Chapter 19: It's hard to forget you

3.9K 258 19
                                    

Meghan tersenyum saat melihat seseorang dari ke jauhan, disana Kelvin sedang menyuapi Irina sebuah kue ringan. Setelah seminggu kepergian Al dan ia sangat tahu alasan utama Al dan keresahan yang Al rasakan sekarang.

Mengikuti permintaan Al, ia harus menjaga Kelvin dan Irina namun baru hari ini ia bertemu mereka. Tanpa menunggu lama ia langsung menghampiri Kelvin dan Irina.

"Onty!" pekik Kelvin dengan senyum yang mengembang, mengukir lesung pipi yang begitu dalam.

Irina sedikit tersenyum kikuk, dia tidak menyangka akan bertemu Meghan di saat yang bersamaan. Tak selang beberapa lama Meghan sudah berdiri bersama Kelvin dan Irina.

"Kalian sedang apa?" tanya Meghan seraya mencubit kedua pipi Kelvin.

"Abis beli Esklim, Onty. Sama nemenin Om Lio," ujar Kelvin.

Irina tersenyum saat Meghan menatapnya, entah harus bicara apa karena ia merasa minder dengan sosok Meghan yang begitu easy going.

"Ayo, mommy sudah-" semua mata tertuju ke asal suara.

Disana Mario berdiri dengan tatapan terkejut. Begitu pula dengan Meghan yang sudah tersenyum menatap Mario. Namun Irina dapat merasakan kejanggalan di pertemuan Meghan dan Mario kali ini, entahlah ia merasa ada sesuatu diantara mereka.

"Jadi Meghan boleh ikut?" tanya Irina menatap Mario.

"Uh- tidak aku akan pulang," ujar Meghan sedikit tidak enak, karena ia begitu menyadari dari ucapan Irina sedikit menyindir.

Mario menatap Irina lalu menatap Meghan tak lama ia menatap Kelvin, ia menggaruk leher yang tak gatal. Suasana menjadi canggung, lalu Mario mengangguk pelan.

"Oh-- aku tidak mungkin ikut, maaf aku-"

"Onty harus ikut!" ujar Kelvin bahkan ucapannya terdengar sekali memaksa san tak dapat di ganggu gugat, Meghan merasa Kelvin sangat menuruni sifat pemaksa Al.

"Ba-baiklah. Maaf merepotkan," ujarnya pelan.

Meghan berjalan dibelakang Irina yang menuntun Kelvin, bahkan Mario memelankan langkahnya menyamakan langkahnya dengan Meghan.

Meghan terlihat gugup saat dari ke jauhan melihat meja yang terlihat ramai bahkan begitu nyentrik di antara pengunjung lainnya.

"Kamu kemana aja?" bisik Mario yang berjalan disamping Meghan.

Meghan menengok ke arah Mario. "Ha?" Tanyanya namun tak lama ia sudah berdiri di meja keluarga Mario.

Meghan menunduk kepalanya, ia kurang percaya diri mengangkat kepalanya untuk melihat satu persatu keluarga Mario.

"Meghan? astaga Meghan!" terdengar nada Ifah yang begitu antusias melihat tamu yang datang selain Irina dan Kelvin.

Wanita itu hanya terkekeh seraya mengangkat kepalanya bahkan ia sampai menggaruk lehernya tidak gatal, Meghan melirik kearah Irina dari sudut matanya untuk melihat reaksi Irina.

Makan siang pun berjalan sedikit tegang, betapa kentaranya jika Ifah lebih memilih mengobrol dengan Meghan dibandingkan dengan Irina. Meghan pun merasa demikian, dia merasa bukan waktu yang tepat untuk berbincang rindu dengan Ifah disaat tujuan makan siang itu adalah hubungan Irina dan Mario.

"Aku pulang duluan ya tante, kebetulan Omah mau check up," pamit Meghan menghampiri Ifah dengan bersalaman.

"Oh, salam ya buat omah mu lekas sembuh. Kapan-kapan kita perlu keluar bersama, Megh!" seru Ifah.

Meghan mengangguk lalu ia menghampiri Irina dengan tatapan meminta maaf telah mengganggu acaranya, Irina pun tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa lalu menghampiri Kelvin.

Forever Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang