Chapter 6: Are you kidding?

7.3K 444 10
                                    

“Gue enggak sabar, Gar!” teriak pria yang terlihat kusut hanya karena seorang wanita yang belum sadarkan diri sejak satu jam yang lalu. “Elo kira enak nunggu bertahun-tahun? Gue bukan Papa.”

Edgar meraih bahu pria itu dan mengajaknya duduk di sofa untuk menenangkan hatinya, dia tahu memang bukan hal yang mudah bagi Abangnya untuk menjaga jarak dengan mantan istri dan anaknya sendiri atau menunggu sang waktu mempertemukan mereka pada saat yang indah. Ia menatap pria yang sedang mengacak mukanya gusar, andai situasinya sedang tidak serius mungkin ia akan tertawa karena tingkah manusia di hadapannya yang benar-benar konyol.

I know, but elo mau buat dia semakin menghindar ketika tahu siapa elo sebenarnya?”  tanya Edgar begitu santai, ia melipat kedua tangannya di dada. “Elo jadi Abri saja ditolak apa lagi jadi Al, yang ada dia langsung jauhin Kelvin dari lo atau dia bakal kabur entah ke mana lagi.”

Pria yang terlihat kusut itu adalah Al, kakaknya. Setelah kejadian di mana Al mengalami kecelakaan tabrakan dan meledaknya mobil miliknya, ia langsung pingsan karena luka bakar yang ia terima. Hampir setengah tubuhnya terkena api begitu pula dengan wajahnya yang tampan, sehingga ia melakukan operasi plastik dan menjalani serangkaian medis di luar negeri untuk mengembalikan luka  bakarnya. Namun karena hal itu, Luna mengambil tindakan dengan membuat status Al meninggal dan menyembunyikan keluarganya dari sorotan media bahkan ia menghapus semua yang berbau keluarganya di internet, dia hanya ingin Al yang saat itu masa penyembuhan bisa menikmati ketenangan tanpa ada gangguan dari pihak luar. Tak selang berapa lama pun Edgar juga mengelami kecelakaan di Jerman hingga membuat bungsu mengalami amnesia sementara.

Dan baru beberapa bulan terakhirlah Edgar dan Al tiba di Indonesia dengan identitas baru, Edgar yang memiliki misi tersendiri hanya bisa membantu abangnya semaksimal mungkin untuk bertemu Irina. Namun butuh waktu lama mereka menemukan seseorang yang dicari, hingga akhirnya Tuhan berkata lain. Betapa bahagianya mereka saat mendapati orang yang dicari ternyata datang sendiri dengan membeli barang dagangnya.

“Dia pasti butuh penjelasan, gue rasa saat inilah gue berguna buat elo,” ujar Edgar yang melirik sosok Irina yang sudah sadar dari pingsannya.

Tanpa menunggu jawaban dari Al, Edgar langsung masuk ke dalam ruang rawat Irina. Di sana Irina terlihat bingung, terlebih ia terkejut saat mendapati Edgar yang masuk tanpa ia duga.

“Edgar?”

👨

Irina mempersilahkan Edgar memasuki rumahnya setelah diizinkan pulang oleh dokter rumah sakit. Sebenarnya Irina enggan mengajak Edgar ke rumahnya karena ia takut jika suatu saat nanti Edgar akan membocorkan semua dan mengambil Kelvin darinya.

“Kelvin mana?” tanya Edgar. Sedangkan Irina tak langsung menjawab melainkan mengambil minuman untuk Edgar.

Selagi Irina berada di dapur, Edgar berkeliling ruang tamu di mana banyak beberapa foto anak kecil dan Irina dalam bingkai foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selagi Irina berada di dapur, Edgar berkeliling ruang tamu di mana banyak beberapa foto anak kecil dan Irina dalam bingkai foto. Matanya tertarik pada foto di mana anak laki-laki itu mengecup kening Irina dengan penuh kasih sayang, hingga bibirnya menyunggingkan senyuman lalu ia mengambil ponselnya dan memgambil gambar tersebut untuk ia beri ke kakaknya.

Forever Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang