Chapter 17 Holiday with my son

4.3K 275 16
                                    


California, 10:15 a.m

Alunan lagu klasik terdengar di sisi kanan mansion yang ditempati keluarga Hutama, sudah dua hari mereka berada di California dan menjenguk Dika salah satu teman dekat Luna yang sudah seperti saudaranya. Mansion yang begitu luas hingga memiliki perkebunan bunga tulip sungguh mengagumkan, Namun bukan itu pemandangan yang membuat Luna tersenyum dibalik tirai tebal, melainkan dua sosok yang sedang duduk di luar.

Al dan Kelvin lah yang tengah duduk bersantai di halaman, dari kejauhan sangat terlihat betapa miripnya mereka. Dari cara duduk Kelvin yang percis seperti Al, lalu entah sengaja atau tidak Kelvin mengikuti Al yang tengah membaca koran.

"Seperti ini lebih bagus," ujar Al membalik koran yang dibaca Kelvin.

Meskipun sejujurnya Kelvin belum bisa membaca namun ia dapat memahami gambar.

Pakaian yang juga sama sangat lucu, Al yang memakai kemeja putih dan Kelvin seperti Al junior dulu. Selain itu pula Al berada di California untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Om Dika yang kini dipegang oleh anak tertua om Dika, yang bernama Fransisco.

Luna datang bersama baki yang berisi sarapan untuk kedua orang itu, Kelvin langsung menutup korannya dengan sembarang lalu tersenyum menatap Luna. Dua sandwich serta dua susu putih ia bawa, salah satu menu favorit mereka berdua.

"Thanks Mam," ujar Al dengan menutup korannya, senyumnya ia berikan ke wanita paling ia cintai.

"Hari ini kamu akan pergi kemana? kebetulan Meghan sudah berangkat ke rumah Nenek," ujar Luna.

Al tampak berfikir, menatap El yang tengah menikmati sarapannya dengan semangat.

"Aku berniat ke kantor Frans, hari ini ada aku presentasi untuk kerjasamaku dengannya," ujar Al dengan ragu, "Namun aku ingin jalan-jalan dengan Kelvin."

Luna terdiam mengerti posisi putranya yang terlihat bingung, lalu ia menatap Kelvin.

"Setelah presentasi, atau kamu minta Frans minggu depan," ujar Luna memberikan saran.

Al mengambil ponselnya, ia mencari kontak ponsel Frans. Ia menatap Luna seraya menunggu panggilannya terhubung dengan Frans.

"Hallo Frans? .... Minggu depan aja, gue mau ngajak anak gue liburan, ok? ...... Thanks sob."

Senyum Al mengembang diwajah tampannya, lalu ia menatap El dengan senang.

"El, Are you ready for holiday?" ujar Al dengan semangat, Kelvin yang mendengar hanya terbengong menatap Al bahkan mulut Kelvin sedikit terbuka sehingga membuat Luna dan Kelvin tertawa.

*

Jakarta, 19.45 (lebih dulu jam di Indonesia dibandingkan jam di California)

Irina baru saja sampai dirumahnya setelah bekerja, sudah dua hari ia tidak mendapat kabar dari keluarga Al bahkan ponsel Al tidak aktif membuat Irina cemas. Bukan dengan Al, melainkan dengan Kelvin.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, seharian ia habiskan bekerja setelah sekian lama ia terfokus pada Kelvin. Bahkan fikirannya terbagi antara keadaan Kelvin dan pekerjaannya. Mario pun telah berusaha untuk menenangkannya bahkan menghubungi salah satu keluarga Al yang juga berada di California, namun hasilnya nihil.

Ponselnya berbunyi, tertera nomer luar negeri disana. Senyum Irina berkembang bahkan terlihat betapa bahagianya Irina, tanpa menunggu lama ia menggeser tombol hijau itu.

"Hallo," ujar Al pelan.

"Kenapa baru menghubungi? seharusnya setelah kamu tiba di Los Angeles menghubungiku, beritahu keadaan Kelvin-"

Forever Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang