Chapter 8: I just want him to know who I am.

7.4K 419 22
                                    

Suara tangisan yang tak asing membangunkan Irina dari tidurnya yang lumayan nyenyak di tempat asing, ia menoleh ke asal suara tangisan. Ia melihat Kelvin terduduk dengan air mata yang deras turun dari matanya, tanpa menunggu lama ia menghampiri Kelvin dan mendekapnya ke dalam pelukannya agar tidak mengganggu Mario yang mungkin sedang terlelap saat ini. Matanya melirik jam dinding yang ternyata menunjukan pukul 02.00 pagi.

"What's going on, Honey?" tanya Irina dengan pelan seraya mengusap punggung Kelvin agar tidak menangis lebih kencang.

"El mau susu, Mami," ujarnya menatap Irina dengan sayu.

Irina terdiam, seharian ini dia memang belum memberi Kelvin susu seperti biasanya yang bisa menghabiskan lima botol susu. Namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk membuat susu, karena mereka bukan berada di rumah melainkan menumpang di rumah Mario yang pasti tidak ada susu khusus Kelvin. Tak berapa lama kemudian terdengar bunyi pintu terbuka, ternyata Mario yang muncul dibalik pintu tersebut.

"Ada apa?" tanya Mario mendekati mereka.

"Kamu belum tidur?" Irina balik nanya. Bagaimana tidak? Karena saat ini Mario masih terlihat rapi dengan kemeja serta kacamata yang bertengger di hidungnya dan mata Mario yang masih terlihat segar.

"Ada tugas kantor yang harus selesai besok," jawabnya, kini pandangannya beralih ke Kelvin yang menangis di dekapan Irina. "Kelvin kenapa? Banyak nyamuk?"

Irina memandang Kelvin lalu menatap Mario dengan terkekeh. "Bukan, tapi..." Irina merasa ragu untuk meminta bantuan pada Mario, membuat Mario mengangkat sebelah alisnya menatap Irina.

"Ngomong aja, Ir?" ujar Mario.

"Seharian aku belum kasih Kelvin susu."

Mario mengangguk paham, ia duduk di hadapan Irina dan Kelvin yang masih seg-segan karena tangisnya. "Kebetulan aku akan ke supermarket bawah, susu seperti apa yang biasa diminum Kelvin?" sela Mario yang mengerti dari bahasa tubuh Irina yang mengartikan sesuatu.

"Kalau gitu aku ikut," ujar Irina cepat

"Kamu di sini aja, jaga Kelvin," jawab Mario dengan menyembunyikan senyumnya melihat Irina.

Dengan berat hati, Irina mengikuti ucapan Mario. Ia memberitahu susu yang biasa diminum Kelvin pada Mario, ia mengantar Mario hingga hilang di dalam lift bersama Kelvin yang berada di gendongannya. Mario berjalan menuju lobby bawah apartemennya, di mana mungkin supermarket masih buka karena dia sudah lama tidak menempati apartmennya ini sejak sang Mommy mengalami sakit dan meminta semua anaknya tinggal di rumahnya, termasuk kak Devin yang harus menjual rumahnya yang berada Bangkok dan Kak Caca yang harus pindah rumah padahal baru saja memiliki anak kedua. Dia menghela nafas lega saat melihat supermarket itu masih buka meskipun saat ini terlihat sepi, tanpa menunggu lama Mario mengambil keranjang untuk berbelanja, selain membeli susu sesuai pesanan Irina.

Langkahnya menuju etalase beberapa produk makanan, hanya beberapa langkah lakgi ia akan tiba pada produk susu. Dengan sembarang ia memindahkan cemilan ke dalam keranjangnya, mungkin ia akan butuh cemilan untuk menemaninya nanti mengerjakan pekerjaan. Akhirnya Mario menemukan tempat di mana beberapa merek susu terpajang di sana, matanya bergerak cepat mencari merek susu yang dipesan Irina. Ia terkekeh saat baru menyadari mungkin ini yang dirasakan Daddynya waktu itu yang harus mencari susu formula di tengah malam saat memiliki kak Devin, bahkan dulu daddy adalah single parent sama seperti Irina. Dan ini yang dirasakan Irina sejak memiliki Kelvin tanpa adanya Al atau pria yang membantunya membesarkan Kelvin, namun yang pasti Mario bisa membayangkan betapa susahnya Irina di saat dia harus memposisikan dirinya menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk Kelvin.

"Akhirnya," desahnya saat menemukan susu sesuai permintaan Irina, dilihatnya ada beberapa ukuran di sana. Diambilnya dua ukuran paling besar dan dimasukkan ke dalam keranjang.

Forever Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang