Tulip Angelique

209 11 0
                                    


"Nih, gue beliin ini. Suka gak?"

Tiba-tiba Varo datang dan memberikan makanan dan minuman yang dia sengaja beli di kantin tadi untuk Luna. Varo tahu Luna tidak ke kantin karena dia sedang tidak ada uang. Ya, 'kan dompet Luna ada di Varo.

Luna pun mendongak ke arah Varo karena memang posisi Luna yang sedang duduk dan Varo yang bediri.

"Apaan nih? Buat gue?" Tanya Luna bingung sambil melihat ke arah makanan tersebut.

"Bisa liat, 'kan? Itu makanan. Iya buat lo." Jawab Varo santai sembari duduk di sebelah Luna.

Luna berkali-kali liat kearah makanan lalu ke Varo lagi dan begitu sampai tiga kali.

"Atas dasar apa lo ngasih gue beginian?" Tanya Luna heran.

Varo menghela nafas berat. Tak habis fikir, tinggal dimakan saja pake nanya, fikirnya.

"Udahlah, makan aja." Jawab Varo datar.

Luna begumam, "Lo gak sengaja mau ngeracunin gue, 'kan? Atau ini makanan asin banget lagi, kayak baso waktu itu." Tanya Luna mengejek.

Varo terbelalak, tajam sekali mulut Luna.

"Ya engga lah, sejahat itu apa gue?" Varo menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

"Ya bisa aja, 'kan. Lagian tumben banget lo."

"Udah buruan makan. Lagian tadi lo gak mau ikut ke kantin yaudah gue beliin aja itu makanan buat lo." Ucap Varo.

"Yaudah deh, makasih ya. Tumben banget nih." Luna terkekeh.

'Apapun buat lo, Lun.' Jawab Varo, tapi dia tahan di dalam hatinya. Varo hanya membalas dengan senyuman.

Lalu Luna pun menyantap makanan pemberian Varo. Luna makan dengan lahap. Padahal tadi pagi Luna sudah sarapan, tapi gaya makannya seperti belum makan beberapa hari.

Varo yang melihat Luna hanya bisa tersenyum simpul.


**


Luna menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya. Lelah sekali hari ini, batin Luna.

Sedari tadi dia memikirkan perubahan sikap Varo yang dari beberapa hari lalu. Aneh sekali, fikirnya. Luna fikir biasanya Varo sangat menyebalkan, sering sekali menjahili Luna. Tapi entah kenapa, sudah beberapa hari ini Varo berubah.

"Ya, seenggaknya perubahan dia gak nyusahin gue." Gumamnya kecil.

"Luna.. makan siang dulu, sayang." Suara nyonya besar—mama Luna terdengar mengajak makan.

"Iya mam, Luna ganti baju dulu." Lalu Luna beranjak dari kasurnya dan langsung mengganti pakaian sekolahnya menjadi pakaian santai.

Luna menuruni anak tangga dan menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada mama Luna dan Rico—kakak Luna. Kemudian Luna langsung duduk di tempat dengan wajah kusut lalu dia mengambil nasi dan lauk.

"Rico, besok papa pulang. Kamu bisa jemput papa, 'kan?" Tiba-tiba mama Luna bicara.

Luna menoleh kearah mamanya dengan tatapan senang, sudah lama dia tidak bertemu papanya. Luna rindu papanya.

"Papa pulang, mam? Aahh—Luna kangen banget sama papa." Ucap Luna dengan wajah senangnya.

"Iya sayang, papa lagi ada waktu liburan. Jadi besok pulang." Jawab sang mama.

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang