Irina dan Al menjalankan pekerjaan mereka dengan baik, sehingga majalah yang akan terbit saat musim semi sudah selesai lebih cepat dan tinggal menunggu beberapa artikel lagi yang akan dipublish dalam majalah itu.
Mereka pun semakin dekat, bukan karena Al mengetahui Irina sekarang menyendiri-lagi- namun ia ingin menjalin hubungan sebagai rekan kerja yang baik, meskipun ada sedikit niat Al untuk kembali bertanya pertanyaan yang hingga hari ini belum dijawab Irina.
"Tahun baru kamu masih disini?" tanya Al berjalan disisi Irina saat mereka baru selesai pemotretan terakhir.
"Sepertinya iya, aku masih ada jadwal pemotretan di majalah High Cut." jawabnya.
Al mengangguk paham, Irina perlahan memasuki mobil yang sudah disediakan. Sebelum masuk, Irina menyembulkan kepalanya menatap Al.
"Hari ini Kelvin akan berangkat ke Seoul, aku harap kamu mau menemuinya di bandara."
Kepala Irina kembali masuk ke dalam mobil, perlahan mobil putih itu menghilang dari hadapan Al. Ia memasuki kantornya, ia berniat tahun baru nanti mengajak Irina menghabiskan waktu di tempat yang mungkin akan menjadi kenangan mereka, dan bagusnya nanti akan ada Kelvin yang akan melengkapi niatnya.
*
Al datang terlambat ke bandara, ia berlari mencari pesawat yang dipakai Kelvin. Hingga langkahnya terhenti, ia menatap bocah yang memeluk Irina dengan erat. Kelvin tidak lagi kecil, kini tinggi bocah itu setinggi pinggang Irina bahkan wajahnya semakin imut juga tampan. Mirip sepertinya.
"Papi!"
Rasanya Al seperti di dalam mimpi, panggilan itu kini ia dengar. Kelvin memanggilnya, bahkan kini memeluk tubuhnya yang terasa beku dalam pelukan anaknya. Perlahan ia merendahkan tubuhnya, menyejajarkan tingginya dengan Kelvin.
Tangannya mengelus rambut cokelat milik Kelvin, tatapannya begitu sendu. Tak lama ia memeluk tubuh Kelvin dengan erat.
"Iya ini papi El. Papi kangen El." bisik Al dengan mengecup wajah Kelvin, tanpa sadar matanya sudah digenangi air mata.
"El juga kangen Papi. Kenapa papi enggak pulang?" tanya Kelvin meletakkan kedua tangannya di leher Al.
Al terdiam, dia hanya menatap Kelvin dengan rindu dan kembali memeluk anaknya yang kini sudah tumbuh besar. Namun Al menyadari hingga umur Kelvin lima tahun ia sama sekali tidak mengambil alih dalam pertumbuhan putranya.
Masih dalam dekapan Kelvin, ia menatap Irina yang berdiri di belakang Kelvin. Matanya menatap Irina yang terlihat menahan airmatanya, lalu ia tersenyum.
"Thanks." desisnya.
Mereka langsung meninggalkan bandara, Irina membiarkan Kelvin bersama Al sedangkan ia harus segera ke kantor majalah yang telah memiliki janji dengannya. Namun Al menahan Irina, dia menawarkan tumpangan pada Irina yang berniat memberhentikan taxi.
"Baiklah." Irina tersenyum seraya menatap kedua wajah yang membuatnya gemas, terlebih wajah Al dan Kelvin jika sedang memohon sungguh mirip.
Al mengikuti Kelvin yang bernyanyi, entah kenapa suasana hatinya tiba-tiba berubah drastis bahkan ia bisa melupakan segala hal yang selama ini ia jalani dan semua karena Kelvin seperti obat penyembuh paling mutakhir yang tercipta untuknya.
Sedangkan Irina hanya terkekeh melihat tingkah kedua orang di hadapannya, terlebih ia melihat wajah Al yang begitu santai tertawa lebar menanggapi lelucon Kelvin.
"Besok malam aku jemput kamu, dandan yang cantik." ujar Al setelah sampai di depan kantor majalah ternama.
Irina mengangguk seraya menyembunyikan senyumnya, tak lama pun mobil Al menghilang dari hadapannya bersama Kelvin yang akan bersama Al hingga nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[[ Hutama Family-season 3 ]] SQUEL REIS Setelah tiga tahun meninggalkan Indonesia, akhirnya Irina kembali bersama putra satu-satunya yang ia cintai. Mencoba melupakan luka dan masa lalu yang pernah terjadi ketika menginjakkan kakinya, melupakan Al y...