Irina menggendong Kelvin dengan tiba-tiba saat putranya itu sedang asik dengan beberapa mainan yang baru saja Kelvin dapat dari Malik, Kelvin tertawa saat sang Mami memutar tubuhnya dengan cepat.
"Mami pusing!" pekiknya saat Irina belum juga berhenti.
"El udah makan?" tanyanya dengan membawa Kelvin ke dalam rumah. Irina baru saja pulang dari kerjanya sebagai model sebuah kalender tahunan. Mungkin nanti berangkat lagi untuk mencari uang.
"Udah dong," jawab Kelvin dengan semangat.
Diliriknya jam di dinding yang menunjukan pukul delapan malam, yang artinya waktu untuk Kelvin tidur dan ia selalu membacakan dongeng sebelum tidur. Seperti kebiasaan yang telah Irina lakukan sejak dua tahun yang lalu.
"Mami?" panggil Kelvin saat tahu ingin dibawa ke kamar untuk tidur. Irina pun menatap putranya dengan lembut. "Tonight, Mami jangan pergi, ya? El ingin tidur dengan Mami," ujar Evin dengan tatapan polosnya menatap mata biru Irina hingga sang mami terdiam.
"Mami kan selalu bobo sama El," jawab Irina dengan pelan.
"Enggak! I know you go," sela Kelvin dengan tegas.
"Tapi Mami pergi buat beli mainan El, buat kita," jelas Irina.
"Kalau gitu, El tidak mau mainan. Jadi, Mami tidak pergi saat El tidur," ujar Kelvin seakan memberikan jalan untuk Irina.
"Tapi Mami perlu cari uang," lagi Irina menolak
"Kenapa uang harus dicari? Apa Mami lebih peduli dengan uang dibandingkan El?" Irina tak dapat menjawab pertanyaan Kelvin bukan karena dia tidak memiliki jawaban namun jawabannya sudah sangat jelas bahwa ia sangat peduli dengan Kelvin dari apapun, namun jika harus dipilih antar uang dan Kelvin itu adalah pilihan yang sulit. Jika ia memilih uang, maka ia akan membiarkan Kelvin tumbuh dengan kurang perhatian darinya, namun jika ia memilih Kelvin, bagaimana dengan kehidupan meraka? Karena saat ini status Irina adalah seorang single parent.
"Sayang, El tidak perlu tanya seperti itu. Karena jawaban Mami, El yang paling mami peduliin. Kelvin maukan ngertiin mami?" tanyannya dengan pelan. Irina menatap Kelvin tepat di iris mata yang unik jika melihat lebih dekat. Di mana mata sebelah kanan Kelvin berwarna biru yang melindungi lingkar kecil berwarna cokelat di dalamnya sedangkan sebelah kiri berwarna biru seutuhnya. Kelvin mengalami Heterokromia.
"Iya," jawab Kelvin seraya memeluk Irina dengan erat.
Malam ini Irina menceritakan sebuah dongeng tentang Pinokio, kesukaan Kelvin sejak dulu. Setelah berada di akhir cerita, ia melihat Kelvin telah tertidur dengan memeluk robot Buzz-lightyear favoritnya. Dengan perlahan Irina mengambil robot itu dan menutup tubuh Kelvin dengan selimut hingga dadanya. Ditatapnya Kelvin yang tertidur, wajah tampan serta rambut yang sudah panjang menutupi kening putranya. Kelvin memang sangat mirip dengan Al, bahkan tertidur pun sangat menyerupai sang ayah. Tak ingin berlama-lama mengingat mantan suaminya yang melekat di diri Kelvin akhirnya Irina mengecup kening Kelvin dan mematikan lampu, tak lama ia meninggalkan kamar putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Storie d'amore[[ Hutama Family-season 3 ]] SQUEL REIS Setelah tiga tahun meninggalkan Indonesia, akhirnya Irina kembali bersama putra satu-satunya yang ia cintai. Mencoba melupakan luka dan masa lalu yang pernah terjadi ketika menginjakkan kakinya, melupakan Al y...