih tepatnya patah hati saya rasa.”
“Oh broken heart toh. Ya kalau itu obatnya cuma ada dua Pak Al,” ujar Mas Yono. Al menatap Mas Yono dengan penasaran, raut wajah Mas Yono terlihat serius. “Waktu atau jatuh cinta lagi.”
Jatuh cinta lagi? Al menolak dalam hati, jika ia jatuh cinta lagi maka ia akan jatuh ke lubang yang sama. Jatuh cinta untuk kesekian kalinya terhadap Irina.👦
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[[ Hutama Family-season 3 ]] SQUEL REIS Setelah tiga tahun meninggalkan Indonesia, akhirnya Irina kembali bersama putra satu-satunya yang ia cintai. Mencoba melupakan luka dan masa lalu yang pernah terjadi ketika menginjakkan kakinya, melupakan Al y...