Prolog

1K 34 0
                                    


"Tunggu aku!! kamu jangan cepet-cepet larinya. Kaki aku pegel tauu!" Tulip berteriak sambil terengah-engah, kelelahan mengejar Leo.

Di sinilah mereka, di taman hijau yang masih asri dengan bunga-bunga yang cantik di sekeliling mereka yang menambah keindahan taman tersebut.

"Ah.. kamu nih yang larinya kayak siput. Ayo kejar akuu!!" Goda Leo dengan tetap berlari.

Karena merasa kesal, Tulip pun berniat ingin mengerjai Leo dengan pura-pura terjatuh. "Aduuh kaki aku sakiiitt.. hiks hiks mamaa tolongin Tuliip!!" Ucapnya sambil memegang kakinya dan dengan nada sedih yang sedikit dibuat-buat.

Mendengar erangan Tulip, Leo pun berhenti. Ketika dia melihat ke arah belakang, dia melihat Tulip yang tergeletak di atas rerumputan hijau nan halus.

Dengan sigap, Leo langsung berlari ke arah Tulip dengan perasaan khawatir. "Tulip kamu kenapa? Kok kamu bisa jatuh gini sih? Larinya hati-hati dong" Tanya Leo sambil memegang kaki Tulip dan nada bertanyanya yang sedikit khawatir.

Melihat tingkah Leo, Tulip pun terkekeh pelan. 'Kau gampang sekali tertipu, Leo' batinnya.

"Kenapa kamu tertawa begitu? Ada yang lucu? Mana yang luka?" Tanya Leo lagi tambah khawatir.

Tanpa menjawab, Tulip pun tertawa dan langsung berdiri dengan tegak.

Leo yang bingung melihat Tulip yang tiba-tiba berdiri dengan tegak seakan dia tidak kenapa-kenapa. Padahal tadi dia mengerang kesakitan.

Tanpa berpikir lama, Leo pun sadar dan merasa ditipu oleh Tulip.

"Tuliiipp kamu bohongin aku yaa?? Kamu bilang tadi kaki kamu sakit, mana pura-pura nangis lagi. Ih!" Ucap Leo dengan nada kesal karna merasa dibohongi Tulip.

"Maaf Leo, lagian kamu main ninggal-ninggal aku aja. Aku kan capek ngejar kamunya. Tapi serius deh, tadi muka kamu lucu banget. Khawatir banget ya sama aku?" Sekali lagi, Tulip tertawa dan yang sekarang tawanya muka terbahak-bahak.

Mendengar pertanyaan Tulip, seketika muka Leo memerah. Dia malu.

"Ih pipinya merah. Lucu deh." Goda Tulip.

"Tau ah. Aku mau pulang aja, aku sebel sama kamu. Udah bohongin aku, sekarang malah godain aku." Ucap Leo kesal.

"Iya iya..maafin aku, Leo. Aku begitu supaya kamu gak ninggalin aku, hehe. Ternyata kamu khawatir ya sama aku. Ciee..." Goda Tulip lagi sambil mencolek pipi Leo.

"Ih apaan sih Tulip. Engga kok, aku cuma--mmm.." Leo tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Dia bingung, karna dia sebenarnya memang mengkhawatirkan Tulip, tapi dia tidak mau mengakuinya. Dia malu.

Leo gengsi.

"Cuma apa? Hayoo..jujur ajaa.. kamu khawatir 'kan sama aku? Ayo ngaku Leooo!!!" Tanya Tulip sambil menarik-narik lengan baju Leo.

Leo malu. Dia merasa Tulip berhasil membuat dirinya kikuk dan membuat mukanya merah. Lagi.

Leo tidak mau membahas ini lagi, dia tak tahan jika harus menahan malu dan menahan jantungnya yang berdetak kencang seperti saat ini.

"Sudah lah tidak apa-apa. Ayo kita pulang, sudah mau Maghrib. Nanti mama aku nyariin." Ajak Leo

"Ah kamu gituu.. yaudah deh ayo." Jawab Tulip.

Dan mereka pulang dengan hati Leo yang masih berdetak kencang karna Tulip.

Ini karna Tulip.



--    

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang